Banten

Penulis

Senin, 27 Februari 2012 00:00 WIB

Banten, abad ke-17, adalah sebuah kasus dalam sejarah ketika dunia luar tak lagi "luar", ketika batas lokal dan internasional bercampur-baur dan peradaban terjadi.

Sebuah buku yang baru terbit kembali versi bahasa Indonesianya, terdiri atas telaah sejarawan Claude Guillot, Banten: Sejarah dan Peradaban Abad X-XVII, yang diterbitkan cole Franais d'Extrme-Orient, menggambarkan suasana pertemuan dan benturan dalam arus globalisasi pertama di Asia masa itu. Tak seluruhnya apik, tak seluruhnya buruk.

Dalam catatan Edmund Scott, orang Inggris yang tinggal di Banten pada 1603-65, kehidupan menakutkan. Kebakaran dan pembunuhan menguasai wilayah itu. Scott punya pengalaman traumatis: ia lihat sendiri bunuh-membunuh antara kaum bangsawan dan para saudagar yang dipimpin ponggawa kerajaan, seorang keturunan Tamil.

Bagi Scott, Banten adalah negeri maut. Tanahnya tertutup rawa, beracun, kumuh, dan gersang. Hasil bumi hanya biji lada. Dan bagi Scott, orang Banten malas dan "haus darah".

Mungkin saja kesimpulan Scott lahir dari ketakutan yang akut terhadap mereka yang di luar dunianyayang menyebabkan juga ia dengan bengis menghukum penduduk lokal yang mencoba mencoleng. Ia bakar bagian dalam kuku jari orang itu dengan besi panas, sebelum dicabut. Setelah ditancapkan sekrup besi di tulang lengan, si terhukum dimasukkan ke sel penjara "di mana semut-semut putih.. menyeruak ke dalam lukanya".

Advertising
Advertising

Bagi Scott, ada tembok yang membedakan yang "Banten" yang "asing" dan "maksiat" dengan yang "Inggris" atau yang "Kristen". Ia buas terhadap pencoleng setempat, tapi, seperti dikatakan Guillot, tak menganggap sebagai pencurian perompakan kapal yang sering dilakukan orang Eropasebuah kejahatan yang selalu disertai pembunuhan.

Awal abad ke-17 adalah awal konflik bersenjata di antara orang-orang Eropa di Banten. Perdagangan lada antara Banten dan Cina membawa hasil besar. Orang Portugis, yang sejak sebelum pertengahan abad ke-16 telah berada di ujung barat Pulau Jawa itu, kemudian ambil peran dalam bisnis ini. Tapi mereka akhirnya menimbulkan permusuhan dengan penguasa Bantendan para saudagar Belanda yang menginginkan monopoli mengambil celah ini.

Ketika orang Portugis datang kembali dengan sebuah armada besar, di Teluk Banten sudah hadir lima kapal Belanda. Di hari Natal 1601, perang laut yang dahsyat pecah. Armada Portugis kalah. Sejak itu orang Portugis tak lagi berusaha menghalangi kehadiran orang Belanda di perairan Nusantara; mereka pun meninggalkan Banten selama kurang-lebih 70 tahun. Sebagai gantinya, mereka mengalihkan perdagangan mereka ke Makassar.

Antara 1640 dan 1660, ekonomi Makassar maju pesat. Di bawah Sultan Mohamad Said dan Hasanuddin, ada Perdana Menteri Karaeng Pattingaloang dan Karaeng Karunrung. Keduanya tampak bergairah menimba ilmu pengetahuan Eropa: mereka tak hanya berbicara lancar dalam bahasa Portugis dan Spanyol, tapi juga membaca pelbagai buku dalam kedua bahasa itu yang mereka jadikan bagian penting perpustakaan.

Seperti Makassar, juga Banten maju. Kedua kerajaan itu berhubungan akrab. Keduanya juga menjalin hubungan dagang dengan Manila, di Filipina. Waktu itu di sana berlaku mata uang real yang berasal dari Meksiko. Real dari perak ini sangat dibutuhkan dalam perdagangan di Asia: jumlah mata uang yang ada terbatas, dan para saudagar Eropa di wilayah timur itu harus menunggu kedatangan kapal yang membawa uang tunai. Dalam keadaan itu, mereka tak bisa membeli produk lokal di saat yang tepat. Maka Manila penting.

Bahwa pada Maret 1663 sebuah kapal Kesultanan Banten berangkat ke kota di Filipina itu menunjukkan bahwa Sultan Ageng Tirtayasa mengetahui apa yang disebut sebagai "rahasia Manila" itu. Ia siap dengan kapal-kapal Banten; ia menyewa sejumlah orang "asing": nakhoda Inggris.

Orang asing tak selamanya diterima dengan mudah dalam sejarah Banten, tapi para penguasa wilayah ini agaknya punya pengertian tersendiri tentang batas "asing" dan "bukan asing". Seperti tampak dalam sebuah peta tahun 1596, di Banten ada yang tak terdapat dalam kerajaan di Jawa umumnya: para pegawai tinggi dan pedagang besar adalah orang yang datang dari negeri lain. Mereka berdiam dalam kota berbenteng. Bahkan seorang Tamil memegang pucuk administrasi pemerintahan di bawah raja.

Mereka bukan bangsawan; dan memang untuk beberapa lama terjadi konflik bersenjata antara para pangeran dan pendukung ponggawa Tamil itu. Tapi kemudian berakhir. Di bawah Sultan Ageng, ada seorang keturunan Cina, Kaytsu namanya. Berkat ikhtiarnya Banten punya armada niaga yang besar, hingga kerajaan terlibat dalam perdagangan luar negeri. Dia membuka jalur perdagangan ke Manila, Taiwan, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Kapal yang besar pun dipesan dari Rembang, Jawa Tengah, tempat pertukangan yang terkenal, dan kapal pertama bahkan dilayarkan ke Coromandel di India.

Banten pun makmur dan maju. Dalam pada itu, Sultan Ageng membangun. Ada Kiai Ngabehi Cakradana. Orang ini berperan penting dalam perubahan tata kota Banten antara 1651 dan 1682. Ia mendirikan kompleks permukiman, membuat benteng dan jembatan batusebuah teknik yang sebelumnya tak dikenal di Jawa. Seperti Kaytsu, Cakradana, yang bermula sebagai pandai besi, juga keturunan Cina. Dan bersama Kaytsu, ia "berbagi pengabdian sepenuh hati" kepada Raja.

Dunia, di Banten dan Makassar di abad ke-17, tampak menyediakan banyak hal di luar pintu. Tapi apakah arti "luar"? Sultan Ageng bukan orang macam Scott. Ia tak menegakkan tembok yang kedap. Dan ternyata ia mengakhiri kejayaannya dalam sengketa dengan sesuatu yang di "luar" tapi juga "di dalam": putranya sendiri.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

2 menit lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Kembali Ditangkap atas Kasus Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi hingga Obat Keras

5 menit lalu

Rio Reifan Kembali Ditangkap atas Kasus Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi hingga Obat Keras

Polres Metro Jakarta Barat menangkap aktor Rio Reifan dalam kasus penyalagunaan narkotika di kediamannya di Jakarta Barat pada Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

12 menit lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Soal Putusan MK: Perjuangan Tidak Sia-sia

17 menit lalu

Anies Baswedan Soal Putusan MK: Perjuangan Tidak Sia-sia

Anies Baswedan menyatakan langkah barisannya melakukan gugatan dugaan kecurangan Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK) bukanlah hal sia-sia.

Baca Selengkapnya

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

22 menit lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

8 Kampus Swasta yang Menyediakan Beasiswa Pakai Skor UTBK SNBT

27 menit lalu

8 Kampus Swasta yang Menyediakan Beasiswa Pakai Skor UTBK SNBT

Gagal UTBK SNBT 2024? Manfaatkan skor UTBK di kampus swasta berikut ini.

Baca Selengkapnya

PPP Soal Arsul Sani Tangani Sengketa Pileg: Siapa yang Melarang?

36 menit lalu

PPP Soal Arsul Sani Tangani Sengketa Pileg: Siapa yang Melarang?

PPP tidak memiliki urusan apa pun dengan hakim MK Arsul Sani dalam gugatan Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

42 menit lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Tinggi Peminat, Lokasi Konser Radwimps Pindah dari BCIS Ancol ke JCC Senayan

42 menit lalu

Tinggi Peminat, Lokasi Konser Radwimps Pindah dari BCIS Ancol ke JCC Senayan

Untuk mengakomodasi permintaan besar penggemar, lokasi konser Radwimps pindah ke Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

Baca Selengkapnya

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

43 menit lalu

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus memantau dampak gempa di wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya