Lagi-lagi Penyanderaan

Penulis

Rabu, 29 Juni 2016 22:09 WIB

TERULANGNYA penyanderaan awak kapal Indonesia oleh perompak Filipina sebenarnya bisa dihindari jika semua pihak menaati langkah-langkah pencegahan yang telah disepakati. Jakarta perlu lebih keras memaksa Manila untuk segera melakukan patroli bersama. Pemerintah Indonesia juga mesti menindak tegas para pelaut yang melanggar prosedur keamanan yang telah diumumkan.

Tanpa langkah tegas, awak kapal Indonesia akan terus jadi bulan-bulanan perompak. Tahun ini saja terjadi tiga kali penculikan. Yang terakhir 20 Juni lalu. Dalam sehari, kelompok Abu Sayyaf melakukan dua penculikan terhadap 13 awak kapal Indonesia. Enam di antaranya dibebaskan dan sisanya masih disandera. Mereka adalah awak kapal tunda yang menarik tongkang batu bara.

Sebenarnya sudah ada langkah maju untuk menangani penculikan itu. Pemerintah Filipina, Indonesia, dan Malaysia telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk menggelar patroli di perbatasan. Setiap kapal Malaysia ataupun Indonesia nantinya dikawal oleh angkatan laut negara masing-masing hingga ke perbatasan Filipina. Setelah itu, pengamanan akan diserahkan kepada Angkatan Laut Filipina hingga kapal kembali keluar dari wilayah laut negara tersebut.

Sayangnya, perjanjian ini belum bisa dilaksanakan karena belum ada petunjuk pelaksanaannya. Detail-detail prosedur itu harus disepakati dalam perundingan berbeda. Salah satu penyebabnya, pergantian kepemimpinan di Filipina. Presiden Filipina yang baru, Rodrigo Duterte, baru akan dilantik hari ini, 30 Juni. Praktis semua perjanjian multilateral harus menunggu.

Pemerintah Indonesia mesti mendesak Filipina untuk secepatnya menindaklanjuti perjanjian itu, mengingat korban terus berjatuhan. Apalagi Duterte, dalam berbagai kampanyenya, telah berjanji menyikat kelompok-kelompok kriminal seperti Abu Sayyaf.

Advertising
Advertising

Duterte pasti juga mempertimbangkan kebutuhan batu bara negerinya, yang sekitar 96 persen dipasok dari Indonesia. Kalau saja pemerintah Indonesia, atas dasar keamanan, melarang pengiriman batu bara ke Filipina, mereka akan sangat rugi. Indonesia perlu menunjukkan ketegasan agar Filipina serius memerangi Abu Sayyaf.

Penyanderaan-penyanderaan ini juga membuat risiko pengiriman meningkat. Itu artinya biaya pengiriman juga lebih mahal. Akibatnya, harga batu bara untuk Filipina bisa lebih tinggi dari seharusnya. Kondisi tersebut seharusnya memaksa pemerintah Filipina lebih aktif melakukan pencegahan.

Sembari menunggu perjanjian multilateral itu bisa dilaksanakan, sebenarnya sejumlah tindakan pencegahan bisa dilakukan. Pemerintah dan TNI sudah meminta perusahaan pengiriman batu bara Indonesia menghindari perairan Sulu di Filipina Selatan--jalur langganan Abu Sayyaf untuk melakukan penculikan. Masalahnya, masih banyak kapal enggan menaati imbauan tersebut. Kapal batu bara yang awaknya pernah disandera beberapa waktu lalu itu pun masih nekat melewati jalur rawan yang seharusnya dihindari.

Patroli bersama atau menghindari jalur rawan hanyalah pencegahan sementara. Sumber utama kekacauan adalah masih berkeliarannya kelompok Abu Sayyaf di selatan Filipina. Untuk menuntaskan masalah, pemerintah Filipina harus menumpas kelompok bersenjata itu.

Berita terkait

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

14 menit lalu

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

Karena dibuat dari buah asli, kismis pun baik kesehatan karena mengandung tinggi serat yang baik buat pencernaan dan jantung

Baca Selengkapnya

Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata

14 menit lalu

Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata

Menurut Tantowi Yahya, atas usul Ikke Nurjanah, donasi dari hasil lelang lukisan itu dipakai untuk membantu pengobatan Hamdan ATT yang terkena stroke.

Baca Selengkapnya

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

23 menit lalu

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

Komunikasi antar pasangan kerap menjadi tantangan. Simak 3 tips efektif jaga keharmonisan rumah tangga.

Baca Selengkapnya

LRT Layani 10 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Agustus Tahun Lalu

31 menit lalu

LRT Layani 10 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Agustus Tahun Lalu

Pengguna tertinggi terjadi di bulan April 2024 sejak pertama kali LRT beroperasi, capai 1,4 juta penumpang.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

32 menit lalu

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

Bagi masyarakat yang ingin membeli logam emas yang aman dan nyaman, butik Galeri 24 bisa menjadi solusi karena bagian dari anak perusahaan dari PT Pegadaian.

Baca Selengkapnya

Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

35 menit lalu

Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

Bank Mandiri telah menegaskan komitmennya untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola Environment, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aspek operasional perusahaannya

Baca Selengkapnya

Review Film Kingdom of the Planet of the Apes: Fiksi Klan Kera yang Menyeret Banyak Makna

39 menit lalu

Review Film Kingdom of the Planet of the Apes: Fiksi Klan Kera yang Menyeret Banyak Makna

Kingdom of the Planet of the Apes ini juga menyeret makna-makna yang juga membuat penonton terenyuh.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Syariah Luncurkan Pembiayaan Porsi Haji Plus

41 menit lalu

Pegadaian Syariah Luncurkan Pembiayaan Porsi Haji Plus

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah, meluncurkan Produk Pegadaian Syariah Pembiayaan Porsi Haji Plus.

Baca Selengkapnya

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

46 menit lalu

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

MK akan memberi tahu kelengkapan tambahan yang dibutuhkan dari pemohon jika perkara mereka lanjut ke pembuktian berikutnya setelah dismissal.

Baca Selengkapnya

Menteri Risma Ogah Hadiri Undangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

53 menit lalu

Menteri Risma Ogah Hadiri Undangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Pembahasan DTKS tidak perlu dilakukan di tempat mewah. Pembahasan bisa dilakukan di mana saja. Sebab, Risma menilai, hasil rapat lebih penting.

Baca Selengkapnya