Kursi

Penulis

Sabtu, 21 Januari 2012 22:25 WIB

Putu Setia

Kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat sangat mahal. Pernyataan ini sudah lama ada, sejak Orde Baru, Orde Reformasi, sampai "orde salah pilih" sekarang ini. Namun kata kursi itu diapit tanda petik menjadi "kursi". Berarti kiasan, yang dimaksud adalah jabatan.

Maklum, ketika sistem pemilihan umum legislatif memakai nomor urut, calon wakil rakyat harus menyetor sejumlah uang kepada pemimpin partai di daerah, lalu segepok duit lagi kepada pemimpin partai di pusat, agar nomornya kecil. Ketika sistem berubah memakai perolehan suara, ternyata jumlah uang yang keluar lebih banyak untuk membeli suara langsung di masyarakat. Apalagi rakyat semakin cerdas, uang diterima dari setiap calon sambil bersumpah akan mencoblosnya--dan rakyat yang cerdas itu tahu sumpah di depan "pemabuk jabatan" tak akan apa-apa. Walhasil, kita mendapatkan anggota DPR yang menanam modal terlalu banyak untuk "kursi", lalu berupaya selama menjabat mendapat "pengembalian" plus "bunga".

Itulah wajah parlemen kita sekarang. Orang-orang yang cerdik memanfaatkan peluang untuk menimbun harta--studi banding, dana reses, tunjangan komunikasi, sampai minta obat kuat. Lalu mencuri waktu untuk job di luar--ngurusi listrik tenaga surya, bisnis batu bara, calo anggaran--yang membuat sidang kosong melompong.

Sudah kelakuannya begitu, gaya bicaranya "tinggi", menunjukkan "aku yang lebih kuat". Lihat gaya mereka ketika berdialog dengan eksekutif. Main tuding, ucapan kurang etika, dan selalu menekan lawan bicaranya bak pengacara dalam sidang pengadilan--eh, ya, memang banyak mantan pengacara.

Advertising
Advertising

Apakah benar kita berada di era "demokrasi salah pilih", mengutip istilah yang dipopulerkan sebuah televisi swasta. Barangkali benar. Anggota parlemen mabuk menikmati "kursi" yang mahal itu, dan kini sudah pula datang kursi (tanpa tanda petik) yang juga mahal, Rp 24 juta sebuah. Kursi itu diimpor dari Jerman dengan pesawat terbang--kalau pakai kapal laut kelamaan, mungkin mereka tak sabar.

Dengan wajah parlemen seperti sekarang, tentu jauh berjarak dari kehidupan rakyat. Rakyat bergulat dengan sampah dan lumpur di saat musim banjir ini, wakil rakyat merasa ruangnya kurang wangi jika tak ada pewangi impor. Maka dianggarkanlah uang pewangi Rp 1,3 miliar--wong yang membuat anggaran dan menyetujuinya mereka, kok, eksekutif mau apa. Toilet dirombak (padahal di gedung bertingkat itu tak ada banjir), butuh anggaran Rp 2 miliar. Kalender dicetak dengan biaya miliaran untuk mengisi seluruh ruangan, eh, gambarnya kegiatan mereka juga--kok tak bosan melihat dirinya sendiri? Semestinya di gedung rakyat itu dipajang kalender "kelas rakyat", ada gambar petani membajak sawah, ibu-ibu membatik, anak kecil memahat, dan banyak lagi coraknya. Pasti gratis karena rakyat mau menyumbang kalender itu agar mereka diperhatikan--minimal diperhatikan gambarnya.

Soal kursi yang mahal itu, Ketua DPR Marzuki Alie meminta agar kursi tersebut dikeluarkan dan dikembalikan. Ini menusuk perasaan rakyat, kata dia, sambil bertanya: apa lagi yang bisa dikeluarkan dari ruangan yang mewah ini? Belum ada yang usul kepada Marzuki apa yang mesti dikeluarkan lagi. Kalau suara rakyat diperhatikan, baik lewat percakapan sehari-hari maupun lewat jejaring sosial, ada yang perlu dipikirkan untuk dikeluarkan dari gedung parlemen Senayan. Yakni, orang-orang yang duduk di kursi Dewan itu, kembalikan ke habitat mereka yang benar. Lalu mari kita kaji bersama sebuah sistem pemilihan untuk mendapatkan wakil rakyat yang betul-betul tahu rakyat, dari keluhannya sampai baunya.

Berita terkait

3 Poin Deklarasi Oposisi Ganjar Pranowo terhadap Pemerintahan Prabowo

9 menit lalu

3 Poin Deklarasi Oposisi Ganjar Pranowo terhadap Pemerintahan Prabowo

Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mendeklarasikan untuk beroposisi terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Berikut 3 poin deklarasi Ganjar.

Baca Selengkapnya

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?

10 menit lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?

Apa itu pelat nomor khusus dan bagaimana aturannya termasuk saat masuk wilayah sistem ganjil-genap?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengaktifkan Kembali Kartu Telkomsel yang Sudah Mati

13 menit lalu

Begini Cara Mengaktifkan Kembali Kartu Telkomsel yang Sudah Mati

Telkomsel menyediakan cara mudah untuk mengaktifkan kembali nomor yang telah mati atau hangus. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Sebut Tanggung Jawab Masalah KIP Kuliah Ada di Kampus, Pengamat: Jangan Cuci Tangan

19 menit lalu

Kemendikbud Sebut Tanggung Jawab Masalah KIP Kuliah Ada di Kampus, Pengamat: Jangan Cuci Tangan

KIP Kuliah merupakan program untuk peningkatan akses masyarakat bisa kuliah.

Baca Selengkapnya

BigHit Music Buka Audisi di Jakarta, Kapan Jadwalnya?

23 menit lalu

BigHit Music Buka Audisi di Jakarta, Kapan Jadwalnya?

Label grup BTS, BigHit Music akan mengadakan audisi global untuk menjaring calon peserta pelatihan pria dari 2 Mei sampai 31 Agustus 2024

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Ungkap Lapangan Latihan Timnas U-23 Indonesia di Prancis Tak Sesuai Standar

25 menit lalu

Shin Tae-yong Ungkap Lapangan Latihan Timnas U-23 Indonesia di Prancis Tak Sesuai Standar

Shin Tae-yong mengatakan Lapangan latihan Timnas U-23 Indonesia di Prancis berbeda dengan yang ada di Qatar.

Baca Selengkapnya

Viral Cokelat Rp1 Juta Kena Pajak Rp9 Juta, Bea Cukai: Ada Tas Chanel-nya

27 menit lalu

Viral Cokelat Rp1 Juta Kena Pajak Rp9 Juta, Bea Cukai: Ada Tas Chanel-nya

Sebuah unggahan video Tiktok tentang cokelat dari luar negeri senilai Rp1 juta dikenakan bea masuk Rp9 juta viral, ini penjelasan Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024

28 menit lalu

Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024

Nama Ahok dan Anies masuk dalam bursa calon gubernur Pilkada DKI Jakarta 2024. Bahkan keduanya disandingkan sebagai duet Ahok-Anies.

Baca Selengkapnya

Gibran Ungkap Partai Pendukung Sudah Sodorkan Nama untuk Menteri: Keputusan di Tangan Pak Prabowo

30 menit lalu

Gibran Ungkap Partai Pendukung Sudah Sodorkan Nama untuk Menteri: Keputusan di Tangan Pak Prabowo

Gibran mengatakan partai-partai sudah menyodorkan nama-nama untuk posisi menteri di kabinet pemerintahan Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

5 Bukti Orang Utan Primata yang Cerdas dan Mirip Manusia

31 menit lalu

5 Bukti Orang Utan Primata yang Cerdas dan Mirip Manusia

Orang utan memiliki kemiripan DNA 96.4 persen terhadap manusia, mereka termasuk primata cerdas yang beradaptasi dengan baik di alam maupun tempat penangkaran.

Baca Selengkapnya