Gempa Demokrat

Penulis

Sabtu, 18 Februari 2012 22:35 WIB

Putu Setia

Ada apa dengan Partai Demokrat? Karena ini bukan judul film, saya perlu komentar orang lain, ada apa sebenarnya. Tapi saya tak bertanya ke pengamat yang sering muncul di televisi. Pasti jawabannya panjang-lebar, beliau kan serba tahu. Bertanya ke budayawan seperti Soedjiwo Tejo dan Arswendo juga kurang pas. Jawabannya pasti mengambang. Ke Ruhut Sitompul? Ah, jangan, beliau orang dalam. Belum apa-apa pasti akan keluar: "yang saya banggakan dan yang saya kagumi Bapak SBY...."

Saya ingin mendapatkan komentar dari orang desa, yang biasa-biasa saja. Bodoh sedikit, tak apa, yang penting mengikuti masalah. Dia tetangga saya, pedagang ayam. Ada apa dengan Demokrat, tanya saya. Jawabannya: "Tak ada apa-apa, hanya kalah dalam perang opini."

Jangan kaget kalau jawabannya dengan bahasa tinggi, dia sering ke berbagai kota. "Demokrat tak punya media, sementara partai lain punya jaringan media yang bisa menjadi senjata ampuh memenangkan opini. Kan hanya dua televisi itu yang cerewet dengan Demokrat, satu dimiliki ketua umum partai pesaingnya, satu lagi dimiliki partai baru yang siap ikut pemilu. Jelas dong mereka ingin Demokrat hancur."

Analisis konyol, kata saya. Dia terbahak: "Ya, namanya orang bodoh, yang dilihat apa yang tak dilihat orang kota yang pintar." Saya menggugat: "Televisi dan media yang lain kan juga menayangkan aib Demokrat?" Lagi dia tertawa: "Kan cuma menayangkan fakta, bukan mencecar dan mengais-ngais terus sisi buruk Demokrat. Sebenarnya bagus juga kalau keburukan partai lain dikais-kais, kan semua partai sama. Masalahnya, siapa yang memegang kendali opini itu."

Advertising
Advertising

Waduh, tambah konyol lagi, pikir saya. Saya tak lagi berdebat, takut ketularan bodoh, meskipun saya juga tak pernah pintar, buktinya tak pernah muncul di televisi. Saya harap komentar pedagang ayam itu dilupakan saja.

Tapi "ada apa dengan Demokrat" terus mengganggu. Kenapa petingginya mudah diadu dan terjebak dalam perseteruan diam-diam? Jangan-jangan ideologi partai ketika Demokrat didirikan belum matang benar, sehingga yang berkumpul adalah orang dari berbagai ideologi--persis di awal Orde Baru ketika Soeharto memaksa organisasi kemasyarakatan bergabung di Sekber Golkar. Tapi Soeharto tegas, keras, dan otoriter. Beda dengan SBY, yang hati-hati, kalem, santun, demokratis, sehingga Ruhut sering mengulang: "yang saya banggakan."

Di Demokrat bergabung penguasa muda yang kaya-raya, seperti Nazaruddin dan kakaknya, mantan Puteri Indonesia Angelia Sondakh, mantan Ketua Umum HMI, mantan wartawan, mantan pengacara populer, mantan politikus partai lain, yang barangkali kumpulan ini belum mencampur-baurkan ideologi yang dibawanya. Ada yang "memuja uang", ada yang "memuja ketenaran", ada yang "memuja penampilan". Jadi, kesehariannya ada yang mengumpulkan duit tak peduli haram atau halal, ada yang menguber wartawan agar dirinya diwawancarai, ada yang sibuk memikirkan baju apa yang harus dipakai dan bagaimana cara berjalan ke podium. Kini "pemuja uang" seperti Nazar terlempar dengan sakit, dan tentu dia tak mau "sakit sendiri". Kumpulan itu pun menjadi berantakan karena partai ini tidak dipimpin oleh Soeharto yang otoriter, melainkan oleh SBY yang sangat negarawan dan demokratis--seperti kata Ruhut.

Namun saya pikir tak ada "tsunami" di Demokrat. Yang ada gempa kecil yang tak merobohkan bangunan. Perlu ditopang oleh kesadaran pentingnya kesamaan ideologi dan tentu saja--kalau percaya pedagang ayam tadi--janganlah terjebak perang opini, wong tak punya media. Berbuat apa pun selalu salah.

Berita terkait

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

1 menit lalu

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

Dua hari lalu terjadi hujan meteor yang bisa dilihat di langit dari Indonesia, Meteor dan Meteorid ternyata berbeda, begini selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

7 menit lalu

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.

Baca Selengkapnya

Jadwal Live Liga Champions Rabu Dinihari 8 Mei 2024: Leg 2 Semifinal PSG vs Borussia Dortmund

9 menit lalu

Jadwal Live Liga Champions Rabu Dinihari 8 Mei 2024: Leg 2 Semifinal PSG vs Borussia Dortmund

Jadwal Liga Champions pada Rabu dinihari, 8 Mei 2024, akan menampilkan satu pertandingan leg kedua semifinal. PSG akan menjamu Borussia Dortmund.

Baca Selengkapnya

Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-36: Bagaimana Peluang Manchester United Lolos ke Eropa setelah Keok 0-4 dari Palace?

22 menit lalu

Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-36: Bagaimana Peluang Manchester United Lolos ke Eropa setelah Keok 0-4 dari Palace?

Manchester United terancam tak lolos ke kompetisi Eropa musim depan setelah kalah 0-4 dari Crystal Palace pada pekan ke-36 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Begini Kondisi Bangunan Masjid Al Barkah yang Mangkrak Ditinggal Kontraktor

22 menit lalu

Begini Kondisi Bangunan Masjid Al Barkah yang Mangkrak Ditinggal Kontraktor

Kontraktor proyek Masjid Al Barkah tak kunjung menyelesaikan bangunan itu. Padahal pengurus masjid telah menyerahkan uang Rp 9,75 miliar.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

27 menit lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Manchester United Kalah 0-4 di Markas Crystal Palace, Christian Eriksen Sebut Sebuah Kekecewaan Besar

38 menit lalu

Hasil Liga Inggris: Manchester United Kalah 0-4 di Markas Crystal Palace, Christian Eriksen Sebut Sebuah Kekecewaan Besar

Manchester United mendapat malu dan kalah 0-4 di kandang Crystal Palace pada pertandingan pekan ke-36 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

52 menit lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

52 menit lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

52 menit lalu

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

Selama periode Met Gala 2024, Hotel The Mark menerima sekitar 60 tamu

Baca Selengkapnya