Komodo

Penulis

Minggu, 30 Oktober 2011 00:59 WIB

Putu Setia

Mari dukung Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia kategori alam. Ambil telepon seluler, ketik KOMODO, kirim ke 9818. Biayanya murah, hanya Rp 1 per SMS. Jangan takut, ini bukan SMS jebakan yang akan menguras pulsa Anda. Komodo tak memakan pulsa.

Kirim sebanyak-banyaknya. Lalu apa yang terjadi setelah Pulau Komodo menjadi salah satu dari tujuh keajaiban alam? Semua orang akan senang, apalagi Bapak Jusuf Kalla, yang kini menjadi Duta Komodo. JK mengatakan, jika predikat itu didapat, Provinsi Nusa Tenggara Timur akan menjadi "Bali kedua" dalam hal menggaet wisatawan. Komodo akan menjadi ikon pariwisata di NTT dan rakyat di kawasan ini menikmati kesejahteraannya. Luar biasa, hanya dengan SMS seharga Rp 1, Anda sudah mengentaskan masyarakat dari kemiskinan di kepulauan ini.

Dalam pikiran saya yang sederhana, wisatawan membanjiri NTT tentu karena Pulau Komodo. Saya belum melihat ada kawasan wisata yang siap jual di sana, meskipun potensi alamnya banyak yang bagus. Artinya, dalam satu dasawarsa ke depan, Pulau Komodo yang akan dituju wisatawan. Apa yang dilihat? Ya, komodo.

Celakanya, binatang purba ini tak mau diajak modern, tak mau diajak berpatungan menggaet wisatawan. Sudah ada penelitian, jika habitat mereka dirusak, populasi mereka tak akan berkembang. Semakin banyak komodo berinteraksi dengan manusia, semakin stres dia, sampai-sampai bunuh diri. Terbukti komodo yang ada di Kebun Binatang Surabaya bisa mati, padahal sudah dipelihara dengan bagus.

Bagaimana mengembangkan wisata komodo kalau ikon yang dijual itu tak bisa diajak bermusyawarah? Pelancong membutuhkan hotel, restoran, jalan aspal, mobil, air bersih, dan listrik. Komodo membutuhkan hutan, rawa, air kotor, dan bangkai hewan untuk makanannya. Kalau tak ada kompromi dan manusia gagal memecahkan masalah ini, wisata komodo tak akan berumur panjang.

Advertising
Advertising

Dunia wisata di Bali masih bertahan--meski tak lama lagi--karena ada dua ikon yang dimilikinya: budaya dan alam. Alam ciptaan Tuhan, budaya ciptaan manusia. Manusia Bali bukan komodo, mereka punya akal, pikiran, dan otak yang bisa dibuat modern. Mereka dulu bisa polos dan senang dipuji: teruskan mandi di sungai, teruskan bertani di sawah yang teraseringnya memukau itu, dan teruskan melakukan ritual yang penuh hura-hura tersebut. Turis senang, pengelola wisata kaya, orang Bali tetap miskin.

Karena bukan komodo, manusia Bali kini bertanya, "Kenapa sawah saya yang indah itu harus saya pertahankan, memangnya ada yang mengurusi irigasinya, pajak buminya saja naik terus? Kenapa saya harus melaksanakan ritual yang besar, yang membuat sengsara, apalagi pendeta Hindu sudah memperkenalkan ritual sederhana yang murah, memangnya ritual itu tontonan, kalau tontonan bayar, dong? Kenapa pura saya harus dikunjungi wisatawan, memangnya saya tak terganggu kalau bersembahyang?"

Pengelola wisata terus berkoar-koar: lestarikan budaya Bali. Sementara itu, orang Bali bersama pendetanya sudah menemukan format untuk melaksanakan ritual yang murah dan "tanpa enak ditonton". Maka yang masih dinikmati oleh turis nantinya hanya budaya dalam bentuk kesenian dan alam yang sudah compang-camping akibat ulah orang kaya.

Sementara kepariwisataan di NTT tak akan bernapas panjang karena ikonnya adalah komodo--yang tak bisa diajak modern--kepariwisataan di Bali juga tak panjang karena ikonnya adalah manusia--yang ternyata bisa modern dan bisa melihat ketidakadilan. Sayangnya, tak ada satu pun Menteri Pariwisata di negeri ini yang memikirkan bagaimana mengelola "pariwisata budaya dan alam" secara benar.

Berita terkait

Polisi Pastikan Tidak Ada Orang Lain di dalam Alphard Saat Brigadir RA Tembak Kepalanya

3 menit lalu

Polisi Pastikan Tidak Ada Orang Lain di dalam Alphard Saat Brigadir RA Tembak Kepalanya

Polisi menyatakan tidak ada orang lain di dalam Alphard saat Brigadir RA bunuh diri dengan cara menembak kepalanya.

Baca Selengkapnya

Ketua MK Pertanyakan Perbedaan Tanda Tangan di Dokumen Pemohon Sengketa Pemilu

4 menit lalu

Ketua MK Pertanyakan Perbedaan Tanda Tangan di Dokumen Pemohon Sengketa Pemilu

Ketua MK Suhartoyo mengungkapkan ada tanda tangan berbeda dalam dokumen permohonan caln anggota DPD Riau.

Baca Selengkapnya

Selain di Banten, PPP Sebut Suaranya di Jatim Pindah ke Partai Garuda

6 menit lalu

Selain di Banten, PPP Sebut Suaranya di Jatim Pindah ke Partai Garuda

PPP menuding suara partainya dalam pemilihan DPR RI di Jawa Timur, I, IV, VI, dan VIII pindah secara tidak sah ke Partai Garuda.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu CEO Microsoft Besok, Bahas Potensi Investasi Rp 14 Triliun

7 menit lalu

Jokowi Bertemu CEO Microsoft Besok, Bahas Potensi Investasi Rp 14 Triliun

Investasi Microsoft tersebut bakal tersebar dalam beragam bentuk termasuk salah satunya untuk pengembangan talenta digital.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 menit lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

9 menit lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Muhammad Ali Tolak Wajib Militer untuk Perang Vietnam, Gelar Tinju Dunianya Dicopot

11 menit lalu

Muhammad Ali Tolak Wajib Militer untuk Perang Vietnam, Gelar Tinju Dunianya Dicopot

Keputusan petinju Muhammad Ali tolak wajib militer berbuntut panjang. Pada 29 April 1967, gelar tinju kelas berat dunia dan lisensi tinjunya dicopot.

Baca Selengkapnya

Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan, Ramadhan Sananta Jadi Starter

12 menit lalu

Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan, Ramadhan Sananta Jadi Starter

Shin Tae-yong menurunkan Ramadhan Sananta sebagai starter laga Indonesia vs Uzbekistan untuk menggantikan Rafael Struick.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

18 menit lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut IUPK Vale Indonesia Sudah Terbit, Beroperasi sampai 2045

20 menit lalu

Bahlil Sebut IUPK Vale Indonesia Sudah Terbit, Beroperasi sampai 2045

IUPK Vale Indonesia terbit setelah perusahaan menuntaskan divestasinya ke MIND ID.

Baca Selengkapnya