Lubdaka

Penulis

Senin, 2 Juli 2012 00:00 WIB

Sebuah dongeng tentang dongeng.

Ada sebuah kota yang amat kecil di sebuah zaman yang amat hening di mana orang-orang ingin mendengar cerita Lubdaka. Tapi tak ada yang tahu kisah itu. Maka dewan kota meminta seorang brahmana mencarinya.

Ia dipilih karena ia pernah menemukan dua helai daun lontar yang tersimpan di Candi Lango; di helai pertama tertulis, "Sang Hyang ning Hyang amurti niskala". Di helai kedua, "Sthulakara sira pratisthita hanenghrdaya-kamala-madya nityasa". Ia tak mengerti arti kata-kata itu. Tapi penjaga candi itu mengatakan bahwa kedua kalimat itu memang bagian pembuka cerita Lubdaka. Dan sang brahmana percaya.

Maka ia pun berangkat memulai pencariannya bersama dua orang murid. Dengan sebuah biduk, mereka menyeberangi Danau Tamranga, dan tiba di sebuah biara dengan 17 rahib yang tak menyebutkan agama mereka. Di sana ekspedisi itu menemukan sebundel naskah cerita Lubdaka. Mereka menyalinnya selama seminggu. Tapi, pada akhir kerja mereka, pemimpin biara itu mengatakan, "Pergilah tuan-tuan ke pertapaan tua di Pulau Mahuli. Di sana ada cerita Lubdaka yang lebih lengkap."

Dan mereka pun berangkat, dan menemukan pertapaan itu, dan mereka diizinkan membaca naskah itu beserta terjemahannya. Tapi pendeta tertua di sana berkata, "Di seberang Danau Tamranga selalu ada cerita Lubdaka. Tapi salah jika ingin menemukan yang lengkap. Tuan-tuan sendiri yang harus melengkapkannya."

Advertising
Advertising

Sang brahmana dan murid-muridnya terkesima mendengar itudan dengan hati penuh mereka pun kembali ke kota yang mengutus mereka. Tapi kali ini mereka harus menembus sebuah padang pasir sebelum sampai ke tepi danau. Tiba-tiba badai gurun yang mengerikan melabrak. Ketika semua reda dan langit tenang kembali, kedua murid itu tak melihat lagi guru mereka di atas kuda. Sang brahmana lenyap, kedua murid itu jadi setengah buta, dan naskah yang mereka salin di atas kertas Cina robek-robek, hurufnya pudar.

Yang tersisa jelas hanya satu halaman yang terlepas, bertulisan "Sang Hyang ning Hyang amurti niskala...".

Tapi setidaknya mereka ingat beberapa fragmen cerita yang dicari. Dan itulah yang mereka sampaikan ke dewan kota.

Syahdan, dewan kota sedang sibuk. Maka diputuskan bahwa para anggota akan mendengarkan dongeng itu selama dua hari, fragmen demi fragmen. Semua akan direkam dan kemudian cerita akan disusun jadi utuh, lalu disebarkan ke seluruh penduduk.

Tapi, di ujung proses, ternyata ada dua versi cerita Lubdaka. Ini sinopsisnya:

VERSI I. Lubdaka seorang pemburu yang mencari hewan buruan untuk menghidupi keluarganya. Pada suatu hari ia tak bisa pulang cepat dari hutan. Malam tiba, dan ia takut dimangsa hewan. Maka ia naik ke sebatang pohon maja yang menjorok ke telaga kecil. Ia duduk di atas sebuah dahan. Cemas terjatuh bila ia tertidur, ia melawan kantuk dengan memetik daun maja satu-satu, lalu dijatuhkannya ke permukaan telaga untuk menyaksikan bulan yang terpantul di air itu seperti tersenyum kepada bumi. Adapun di danau itu ada sepotong batu panjang yang tegak, dan daun-daun itu sesekali jatuh di pucuknya. Itulah yang ia lihat di waktu pagi. Yang tak ia ketahui, Dewa Syiwa yang di kuil-kuil dilambangkan dengan sebuah lingga sangat senang melihat perbuatan Lubdaka. Syiwa mencatat si pemburu sebagai calon penghuni surga.

VERSI II: Lubdaka seorang pemburu yang mencari hewan buruan untuk menghidupi keluarganya. Pada suatu hari ia tak bisa pulang cepat dari hutan. Malam tiba, dan ia takut dimangsa hewan. Maka ia naik ke sebatang pohon maja yang menjorok ke telaga kecil. Ia duduk di atas sebuah dahan. Cemas terjatuh, ia berdoa sepanjang malam sambil menjalankan ibadat, yaitu menebarkan daun maja ke sepotong batu panjang yang ia lihat tadi di telaga itu; baginya batu itu lingga yang mewakili Syiwa. Maka Syiwa pun sangat senang akan perbuatan Lubdaka. Ia mencatat si pemburu sebagai calon penghuni surga.

"Versi mana yang benar?" tanya Ketua Dewan.

"Terus terang saya tak tahu, Tuan," jawab salah seorang murid sang brahmana yang hilang. "Kami berdua juga tak yakin bacaan kami. Kami setengah buta."

"Tapi logisnya versi kedua yang benar," jawab murid yang satunya. "Dewa mendengarkan doa Lubdaka sepanjang malam. Dalam versi ini, Lubdaka berbuat dengan niat yang jelas. Dewa tak akan mengaruniai seorang yang iseng karena takut mengantuk."

"Tapi niat itu pamrih. Dalam versi kedua, Lubdaka mengharap bantuan dewa, sedangkan dalam versi pertama, Lubdaka tak punya pamrih apa pun. Di atas pohon itu ia menciptakan imajinasi yang membuat bulan dan bumi saling bersahabat. Ia layak hidup bahagia yang kekal."

"Niat itu penting, kan? Tanpa niat, perbuatan hanya seperti air kali yang mengalir karena perbedaan tinggi tanah."

Dewan kota pun bingung. Maka diundanglah seorang penelaah kitab-kitab lama. Tapi orang ini pun tak bisa membaca tulisan pudar di kertas yang robek.

"Hanya kalimat ini yang saya mengerti," katanya menemukan kertas yang bertuliskan "Sang Hyang ning Hyang amurti niskala...". Baris ini bertaut dengan baris yang tersimpan di Candi Lango. Dalam tafsir saya, seutuhnya berarti, "Dewa dari segala dewa yang nir-bentuk di dunia yang tak kasatmata/sifatnya yang nir-bentuk mewujud serupa teratai yang mekar tanpa henti di hati manusia di dunia yang tampak."

"Itu kalimat Mpu Tanakung, dan agaknya versi I yang benar. Dengan bersahaja, Lubdaka terus-menerus menciptakan imajinasi yang baru di malam yang membosankan. Ia berbuat kebaikan. Ia ikuti gerak sang teratai yang tak henti-hentinya mekar kembali."

Dewan di kota yang sangat kecil itu masih bingung, tapi konon zaman tak seterusnya hening.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Ketahui Cara dan Syarat Menentukan Besaran UKT Mahasiswa Baru

55 detik lalu

Ketahui Cara dan Syarat Menentukan Besaran UKT Mahasiswa Baru

Penentuan besaran uang kuliah tunggal atau UKT bagi mahasiswa baru telah diatur dalam Keputusan Mendikbudristek tentang SSBOPT.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

2 menit lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Didesak Mundur, Alexander Marwata: Jangan Berasumsi atau Berandai Andai

11 menit lalu

Nurul Ghufron Didesak Mundur, Alexander Marwata: Jangan Berasumsi atau Berandai Andai

"Apa alasannya (Nurul Ghufron) mundur? Mari menghormati proses yang sekarang berjalan," kata Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pemeliharaan Ikan di Akuarium Air Asin

21 menit lalu

Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pemeliharaan Ikan di Akuarium Air Asin

Akuarium air asin memerlukan salinitas, derajat keasaman, hingga perawatan tertentu agar zat kimia seperti amonia, nitrit, dan nitrat tidak masuk ke dalam airnya.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama UTBK SNBT di UPN, Peserta Datang Sejak Pukul 04.30 WIB

27 menit lalu

Hari Pertama UTBK SNBT di UPN, Peserta Datang Sejak Pukul 04.30 WIB

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta (UPNVJ) menjadi salah satu lokasi pelaksanaan UTBK SNBT. Bagaimana suasananya pagi ini?

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

28 menit lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT di IPB University, Sebagian Peserta Harus Parkir Terpisah dan Naik Bus Ini

28 menit lalu

UTBK SNBT di IPB University, Sebagian Peserta Harus Parkir Terpisah dan Naik Bus Ini

IPB University menjadi salah satu pusat pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2024.

Baca Selengkapnya

Ahli Psikologi Forensik Ragu Brigadir RA Bunuh Diri, Polisi Dinilai Terlalu Cepat Menyimpulkan

31 menit lalu

Ahli Psikologi Forensik Ragu Brigadir RA Bunuh Diri, Polisi Dinilai Terlalu Cepat Menyimpulkan

Ahli psikologi forensik mengatakan polisi seharusnya melakukan autopsi psikologis terhadap jenazah Brigadir RA untuk memastikan penyebab kematian.

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

32 menit lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

34 menit lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya