Caesar

Penulis

Senin, 12 Maret 2012 00:00 WIB

Pertengahan Maret pernah jadi sebuah hari yang menentukan. Orang Inggris menyebutnya "the ides of March". Di hari itu, 44 Sebelum Masehi, Julius Caesar dibunuh sekelompok tokoh politik Romawi; ia ditikam di tangga Senat dan tewas dengan 23 luka.

Shakespeare menulis tragedi Julius Caesar di tahun 1599 (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Muhammad Yamin di tahun 1920-an). Di babak kedua lakon yang termasyhur ini tampak adegan di kamar istana, tatkala malam berderak-derak oleh petir. Caesar, penguasa Roma itu, dalam baju tidur, mendengarkan ketakutan istrinya, Calpurnia.

Perempuan itu bermimpi tentang patung suaminya yang memancurkan darah. Orang-orang Roma yang perkasa datang mencuci tangan mereka ke sana, sambil tersenyum.

Calpurnia biasanya tak percaya kepada mimpi, tapi kali ini ia takut. Sebab ia juga mendengar orang istana melihat tanda-tanda: seekor singa betina melahirkan di jalan-jalan, kuburan memuntahkan mayat, kesatria-kesatria berperang sengit di angkasa, dan darah mengucur bagaikan hujan di atas Gedung Kapitol. "Bising pertempuran menggemparkan udara, kuda-kuda meringkik, orang sekarat mengaduh, dan jin-jin memekik."

Ia minta agar suaminya jangan ke luar rumah. Caesar mengabaikannya.

Advertising
Advertising

"Pengecut mati berkali-kali sebelum napas penghabisan, pemberani mati hanya satu kali," katanya.

Pemberanikah dia hingga tak mengacuhkan isyarat gelap dari yang gaib? Bukan. Caesar tetap membuka kuping untuk peramal dan perantara dewa-dewa. Ia menyuruh pelayan mengadakan persembahan dan menunggu apa pesan dari langit. Ia bukannya tak percaya kepada mimpi dan pesan itu, tapi tafsirnya berbeda.

Ia lebih memilih tafsir yang dikemukakan Decius, yang sebenarnya menjebaknya: patung yang memancurkan darah yang ditampung orang-orang Roma itu menandai bahwa mereka mendapatkan sumber hidup dari Caesar; mereka datang menunjukkan takzim.

Mudah membayangkan Caesar, panglima perang dan penakluk benua, sebagai pemberani. Tapi Shakespeare menggambarkan sosoknya lebih kompleks. Ada fatalisme dalam sikapnya menghadapi Maut. "Bagaimana sesuatu yang telah dewa-dewa rancang akan bisa dihindarkan?" katanya.

Tapi dalam pada itu, Caesar, dengan kata-kata yang berderet, meletakkan diri di atas manusia lain, di atas apa pun, bahkan di atas Bahaya. Ia lahir bersama Bahaya, katanya, tapi ia lebih tua dan lebih mengerikan. Di depan orang yang memohon belas kasihnya ia bandingkan dirinya dengan Bintang Utara di langit: konstan, teguh, bukan seperti ribuan bintang lain. Ia Gunung Olympus yang tak bisa digeser, apalagi tergerak oleh tangis dan sikap yang meminta-minta.

Itu sebabnya, tafsir yang dipilihnya dari mimpi Calpurnia adalah tafsir yang menggelembungkan dirinya. Ia mengabaikan kemungkinan bahwa Decius memberikan tafsir yang salahbahkan menyesatkan.

Saya tak akan mengatakan Caesar orang yang benar-benar berani. Ia malu kelihatan lemah. "Aku malu menyerah kepada ketakutanmu, Calpurnia," katanya sebelum melangkah ke luar. Keputusannya untuk berangkat ke Senat bukan merupakan perlawanan terhadap bahaya yang menakutkan, sebab ia, seperti sudah disebut tadi, menganggap diri di atas bahaya. "Danger knows full well/That Caesar is more dangerous than he," katanya membusungkan dada.

Bagaimana ia bisa disebut berani bila berani adalah lawan dari ketakutan? Keberanian hanya punya makna jika ketakutan hendak mengalahkannya.

Saya ingat novel Mochtar Lubis yang sangat bagus, Jalan Tak Ada Ujung. Guru Isa hidup penuh ketakutan di hari-hari ketika tentara Belanda menduduki Jakarta dan perlawanan dari bawah tanah anak-anak muda berlanjut. Ia begitu takut hingga ia impoten. Tapi akhirnya, setelah ia ditangkap dan disiksa pasukan pendudukan, guru itu menerima ketakutannya dengan mudah; ia melampaui itu. Ia melampaui keteguhan Hazil, pemuda yang tak kenal takut itu, yang justru tak kuat dipukuli serdadu musuh. Guru Isa bermula dari ketakutan; bukan ketakaburan.

Caesar lain. Benar, akhirnya ia hanya mati satu kali, tapi dengan sikapnya di pucuk kekuasaan itu ia juga hanya hidup satu kali.

Kita ingat adegan di babak ketiga. Para senator berhasil membunuhnya: mereka yang membencinya, yang mendendam kepadanya, dan yang, seperti Brutus, hendak mencegahnya jadi maharaja yang berkuasa mutlak atas Republik. Saat yang tragis di adegan ini ialah ketika ia melihat Brutus termasuk orang yang ikut menghunjamkan pisau. Brutus, orang yang paling tak punya pamrih, bahkan tak punya kebencian, ternyata hendak membinasakannya juga. Caesar pun berseru: "Dan kau juga, Brutus! Maka jatuhlah Caesar!"

Ia jatuh bukan karena tubuhnya tertikam dan kehabisan darah. Ia jatuh karena akhirnya ia tahu ia sendirian; ia tak punya lagi Brutus, tak punya lagi orang lain yang jadi penopang legitimasi.

Kita ingat kata-kata Chairil Anwar untuk Diponegoro di medan perang, "Sekali berarti/Sudah itu mati." Tapi "arti" yang diperoleh Caesar, nilai yang mendorongnya untuk maju, adalah keagungan diribukan untuk orang lain. Sebab, bagi Caesar, orang lain hanya ada untuk mengukuhkan keunggulan dirinya dan kekuasaannya.

Itu sebabnya, bila ada keberanian dalam sikapnya di pertengahan Maret 44 SM itu, sikap itu tak punya momen yang patah. Pilihan tindakannya bukan terpaut dengan pengorbanan untuk sesuatu yang lebih luhur ketimbang dirinya sendirikeberanian untuk memutuskan diri dari keadaan yang terbatas karena terpanggil oleh sesuatu yang tak terbatas, yang mutlak. Keberaniannya bukan keberanian seorang martir yang mati hanya satu kali tapi hidup kembali berkali-kali.

Tragedi Julius Caesar: pada usia 55 tahun, ia mati sendirian.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Mengenal Ipswich Town, Klub Pemain Timnas Indonesia Elkan Baggott yang Promosi ke Premier League

8 menit lalu

Mengenal Ipswich Town, Klub Pemain Timnas Indonesia Elkan Baggott yang Promosi ke Premier League

Kontrak Elkan Baggott di Ipswich Town diketahui hingga 2025. Dengan begitu, Baggot punya peluang bermain di Premier League.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

10 menit lalu

Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

Kejati Bali akan mengembangkan penyidikan perkara tersangka berinisial KR, Bendesa Adat yang memeras investor agar mendapat rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Simak Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji 2024

12 menit lalu

Simak Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji 2024

Jemaah haji dijadwalkan untuk mulai diberangkatkan secara bertahap mulai 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Roberto Mancini Sebut 4 Pemain Timnas U-23 Indonesia Ini Layak Main di Serie B Italia

15 menit lalu

Roberto Mancini Sebut 4 Pemain Timnas U-23 Indonesia Ini Layak Main di Serie B Italia

Pelatih timnas Arab Saudi Roberto Mancini memuji penampilan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Bidan Sedunia, Ini Perbedaan Bidan, Perawat, dan Suster

16 menit lalu

Hari Bidan Sedunia, Ini Perbedaan Bidan, Perawat, dan Suster

Orang kerap menganggap bidan, perawat dan suster profesi yang sama, padahal ketiganya berbeda fungsi dan tugas. Di Hari Bidan Sedunia simak ulasannya.

Baca Selengkapnya

Selain Mepamit, Rizky Febian dan Mahalini Jalani Upacara Adat Ini Sebelum Menikah

25 menit lalu

Selain Mepamit, Rizky Febian dan Mahalini Jalani Upacara Adat Ini Sebelum Menikah

Rizky Febian dan Mahalini menjalani beberapa rangkaian prosesi adat menjelang pernikahannya. Begini penjelasan dari pihak label musiknya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

27 menit lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Pramugari Sarankan Tidak Memilih Koper Hard Case untuk Bagasi dan Lima Tips Packing Lainnya

44 menit lalu

Pramugari Sarankan Tidak Memilih Koper Hard Case untuk Bagasi dan Lima Tips Packing Lainnya

Wisatawan banyak yang lebih suka packing dengan koper hard case karena dikira lebih kuat, nyatanya tidak.

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

45 menit lalu

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Keunikan malam puncak hujan meteor ini adalah meteornya bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley.

Baca Selengkapnya

Jadwal Championship Series Liga 1: Bali United vs Persib Bandung pada 14 Mei, Alberto Rodriguez Tak Sabar Mau Main

45 menit lalu

Jadwal Championship Series Liga 1: Bali United vs Persib Bandung pada 14 Mei, Alberto Rodriguez Tak Sabar Mau Main

Dalam pertandingan semifinal Championship Series Liga 1 ini, Bali United lebih dulu main di kandang sebelum bertandang ke Persib Bandung.

Baca Selengkapnya