Mustafa Ismail, @musismail, bergiat di Teroka Indonesia
Belum lama ini saya menggagas diskusi kecil tentang kepenulisan #NgobrolProsesKreatif saat car-free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Saya mengajak cerpenis dan novelis, Ni Komang Ariani, menjadi narasumber dalam diskusi itu. Penulis sejumlah novel dan buku cerita pendek ini berbagi pengalaman tentang bagaimana menulis fiksi.
Poster pengumuman acara disebar lewat media sosial. Seorang blogger, Indria Salim, turut membantu menyebarkan informasi itu. Responsnya lumayan. Duduk di trotoar di salah satu sudut di Bundaran HI, para peserta ataupun narasumber tampak bersemangat. Mereka merasakan pengalaman baru berdiskusi di sana.
Ruang kreatif memang bisa di mana saja. Ini sebuah perlawanan terhadap persepsi umum bahwa ruang kreatif itu diikat oleh aturan-aturan dan mekanisme yang rumit. Ada tata cahaya, mikrofon, MC, penata pentas, manajer panggung, kostum, hingga sewa gedung dan biaya keamanan. Akibatnya, kreator-kreator kebudayaan terperosok pada anggapan bahwa "tanpa uang, tidak mungkin membuat kegiatan". Padahal, jika mereka membebaskan diri dari persepsi itu, mereka dapat berekspresi bebas di mana saja.
Ruang hanya medium, bukan gagasan. Gagasanlah yang membentuk ruang, bukan ruang yang membentuk gagasan. Ruang akan lebur dalam gagasan, bukan gagasan lebur dalam ruang. Maka ruang kreatif begitu tak berbatas. Batasnya adalah gagasan itu sendiri. Pada akhirnya, uang pun bukan hal penting dalam berkarya atau menerapkan gagasan. Ketidakterbatasan ruang itu bukan hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya, dari Twitter hingga Instagram. Orang tak perlu mencetak buku, cukup e-book. Tak perlu berpameran di galeri, bisa memajang foto karyanya di media sosial.
Namun belum semua orang merasa nyaman dengan ruang digital. Ada banyak alasan, termasuk "romantisme kertas" atau "romantisme bau cat". Padahal itu semua berkutat hanya pada masalah kebiasaan, bukan gagasan.
Begitu pula ruang publik. Sebagian besar orang masih menganggap ruang publik itu sebagai tempat untuk kongko, menunggu bus, tempat parkir, rapat RT, tempat pelesir, dan seterusnya. Padahal itu semua itu adalah ruang kreatif, ruang kebudayaan.
Sesungguhnya ada hal lain yang bisa dicapai dengan menjadikan semua tempat, termasuk kantor dan pos ronda, sebagai ruang kreatif, yang mendekatkan kesenian dengan masyarakat. Mereka bisa diajak serta membaca puisi, berteater, melukis, juga seminar di sana. Ini membuat kesenian tidak berada di menara gading, apalagi menjadi makhluk asing.
Berita terkait
Festival Kreativitas ARTBOX AVENUE 2024 di Singapura Hadirkan Pelaku Industri Kreatif Asia Tenggara
14 Januari 2024
ARTBOX AVENUE 2024 digelar di Singapore Expo Hall 22, Singapura, pada 26 Januari hingga 4 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar Janji Hidupkan Bekraf Lagi untuk Kembangkan Industri Content Creator
14 Januari 2024
Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengatakan akan mengembangkan industri kreatif apabila dia terpilih dalam Pemilu 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMahfud Md Janji Benahi Industri Kreatif: Banyak Keluhan dari Anak Muda
11 Januari 2024
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD berjanji untuk membenahi sektor ketenagakerjaan industri kreatif.
Baca SelengkapnyaGanjar Ungkap Isu yang Dibawa Mahfud di Debat Cawapres: Target Pertumbuhan Ekonomi hingga Industri Kreatif
21 Desember 2023
Ganjar Pranowo mengungkapkan sejumlah isu yang akan dibawa oleh calon wakil presiden Mahfud MD dalam debat cawapres
Baca Selengkapnya3 Gagasan Capres-Cawapres Soal Pendidikan, Begini Kata Anies Baswedan, Prabowo, Ganjar Pranowo
17 Desember 2023
Apa saja gagasan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin, Prabowo-Gibran, Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk tema pendidikan?
Baca SelengkapnyaKemenparekraf soal RPP Kesehatan: Industri Kreatif Dirugikan, Multiplier Effect Hilang hingga Ancaman PHK
30 November 2023
Kemenparekraf menilai perlunya kajian lebih dalam terhadap RPP Kesehatan karena berpotensi membawa dampak negatif bagi industri kreatif di Tanah Air.
Baca Selengkapnya7 Contoh Ekonomi Kreatif yang Memiliki Peluang Besar
30 Agustus 2023
Ekonomi kreatif semakin populer dan menjanjikan. Berikut adalah contoh ekonomi kreatif yang ada di Indonesia dan berpeluang besar,
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Vindes Corp, Terbaru Gelar 'Bahkan Voli'
29 Agustus 2023
Vindes Corp, perusahaan yang didirikan Vincent Rompies dan Deddy Mahendra Desta per Agustus 2021, terus membuat gebrakan. Ini gurita bisnisnya.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Sebut Prioritas Cetak Lapangan Kerja kepada Kaum Milenial
12 Agustus 2023
Calon Presiden Anies Baswedan menyampaikan pentingnya mencetak lapangan kerja dan pertumbuhan UMKM saat bertemu kaum milenial di Magelang.
Baca SelengkapnyaBCA UMKM Fest 2023 Digelar Sebulan Secara Hybrid, Bakal Dihadiri 1.400 Pelaku Industri Kreatif
10 Agustus 2023
PT Bank Central Asia Tbk menggelar BCA UMKM Fest 2023 untuk mendorong potensi ekonomi dari sektor usaha mikro kecil menengah.
Baca Selengkapnya