Larangan Bermain Pokemon GO

Penulis

Minggu, 24 Juli 2016 21:33 WIB

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi agaknya perlu lebih banyak memahami soal teknologi informasi. Larangan bermain Pokemon GO yang dia tujukan kepada pegawai negeri dengan alasan berbahaya karena "menimbulkan kerawanan keamanan dan kerahasiaan instalasi pemerintah" menunjukkan terbatasnya pemahaman itu.

Larangan itu tertuang dalam edaran bernomor B/2555/M.PANRB/07/2016 yang diteken pada 20 Juli lalu. Ada dua alasan soal larangan ini. Selain karena "berbahaya bagi keamanan pemerintah", alasan lain adalah demi menjaga produktivitas dan disiplin pegawai. Untuk alasan ini, kita memahami, bahkan mendukung. Bermain Pokemon GO saat jam kerja jelas mengganggu produktivitas.

Namun melarang karena "berbahaya bagi instalasi pemerintah" rasanya berlebihan. Semestinya cukuplah edaran itu dibuat dengan alasan soal produktivitas saja, tak perlu membawa-bawa soal keamanan negara.

Game Pokemon GO memang sedang populer. Permainan menangkap monster ini membuat pemainnya keranjingan. Mereka berlomba menangkap monster yang di layar telepon terlihat muncul di dunia nyata tempat pemain berada.

Pada dasarnya ini permainan biasa saja. Pemain menghidupkan kamera telepon pintarnya yang terhubung ke Internet, lalu "berburu" monster sambil mengarahkan kamera ke posisi monster virtual itu berada. Mungkin dari sinilah muncul kekhawatiran kamera itu akan merekam obyek nyata lalu mengirimnya ke pusat data permainan sebagai "data intelijen".

Advertising
Advertising

Logika itu tidak tepat. Permainan ini berbasis Google Maps yang terdapat di hampir semua smartphone. Siapa pun bisa mengakses Google Maps. Bahkan pada aplikasi ini kita seolah berada di lokasi di peta, lengkap dengan semua foto dan informasi di sekitarnya. Kalau memang data seperti itu rawan, Google Maps-lah yang "berbahaya". Apalagi ada ratusan aplikasi lain yang juga berbasis Google Maps, termasuk ojek dan taksi online.

Mungkin juga Menteri Yuddy khawatir permainan ini, jika dilakukan di dalam kantor, akan membuat situasi kantor terekam lalu terkirim ke luar sebagai data curian. Kalau memang ini alasannya, pegawai negeri semestinya juga dilarang menggunakan kamera ponselnya untuk ber-selfie di lingkungan kantor.

Ketimbang mengeluarkan larangan itu, lebih baik pemerintah membuat edukasi tentang bahaya permainan yang terhubung ke Internet karena bisa mengancam data pribadi penggunanya. Atau, kita bisa meniru pemerintah Jepang menyikapi demam Pokemon GO. National Center of Incident Readiness and Strategy for Cybersecurity (NISC) memberi pedoman bermain secara aman. Antara lain, menyarankan agar tidak menggunakan nama asli atau mengingatkan risiko aplikasi palsu yang bisa mengancam keamanan data pengguna.

Cara seperti itu lebih mendidik khalayak.

Berita terkait

Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

2 menit lalu

Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

Jaksa KPK mengatakan bisa saja menghadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal kebocaran BAP

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

31 menit lalu

Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

Kuasa hukum eks Sekjen Kementan Kasdi Subagyono membenarkan bahwa Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah membahas soal mutasi kerabatnya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

34 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

Tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi Jepang di laga terakhir Grup C Piala Uber 2024, untuk perebutan juara grup, Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

45 menit lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

Meski kalah, Timnas U-23 Indonesia masih berkesempatan merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024 melalui perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

49 menit lalu

Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

Penjualan tiket konser Sheila on 7 di Pekanbaru itu begitu cepat diserbu Sheila Gank, nama penggemar band asal Yogyakarta itu.

Baca Selengkapnya

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

51 menit lalu

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

Mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok buruh lainnya yang juga melakukan aksi Hari Buruh di tempat yang sama.

Baca Selengkapnya

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

1 jam lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

1 jam lalu

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

Hasil lelang vespa kesayangan Babe Cabita akan digunakan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

1 jam lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

1 jam lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya