Gagasan Dewan Rating

Penulis

Kamis, 23 Juni 2016 00:35 WIB

Aliansi Jurnalis Independen Jakarta menyodorkan gagasan menarik. Setelah melakukan riset, lembaga ini mengusulkan pembentukan Dewan Rating untuk program siaran televisi. Tugasnya, membuat standar minimal dan prosedur pelaksanaan pemeringkatan televisi, mengaudit, serta mengakreditasi perusahaan penyelenggara rating.

Usul ini layak diperhatikan karena rating mempengaruhi dua pihak yang berkepentingan sekaligus. Bagi perusahaan media, pemeringkatan menjadi penentu hidup-matinya sebuah program siaran. Program dengan rating jeblok harus cepat-cepat disetop lantaran tidak disukai pengiklan.

Bagi penonton, rating menentukan jenis tayangan yang hendak mereka tonton. Sebab, stasiun televisi berlomba-lomba memproduksi tayangan dengan resep sama, demi mengekor tayangan yang memiliki rating tinggi. Akibatnya, jenis tayangan di berbagai stasiun televisi cenderung seragam.

Persoalan muncul karena tingginya pengaruh rating tidak diimbangi dengan struktur industrinya. Karena jumlah pemainnya terbatas di Indonesia bahkan hanya satu perusahaan--karakter industri penyelenggara rating cenderung monopolistik. Ditambah tak adanya lembaga yang berwenang menguliti isi perut perusahaan rating, transparansi dan akuntabilitas hasil rating dipertanyakan.

Salah satu metodologi pemeringkatan yang juga sering dipersoalkan adalah tingkat ketersebaran sampel. Selama belasan tahun penyelenggara rating melakukan survei secara terbatas di kota-kota besar, dengan sebaran terbesar di Jakarta. Mudah diduga, hasil yang tecermin pada rating merupakan selera kota-kota besar, yang belum tentu sesuai dengan kota-kota lainnya.

Advertising
Advertising

Ketimpangan ini dikhawatirkan memunculkan dominasi budaya-seperti gaya hidup kota besar yang konsumtif dan menyeragamkan budaya Indonesia yang majemuk. Belum lagi pertanyaan mengenai profil penonton yang direkam oleh perangkat people-meter milik penyelenggara rating. Apakah responden yang disasar adalah orang dengan tingkat pendidikan yang memadai atau tidak.

Karena besarnya pengaruh rating, tidak salah jika masyarakat menuntut penyelenggaranya menginformasikan secara terbuka ihwal metodologi pengukuran. Metode yang dipakai harus dapat dipertanggungjawabkan. Dengan terpenuhinya prinsip transparansi dan akuntabilitas, pengguna data dan publik akan percaya pada data rating. Kecurigaan mengenai cacat metode pun bisa dikurangi.

Bila tidak ada inisiatif dari industri untuk membuat Dewan Rating, negara bisa berinisiatif mendirikan Dewan Rating yang beranggotakan perwakilan pengguna data rating, Komisi Penyiaran Indonesia, kelompok masyarakat, dan akademikus. Argumentasinya, penyiaran menggunakan frekuensi publik sehingga negara berhak mengatur penyelenggara rating.

Dengan proses yang transparan, hasil pemeringkatan tayangan televisi akan bisa dipercaya. Hal itu mendorong lahirnya program siaran berkualitas.

Berita terkait

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

59 menit lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

2 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

3 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

3 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

4 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

4 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

4 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

4 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

5 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya