Lelucon Politik Beringin

Penulis

Selasa, 17 Mei 2016 22:26 WIB

Lelucon datang dari mana-mana, termasuk dari arena Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, dua hari lalu. Politikus yang jatuh dari kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat karena persoalan etik, lalu dirokade untuk memimpin fraksinya, kini menang mudah dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar: Setya Novanto.

Terlepas dari calon lain yang kurang menarik, terpilihnya Setya cukup memprihatinkan. Hal ini menegaskan bahwa Partai Golkar tidak menganggap persoalan etik sebagai hal penting. Elite partai itu bersikap sangat pragmatis, hanya memenangkan calon dengan kekuatan dana paling besar.

Setya dikenal sebagai politikus kontroversial. Ketika menduduki kursi Ketua Dewan sejak 2 Oktober 2014, ia dinyatakan dua kali terbukti melanggar kode etik. Pertama, dia dihukum ringan berupa teguran karena menghadiri kampanye calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di New York, 3 September 2015.

Pelanggaran kedua berkaitan dengan pencatutan nama Presiden dalam pembahasan perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia.Mayoritas Majelis Kehormatan Dewan menyatakan ia terbukti melanggar kode etik dengan sanksi sedang, yang artinya Setya harus segera meninggalkan jabatannya. Dengan licin, sebelum palu keputusan diketukkan, Setya menyatakan mundur.

Humor sebenarnya sudah dimulai dari sini. Alih-alih menyingkirkannya dari gedung Dewan, Ketua Umum Aburizal Bakrie memindahkan Setya menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar. Setya bertukar tempat saja dengan Ade Komarudin, yang kemudian menjadi pesaing terdekatnya dalam pemilihan ketua umum. Sejak awal, persoalan etik hanya dianggap mainan.

Advertising
Advertising

Jauh sebelum memimpin DPR, Setya, yang menjadi anggota Dewan sejak 1999, disebut terlibat dalam sejumlah perkara. Sebut saja kasus dugaan korupsi pada proyek KTP elektronik dan dana proyek Pekan Olahraga Nasional XVIII di Riau. Dia juga diduga terlibat kasus impor beras ilegal Vietnam pada 2006. Dengan lilitan berbagai masalah itu, sebenarnya Golkar telah memilih ketua umum yang memiliki posisi politik lemah.

Bisa jadi posisi lemah sang ketua umum itulah yang justru merupakan keinginan pemerintah. Setidaknya, hal itu terlihat dari keaktifan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan dalam menyokong Setya Novanto di arena Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar.

Bukan kebetulan jika terpilihnya Setya berbarengan dengan perubahan sikap politik partai itu. Dari semula beroposisi, Golkar kini menyatakan mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mereka mengklaim keputusan meninggalkan koalisi pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pemilihan presiden tahun lalu itu "sesuai doktrin karya-kekaryaan".

Besar kemungkinan partai berlambang beringin ini akan menempatkan wakilnya di kabinet Jokowi. Golkar akan kembali ke habitatnya sebagai partai pemerintah. Humor politik mungkin masih akan berlanjut.

Berita terkait

Gagal Bawa PSG Juara Liga Champions, Posisi Luis Enrique di Kursi Pelatih Masih Aman

1 menit lalu

Gagal Bawa PSG Juara Liga Champions, Posisi Luis Enrique di Kursi Pelatih Masih Aman

Pelatih PSG, Nasser Al-Khelaifi, menegaskan bahwa Luis Enrique tetap melatih Les Parisien untuk musim depan meski gagal ke final Liga Champions.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Beri Catatan Soal Sirekap Menjelang Pilkada Serentak: Memang Tidak Bisa Digunakan

3 menit lalu

Hakim MK Beri Catatan Soal Sirekap Menjelang Pilkada Serentak: Memang Tidak Bisa Digunakan

Hakim MK kembali menyinggung soal Sirekap yang digunakan dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

6 menit lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Gus Muhdlor Ditahan, Wakil Bupati Sidoarjo Dilantik Jadi Plt Bupati

11 menit lalu

Gus Muhdlor Ditahan, Wakil Bupati Sidoarjo Dilantik Jadi Plt Bupati

Gus Muhdlor dilarang menjalankan tugas sebagai bupati jika sedang menjalani masa tahanan.

Baca Selengkapnya

Ambisi Akreditasi Unggul, IPB Terima Kunjungan Tim Penilai Lamemda dan Lamsama

13 menit lalu

Ambisi Akreditasi Unggul, IPB Terima Kunjungan Tim Penilai Lamemda dan Lamsama

Para asesor lembaga akreditasi mandiri mengunjungi IPB. Mengecek mutu dua program studi doktor.

Baca Selengkapnya

Mengenali Pesawat C-130J Super Hercules yang akan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

13 menit lalu

Mengenali Pesawat C-130J Super Hercules yang akan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat C-130 J Super Hercules buatan Lockheed Martin pesanan Indonesia

Baca Selengkapnya

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen, Simak Head-to-head dan Perkiraan Formasi

19 menit lalu

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen, Simak Head-to-head dan Perkiraan Formasi

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen akan tersaji pada laga kedua semifinal Liga Champions 2023-2024. Carlo Ancelotti punya rekor bagus.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Salah TPU saat Pemakaman Dorman Borisman

19 menit lalu

Peristiwa Salah TPU saat Pemakaman Dorman Borisman

Akhirnya, pelayat dan kerabat pun membawa kembali jenazah Dorman Borisman yang masih dalam keranda ke mobil ambulans.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Eks Kepala Rutan KPK Ditolak, Pengacara Tidak Sependapat dengan Putusan Hakim

22 menit lalu

Praperadilan Eks Kepala Rutan KPK Ditolak, Pengacara Tidak Sependapat dengan Putusan Hakim

Pengacara eks Kepala Rutan KPK menghormati putusan praperadilan meski tidak sependapat dengan hakim.

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

24 menit lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya