SIM

Penulis

Sabtu, 4 Agustus 2012 23:15 WIB

Putu Setia

Masyarakat yang awam hukum heran kenapa Komisi Pemberantasan Korupsi berebut dengan Kepolisian Negara, dalam hal ini Bareskrim, untuk menyelidiki kasus korupsi pengadaan simulator ujian surat izin mengemudi? Kalau kedua instansi penegak hukum itu bersama-sama mengusut, bukankah lebih bagus? Jika perlu, diajak pula kejaksaan. Menangkap maling dengan melibatkan banyak orang tentu lebih mudah dibanding menangkap sendirian. Di pedesaan, kalau menangkap maling, kentongan dibunyikan, supaya masyarakat berbondong-bondong mengejarnya.

Mungkin istilah maling untuk koruptor tak cocok lagi. Koruptor itu orang cerdas, lulusan perguruan tinggi ternama seperti yang dilansir Ketua DPR Marzuki Alie. Begitu pula maling dalam kasus pengadaan simulator ini, bukan polisi lalu lintas yang berjemur di jalan-jalan. Mereka adalah jenderal dan calon jenderal, lulusan perguruan tinggi polisi.

Karena mereka orang cerdas dan akademis, menjadi maling tentu berbekal ilmu yang tidak dimiliki oleh maling-maling ayam. Lagi pula, mereka punya almamater, punya kawan seangkatan--istilah di dunia sipil, kawan alumni. Di sinilah orang ragu, apa betul Bareskrim ingin mengusut karena tekad untuk menangkap maling. Jangan-jangan melindungi sebagian "oknum maling", yang adalah koleganya.

Orang awam berpikir begitu: bagaimana mungkin polisi ikhlas menangkap polisi, seperti halnya jeruk makan jeruk? Tak usah berdebat soal undang-undang, apalagi kesepakatan yang bisa menabrak undang-undang, sudah terang-benderang KPK yang lebih dipercaya untuk menangkap maling di "rumah" Pak Polisi ini.

Advertising
Advertising

Jika mewakili cara berpikir orang awam, keberadaan simulator itu pun layak dipertanyakan dan pasti tak punya dampak pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas. Barang yang nilainya miliaran rupiah itu dipastikan menjadi obyek para maling kelas "akademis" di tengah-tengah begitu banyaknya ragam "teknik memaling" untuk mendapatkan surat izin mengemudi alias SIM.

Dari tahun ke tahun, teknik itu berbeda, mengikuti situasi. Pengalaman saya pertama kali mencari SIM A (untuk roda empat), di Yogyakarta tahun 1980-an, penuh perjuangan. Harus mengikuti kursus mengemudi sampai mahir. Lalu mengikuti tes tertulis dan praktek di polisi lalu lintas. Perlu belajar menghafal tanda-tanda lalu lintas dan berbagai teori membawa mobil. Lulus ujian tertulis, dibawa ke jalanan oleh polisi, berbagai manuver harus dilakukan. Polisi pun capek dan bilang haus. Saya ajak ke warung, dia menolak dan bilang, "Mentahnya wae."

Di Jakarta, tak pernah pakai tes apa pun. Sudah ada calo, tinggal bayar yang tentu ongkosnya lebih banyak daripada semestinya. Bahkan, tak perlu ke kantor polisi, cukup tanda tangan di kertas putih dan menyerahkan foto. Rasanya saya melakukan ini berulang-kali.

Pengalaman di Bali beberapa tahun lalu, lebih canggih lagi. Ada tulisan mencolok di berbagai pintu: "Mencari SIM Dilarang Menggunakan Calo". Memang tertib, calo tak ada. Tapi ada polisi yang membantu mencarikan segepok formulir. Tinggal diisi, lalu membayar sesuai dengan harga formulir. Setelah itu, difoto dan tanda tangan. Selesai, tanpa tes apa pun, tanpa ada pungutan apa pun.

Ternyata di sela-sela formulir itu ada sertifikat yang dikeluarkan oleh sebuah "kursus mengemudi" dengan harga Rp 50 ribu. Secara hukum, pencari SIM sudah lulus kursus mengemudi sehingga bisa diberikan SIM. Inilah teknik para "maling kecil". Lalu, untuk apa simulator berharga miliaran rupiah itu? Ya, untuk mata pencarian "maling besar"--ini menurut orang awam, lo. Lihat saja di jalanan, seberapa banyak pengemudi yang paham aturan?

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

4 menit lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Pemkot Depok Bakal Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di DOS Margonda

8 menit lalu

Pemkot Depok Bakal Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di DOS Margonda

Nobar pertandingan timnas Indonesia vs Uzbekistan itu akan digelar mulai pukul 20.00 WIB di Depok Open Space, Jalan Margonda.

Baca Selengkapnya

Bembang Nurdiansyah Puji Capaian Timnas Indonesia di Piala Asia U-23, Minta Lebih Waspada Hadapi Uzbekistan

9 menit lalu

Bembang Nurdiansyah Puji Capaian Timnas Indonesia di Piala Asia U-23, Minta Lebih Waspada Hadapi Uzbekistan

Legenda Timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah, menilai pencapaian Timnas U-23 di Piala Asia U-23 AFC 2024 merupakan hasil kerja sama banyak pihak.

Baca Selengkapnya

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

1 jam lalu

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

Menurut IPW, polisi pesta narkoba di Depok harus diberi sanksi lebih berat karena mereka tahu mengonsumsi narkoba itu dilarang.

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

1 jam lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

1 jam lalu

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

Tien Soeharto memiliki profil yang kompleks, seorang ibu negara yang peduli hingga terlibat dalam berbagai kontroversi yang mengiringi masa pemerintahan suaminya.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

1 jam lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

2 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

2 jam lalu

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

AIR 2024 mendukung kawasan Nusa Dua, khususnya Pulau Peninsula sebagai salah satu destinasi wisata olahraga menarik di Bali

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Lima Kali Ditangkap karena Narkoba, Polisi: Dia Masih Bilang Khilaf

2 jam lalu

Rio Reifan Lima Kali Ditangkap karena Narkoba, Polisi: Dia Masih Bilang Khilaf

Polisi menyita sejumlah barang bukti dari rumah Rio Reifan berupa narkoba jenis sabu, ekstasi dan obat keras.

Baca Selengkapnya