Kata-kata

Penulis

Sabtu, 10 November 2012 22:27 WIB

Putu Setia

Barangkali kita terlalu banyak mengeluarkan kata-kata tapi terlalu sedikit berbuat. Barangkali kita terlalu nyerocos dengan ide tapi tak pernah mewujudkannya. Barangkali kita terlalu banyak mengeluh, menyalahkan orang lain, tapi tak pernah menuding diri sendiri apakah kita sudah benar dan sudah melakukan kewajiban kita.

Mungkin penyebabnya kita dimanja oleh teknologi penyebar kata-kata, apakah itu bernama media sosial seperti Twitter, Facebook, atau berbagai jejaring sosial lewat Internet, dan juga media-media online, baik yang resmi maupun yang tak jelas siapa pemiliknya. Banyak blog yang tak mencantumkan siapa yang mengelola. Dan isinya pun bermacam-macam, ada yang positif, ada yang negatif, termasuk yang mengolok-olok agama.

Semua ini tak bisa dibendung. Orang bisa membuat akun Twitter dengan nama apa saja--termasuk nama binatang yang lebih rendah dari manusia--dan setiap hari kerjanya mengolok-olok, mencampurkan umpatan dengan fitnah. Kehebatannya, akun-akun anonim ini terus-menerus mengumbar kata-kata, pertanda bahwa yang mengelolanya (admin) banyak. Kita--tepatnya saya, kalau Anda tak mau saya ajak terlibat--kadang-kadang percaya bahwa yang disampaikan itu betul; kadang masih mempertanyakan; selebihnya, ya, jelas memprovokasi, menghujat orang, memfitnah. Kalau sudah masuk ranah ini, sebenar-benarnya yang dikatakan akun itu semuanya jadi bohong. Kita punya pepatah: karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Artinya, meskipun sebelanga yang ditulisnya benar, kebenaran itu menjadi ternoda dan tak dipercayai orang lantaran nila yang setitik. Apalagi jika nilanya bertitik-titik.

Di luar dunia maya, kata-kata juga terlalu banyak berseliweran. Ketegangan antara polisi dan KPK juga karena perang kata-kata. Perang pernyataan tak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan. Kasus-kasus besar yang ditangani KPK tak kunjung selesai karena disibukkan untuk melayani perang kata-kata itu. Polisi pun tak terdengar lagi, korupsi macam apa yang diberantasnya. Yang diketahui masyarakat, polisi makin gesit memburu terduga teroris.

Advertising
Advertising

Kini heboh terbaru adalah perang kata-kata antara Menteri BUMN dan lembaga DPR, yang dilanjutkan dengan meriah oleh perang antar-pengamat hukum di berbagai media, yang paling utama di televisi.

Dahlan Iskan, Menteri BUMN, tahu betul bagaimana suatu obyek berita bisa running (terus-menerus diberitakan) sepanjang hari. Maklum, dia orang media. Maka, dicicillah setoran nama anggota Dewan yang "bermasalah" ke DPR. Mula-mula disebutkan 10 nama, lalu muncul inisial kesepuluh nama itu, tapi bukan Kementerian BUMN yang membocorkan.

Kemudian sepuluh nama menjadi "sekitar sepuluh", meskipun pada hari pertama yang disetorkan dua nama saja. Di hari ketiga disusul enam nama. Tapi, efeknya, kata berhamburan, apakah ini pemerasan, percobaan pemerasan, awal dari pemerasan. Itu saja sudah bisa dikembangkan dengan ribuan kata-kata. Belum ada yang bekerja untuk memastikan bahwa kata itu punya arti, dan nama-nama yang disebut itu apakah berstatus pemeras atau calon pemeras atau terduga pemeras, semuanya di awang-awang.

Bisa jadi, kasus ini segera terlupakan. Sebab, yang dilaporkan Dahlan hanya orang-orang yang "nakal", sementara kerugian BUMN belum ada. Seharusnya yang dilaporkan adalah pemeras yang berhasil. Tapi apa berani direksi BUMN melaporkan hal itu, meskipun lewat Dahlan Iskan?

Akhirnya, ungkapan "BUMN sebagai sapi perah" hanya cerita sebatas kata. Kasihan sapinya, karena pemerahnya tak dikenali, sementara energi kita berhari-hari dihabiskan untuk itu.

Berita terkait

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

24 menit lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Film KHD, Debut Produser Maudy Ayunda hingga Mengangkat Kisah Ki Hadjar Dewantara

35 menit lalu

Film KHD, Debut Produser Maudy Ayunda hingga Mengangkat Kisah Ki Hadjar Dewantara

Film KHD yang mengangkat kisah hidup tokoh pendidikan Ki Hadjar Dewantara akan disutradarai oleh Gina S. Noer dan Maudy Ayunda sebagai produser

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Rokan Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Minyak Tua

43 menit lalu

Pertamina Hulu Rokan Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Minyak Tua

Pertamina Hulu Rokan menyebut lapangan minyak tua dan sempat tidak berfungsi dapat digunakan kembali dengan keuntungan yang banyak atau difungsikan sebagai kilang minyak lagi

Baca Selengkapnya

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

43 menit lalu

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

Untuk yang baru saja kehilangan ibu, berikut lima tips pakar untuk mengatasi emosi yang sulit sekaligus menyambut Hari Ibu Internasional pada 12 Mei.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

47 menit lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

49 menit lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

49 menit lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

52 menit lalu

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

Willawati, produser film layar lebar Budi Pekerti terseret di kasus dugaan tunggakan gaji karyawan kafe Bukanagara Coffee and Roastery yang viral.

Baca Selengkapnya

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

58 menit lalu

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

Golkar melakukan survei untuk mengetahui nama-nama tokoh yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

1 jam lalu

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

Serangan terbaru TPNPB di Intan Jaya terjadi dalam dua hari berturut

Baca Selengkapnya