Para 'Tercela' di Panggung Golkar

Penulis

Minggu, 29 Mei 2016 22:43 WIB

Dagelan politik yang ditampilkan Partai Golkar tak berhenti di Bali. Setelah dalam musyawarah nasional luar biasa mereka memilih ketua umum yang integritasnya penuh catatan belang, kini muncul daftar nama bermasalah yang disebut-sebut akan masuk menjadi pengurus partai. Jika nama-nama itu benar terpilih, semakin sulit bagi Golkar untuk memperbaiki citra negatifnya selama ini.

Beberapa mantan narapidana korupsi, seperti Nurdin Halid dan Fahd El Fouz A Rafiq, terlihat memegang posisi kunci. Ada pula nama Sigit Haryo Wibisono, yang disebut akan dipilih menjadi Ketua Pemenang Pemilu Wilayah Jawa Timur. Sigit adalah terpidana dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnain. Dia dihukum 15 tahun penjara. Sejumlah nama lain tercatat sebagai tersangka kasus korupsi yang sedang berjalan.

Kalau mereka benar menjadi pengurus partai, Golkar telah melanggar aturannya sendiri. Menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, ada pakem dan aturan dalam menentukan kader untuk menduduki posisi di kepengurusan partai yang harus dipatuhi. Golkar mencantumkan asas PDLT-singkatan dari prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tak tercela-sebagai kriteria penyaring.

Apakah pemimpin baru Golkar menganggap koruptor dan orang yang terlibat dalam pembunuhan bukan orang tercela? Jika jawabannya "ya", konstituen Golkar semestinya mengoreksi partai ini. Mereka harus mengkaji ulang, apakah tetap layak mendukung Golkar atau sebaliknya: menempatkan mereka sebagai tak lebih dari warisan rezim masa lalu yang akan terus-menerus menjadi beban.

Para kader partai yang masih cukup waras dan punya martabat harus pula angkat bicara. Menerima dan masuk kepengurusan bersama orang-orang tercela itu sama saja dengan merendahkan diri dan menjadi setara dengan mereka. Rakyat, yang kini jauh lebih cerdas, tentu akan mencatat dan mengingat bahwa partai semacam ini tak boleh dicoblos lagi dalam pemilihan umum mendatang.

Advertising
Advertising

Yang akan ikut tercoreng kemudian adalah wajah pemerintahan Jokowi-Kalla. Pesan yang tampil dalam sandiwara musyawarah di Bali begitu gamblang: ada restu Istana di balik terpilihnya Setya Novanto. Ada barter politik di sana. Novanto memastikan dukungan Golkar kepada pemerintah, dan beberapa kursi menteri mungkin akan menjadi jatah mereka.

Dan sampai di sini, kita boleh risau akan skenario berikutnya yang bisa saja terjadi: bagaimana jika orang-orang bermasalah itu, sebagai imbalan karena dukungan partainya ke pemerintah, terpilih sebagai menteri atau pejabat?

Adalah urusan internal Golkar untuk memilih siapa yang menjadi pengurusnya. Tapi, ketika Golkar berkoalisi dengan pemerintah, dan orang-orang bermasalah di sana ikut menentukan kebijakan publik, khalayaklah yang akan dirugikan.

Berita terkait

Alasan Partai Gelora Tolak PKS Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

1 menit lalu

Alasan Partai Gelora Tolak PKS Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak Partai Keadilan Sejahtera atau PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

5 menit lalu

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

9 menit lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

11 menit lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya

IU Bawakan 27 Lagu Selama 3 Jam Konser di Jakarta, Semangat Fanchant dan Banjir Konfeti

11 menit lalu

IU Bawakan 27 Lagu Selama 3 Jam Konser di Jakarta, Semangat Fanchant dan Banjir Konfeti

IU terpukai dengan UAENA Indonesia yang tidak berhenti bernyanyi bersama selama konser yang berlangsung selama 3 jam.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

14 menit lalu

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

Light Rail Transit atau LRT Jabodebek mencatat jumlah pengguna selama Triwulan pertama 2024 mencapai 3.841.554 orang.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

17 menit lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

19 menit lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024

19 menit lalu

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Keberhasilan Uzbekistan mencatatkan statistik apik tak lepas dari peran penting para pemainnya selama Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Ada Pemohon Sengketa Pileg Tak Hadir di MK, Saldi Isra: Berarti Tidak Serius

19 menit lalu

Ada Pemohon Sengketa Pileg Tak Hadir di MK, Saldi Isra: Berarti Tidak Serius

Hakim MK Saldi Isra menegur sejumlah pemohon sengketa pileg yang tidak hadir dalam sidang pada hari ini.

Baca Selengkapnya