Kunjungan Fiktif Wakil Rakyat

Penulis

Minggu, 15 Mei 2016 22:56 WIB

Selalu saja ada kabar terjadinya penyelewengan di Dewan Perwakilan Rakyat. Kali ini soal manipulasi kunjungan kerja. Para anggota Dewan itu diduga melakukan kunjungan kerja fiktif yang berpotensi merugikan negara senilai Rp 945 miliar. Jika nantinya dugaan ini terbukti, penyelesaian hukum harus dilakukan. Tak cukup hanya membawanya ke sidang majelis etik.

Dugaan terjadinya penyelewengan itu muncul dari hasil analisis Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ihwal enam jenis kunjungan kerja DPR selama paruh pertama 2015. Keenam kunjungan kerja itu adalah persidangan III dan IV 2014-2015, persidangan I dan II 2015-2016, enam kali kunjungan kerja di luar masa reses 2015, serta kunjungan kerja sekali setahun.

Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan beberapa kejanggalan. Pertama, minimnya laporan pertanggungjawaban. Dari 545 anggota, hanya puluhan yang membuat laporan kegiatan kunjungan kerjanya. Mereka yang melaporkan ini pun kebanyakan hanya menyertakan bukti kuitansi penerimaan uang, sedangkan laporan belanja dan kegiatan tidak disertakan.

Ada dua kemungkinan mengapa mereka tidak melapor. Pertama, bisa saja kunjungan kerja terjadi tapi mereka malas menyusun laporan. Kemungkinan lain, kunjungan hanya diwakilkan kepada staf khusus atau malah sama sekali tidak pernah ada. Kemungkinan mana pun yang terjadi, hal ini tetap penyelewengan.

Indikasi lain penyelewengan adalah temuan tiket pesawat fiktif senilai Rp 2,05 miliar. Tiket-tiket yang tak terkonfirmasi itu menunjukkan adanya manipulasi biaya transportasi.

Advertising
Advertising

Anggaran kunjungan kerja anggota DPR tidak kecil. Untuk anggaran tahun 2015, misalnya, angkanya Rp 1,24 triliun. Jumlah itu dibagi ke setiap anggota untuk mengunjungi konstituen pada masa reses. Dalam setahun, mereka mendapat lima kali masa reses. Di luar itu, masih ada anggaran kunjungan non-masa reses. Pos-pos inilah yang rawan dimainkan dengan melakukan kunjungan kerja fiktif.

Parlemen dan fraksi-fraksi di DPR seharusnya mendukung penelusuran temuan BPK ini. Janganlah karena pelakunya sesama kolega lalu mereka saling melindungi. Menganggap kasus ini sekadar kesalahan administrasi akan kian merusak kredibilitas lembaga parlemen yang selama ini memang sudah jatuh.

Pada Juni nanti, BPK akan merampungkan hasil pemeriksaan terhadap anggaran DPR 2015. Sudah pasti, jika ada indikasi tindak pidana korupsi-termasuk dalam kasus kunjungan kerja fiktif ini-laporan itu akan sampai juga ke penegak hukum. Penegak hukum tak boleh ragu mengusut kasus ini sebagai kejahatan korupsi. Jika tidak, modus seperti ini akan terus diulang. Apalagi saban tahun anggaran pos kunjungan kerja semakin besar.

Berita terkait

Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

23 menit lalu

Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

Kuasa hukum eks Sekjen Kementan Kasdi Subagyono membenarkan bahwa Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah membahas soal mutasi kerabatnya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

26 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

Tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi Jepang di laga terakhir Grup C Piala Uber 2024, untuk perebutan juara grup, Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

37 menit lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

Meski kalah, Timnas U-23 Indonesia masih berkesempatan merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024 melalui perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

41 menit lalu

Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

Penjualan tiket konser Sheila on 7 di Pekanbaru itu begitu cepat diserbu Sheila Gank, nama penggemar band asal Yogyakarta itu.

Baca Selengkapnya

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

43 menit lalu

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

Mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok buruh lainnya yang juga melakukan aksi Hari Buruh di tempat yang sama.

Baca Selengkapnya

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

58 menit lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

1 jam lalu

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

Hasil lelang vespa kesayangan Babe Cabita akan digunakan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

1 jam lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

1 jam lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

1 jam lalu

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

Pertamina Patra Niaga menampik adanya penghapusan Pertalite menjadi Pertamax Green 95 di seluruh SPBU.

Baca Selengkapnya