Kontroversi Rencana Luhut

Penulis

Senin, 8 Agustus 2016 23:36 WIB

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebaiknya meneliti ulang niatnya membuka usaha perikanan tangkap bagi investor asing. Sektor ini sengaja dimasukkan ke daftar negatif investasi dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016, yang terbit pada akhir Mei lalu, bukan tanpa alasan. Kebijakan itu dikeluarkan demi menyelamatkan kekayaan ikan di perairan Indonesia.

Itu sebabnya sikap Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menentang rencana Luhut patut disokong. Ia bahkan menyatakan siap mundur bila Luhut betul-betul merealisasi keinginannya itu, terutama di perairan Natuna yang kaya ikan.

Bukan rahasia lagi ribuan kapal ikan asing ilegal yang selamat dari penangkapan dan penenggelaman oleh Susi dan timnya saat ini menganggur. Tak sedikit usaha para pemilik dan calo kapal-kapal ini melobi kanan-kiri agar mereka bisa melaut lagi di perairan Indonesia. Salah satunya dengan mencoba bersalin kepemilikan dan menggandeng mitra lokal.

Menghadapi lobi-lobi itu, tak ada cara lain kecuali kukuh dan konsisten pada tujuan awal pembenahan sektor perikanan laut. Terlalu banyak ikan di laut kita yang dicuri saban tahun. Dari 11 zona sumber ikan tangkap di Indonesia yang selama ini menjadi fokus Wilayah Pengelolaan Perikanan, empat di antaranya mengalamiover fishingalias dieksploitasi melebihi potensinya. Akibatnya, nelayan lokal yang kebanyakan hanya punya kapal kecil sangat dirugikan.

Kita perlu berdisiplin melaksanakan kebijakan yang sudah diputuskan. Gencarnya pemberantasan pencurian ikan dalam satu setengah tahun belakangan pun mulai tampak memberikan hasil. Indonesia kini masuk daftar 10 besar produsen cakalang dunia. Ini pencapaian baru. Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya, banyak ikan yang ditangkap dari perairan kita selalu tercatat sebagai produksi negara lain. Ekspor tuna ke Jepang pun kembali meningkat.

Advertising
Advertising

Menteri Luhut tak keliru ketika menyebut ada potensi melimpah di beberapa wilayah seperti Natuna, yang belum tergarap maksimal karena keterbatasan armada penangkap para nelayan kita. Ini adalah godaan lainnya. Jalan pintas dengan mempersilakan kapal-kapal asing kembali menangkapi ikan di laut kita memang lebih gampang. Tapi itu berarti melupakan tujuan lain moratorium, yakni mendorong produksi industri galangan kapal lokal. Itulah sasaran lebih jauh dari rangkaian kebijakan dalam mengelola potensi perikanan laut agar bermanfaat lebih bagi perekonomian nasional.

Jangan pula salah mengartikan bahwa sektor perikanan laut sama sekali tertutup bagi investasi asing. Pemerintah bahkan mengundang mereka agar mau menanamkan modalnya dan masuk ke hilir: antara lain industri pengolahan produk perikanan, pemasaran, teknologi perkapalan, dan pembangunan cold storage. Namun membuka kembali kesempatan bagi pemain asing untuk merajai usaha perikanan tangkap merupakan langkah mundur.

Berita terkait

Atasi Kelangkaan, Pertamina Tambah Pasokan Gas LPG 3 Kg di Solo

1 menit lalu

Atasi Kelangkaan, Pertamina Tambah Pasokan Gas LPG 3 Kg di Solo

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menambah pasokan gas LPG 3 Kg untuk mengatasi kelangkaan di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kiper Australia Mathew Ryan Waspadai Pengaruh 'Belanda" di Timnas Indonesia

6 menit lalu

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kiper Australia Mathew Ryan Waspadai Pengaruh 'Belanda" di Timnas Indonesia

Kiper Timnas Australia Mathew Ryan berbicara tentang pengaruh "Belanda" di Timnas Indonesia menjelang laga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Baca Selengkapnya

Debit Air PDAM Tirta Lawu Karanganyar Turun akibat Kemarau Panjang

11 menit lalu

Debit Air PDAM Tirta Lawu Karanganyar Turun akibat Kemarau Panjang

Debit air yang dipasok kepada pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lawu Karanganyar, Jawa Tengah, menurun akibat terdampak musim kemarau

Baca Selengkapnya

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

13 menit lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.

Baca Selengkapnya

Kijang Innova Zenix Tumpangan Paus Fransiskus telah Diekspor ke 80 Negara

18 menit lalu

Kijang Innova Zenix Tumpangan Paus Fransiskus telah Diekspor ke 80 Negara

Kijang Innova Zenix viral setelah ditumpangi Paus Fransiskus dalam kunjungan ke Indonesia. Kendaraan produksi PT Toyota Astra Motor ini telah diekspor

Baca Selengkapnya

Presiden Brasil Pecat Menteri HAM yang Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual

18 menit lalu

Presiden Brasil Pecat Menteri HAM yang Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva memecat menteri HAM, Silvio Almeida, menyusul tuduhan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Maju Mundur KPK Panggil Kaesang Soal Dugaan Gratifikasi, Kenapa Alexander Marwata dan Nurul Ghufron Beda Sikap?

19 menit lalu

Maju Mundur KPK Panggil Kaesang Soal Dugaan Gratifikasi, Kenapa Alexander Marwata dan Nurul Ghufron Beda Sikap?

KPK terlihat ragu panggil Kaesang untuk klarifikasi soal dugaan gratifikasi jet pribadi. Nurul Ghufron dan Alexander Marwata beda sikap?

Baca Selengkapnya

Sebagian Jakarta Berpotensi Hujan Ringan pada Siang Hari, Berawan pada Pagi dan Malam

22 menit lalu

Sebagian Jakarta Berpotensi Hujan Ringan pada Siang Hari, Berawan pada Pagi dan Malam

Pada siang hari, potensi hujan ringan di Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Kijang Innova Zenix Ditumpangi Paus Fransiskus, 80 Persen Komponen Buatan Dalam Negeri

26 menit lalu

Kijang Innova Zenix Ditumpangi Paus Fransiskus, 80 Persen Komponen Buatan Dalam Negeri

PT Toyota Astra Motor menyatakan tipe Toyota Kijang Innova Zenix, yang ditumpangi Paus Fransiskus, 80 persen komponennya buatan dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Pesan Jusuf Kalla ke Prabowo: Pilih Mendikbud yang Mengerti Bidang Pendidikan

29 menit lalu

Pesan Jusuf Kalla ke Prabowo: Pilih Mendikbud yang Mengerti Bidang Pendidikan

Menurut Jusuf Kalla, jika Kemendikbudristek ini dipimpin oleh sosok yang tak paham pendidikan, maka hasilnya akan hancur.

Baca Selengkapnya