Shih

Penulis

Minggu, 28 Oktober 2012 00:00 WIB

Tak mudah mengatakan apa itu keadilan, tapi tentang ketidakadilan orang dapat mengenalinya dengan seketika.

Pada senja hari 27 Februari 1947, di Taipei, Taiwan, satu regu yang dikirim Biro Monopoli Tembakau datang ke sebuah sudut jalan yang sekarang menjadi Nanjing Barat. Mereka merampas rokok yang dijual Lin Jiang-mai, seorang janda berusia 40 tahun, dan menyita semua uang hasil kerjanya beberapa tahun. Perempuan itu memohon agar uang itu dikembalikan. Ketika ia mencoba mempertahankan miliknya, salah seorang petugas menghantamkan gagang pistol ke kepalanya.

Para tetangga yang menyaksikan itu dengan segera mengepung orang-orang dari Biro Monopoli Tembakau itu. Para petugas itu pun melarikan diritapi sambil menembak. Seorang tetangga tewas.

Esoknya, protes meledak. Kerumunan rakyat yang marah, terutama orang-orang pribumi Formosa, mendatangi kantor Gubernur Jenderal Chen Yi, wakil pemerintahan Republik Cina di Taiwan semasa Partai Kuomintang berkuasa. Mereka menuntut agar para agen Biro Monopoli Tembakau yang melakukan kekerasan kemarin malamnya ditangkap. Tapi pasukan keamanan menyambut mereka dengan tembakan. Korban berjatuhanperistiwa yang kemudian akan diingat sebagai "Insiden 228", awal dari perlawanan yang meluas yang pertama dalam sejarah Taiwan.

Kantor pemerintahan, bahkan basis militer, direbut. Di luar Taipei, yang terjadi mirip sebuah pemberontakan. Bank dan kantor pos dijarah. Beberapa kelompok pembangkang merebut senjata dari gudang tentara di Taichung dan Pingtung.

Advertising
Advertising

Tampak, ketakpuasan orang Taiwan terhadap pemerintahan Republik Cina yang otoriter begitu intens dan dirasakan dalam pelbagai bentuk, dari masalah perdagangan tembakau yang dimonopoli Negara sampai dengan tak adanya pemilihan umum yang bebas dan otonomi. Tuntutan yang dimajukan ke pemerintah beranjak dari yang lunak sampai dengan yang paling keras.

Jawaban pemerintah Chiang Kai-shek yang waktu itu masih berpusat di Cina Daratan adalah besi dan darah. Jenderal Chen Yi menyiapkan pasukan di Provinsi Fujian. Tanggal 8 Maret 1947, pasukan itu mendarat di Taiwan dan pembersihan besar-besaran berlangsung. Beberapa hari kemudian, 29 Maret 1947, The New York Times mengutip seorang saksi mata: selama tiga hari pasukan Republik Cina memuaskan diri dengan membunuhindulged in three days of killing. Para aktivis Taiwan menyatakan jumlah korban mencapai 4.000. Angka lain menyebut tak sampai 1.000. Tak berarti tak ada kekerasan dan penindasandua hal yang mudah dilupakan.

Di antara yang tak bisa melupakannya adalah seorang anak berumur enam tahun. Hampir dua dasawarsa kemudian, anak ini jadi pelawan kekuasaan yang mengekang Taiwan: Shih Ming-te. Ia ditangkap karena ia mendirikan Liga Kemerdekaan Taiwan. Pada umur 21 tahun, ia dihukum seumur hidup, meskipun kemudian kurungannya diperingan jadi 15 tahun. Ia baru bebas 16 Juni 1977.

Dalam sebuah tulisannya yang saya dapat baru-baru inidalam bentuk manuskrip berbahasa Inggris, selesai ditulis 22 Agustus 1989ia mengisahkan bagaimana di suatu hari dalam bulan Februari 1947 itu ia menyaksikan tiga orang murid sekolah tewas oleh peluru tentara Cina yang bertahan di stasiun kereta api Kaohsiung. Seorang murid maju terus, sementara dua temannya telah terbunuh. Baru pada saat terakhir ia juga roboh.

Kejadian itu bisa mengajarkan kepada siapa pun, terutama Shih, tentang dua perkara.

Pertama, bahwa perasaan dizalimi bisa begitu jelas, sementara keadilan belum dirumuskan. Sebanyak 32 tuntutan dimajukan para pembangkang kepada Chiang Kai-shek; tak semuanya selamanya tahu dan satu pengertian tentang apa itu yang "adil"termasuk tiga anak sekolah yang siap mati itu.

Kedua, bahwa tiap kali ada pelawan yang jatuh, kata Shih, "sebarisan yang tak habis-habisnya akan menggantikannya".

Baru saja dua tahun Shih bebas, ia mengorganisasi sebuah rapat besar menuntut demokrasiyang tentu saja ditindas lagi. Itulah yang kemudian disebut Insiden Meilitao, 10 Desember 1979. Setelah mencoba melarikan diri, Shih ditangkap dan dihukum penjara seumur hidup. Baru ketika rezim otoriter Kuomintang meniadakan undang-undang darurat perang, ia dibebaskanmeskipun ia menolak amnesti. Mei 1990, Shih jadi orang merdeka setelah total seperempat abad terkurung di penjara.

Apa yang membuatnya demikian?

Tulisannya, tentang dirinya sendiri, menunjukkan seseorang yang bangga kepada keteguhan, dan di sana-sini mengikuti dengan senang tepuk tangan yang ia dengar memujinya. Tapi pada saat yang sama ia menemukan metafora tentang hidupnyadan menemukannya pada tanaman dan pohon yang dibonsai yang menemaninya selama dalam kurungan.

Ia, yang mula-mula tak menyukai sikas, akhirnya melihatnya lain: bersama dengan kaktus, kata Shih, tanaman itu sanggup bertahan di tanah gersang, dan mereka tumbuh tegak dengan cara yang anggun. Mereka "tak malu karena tak punya tampang dan kembang yang cantik". Mereka "buruk dan berduri", tapi tampaknya "menyembunyikan banyak hal yang aneh, dan benar-benar punya karakter dan integritas".

Cara Shih melihatnya menunjukkan bahwa metafora adalah cermin yang dipilih manusia dari alam sekitar di dalam bahasa; di sana ia melihat hidupnya sendiri. Dan Shih melihatnya dalam benda-benda hidup yang kecil. Agaknya ini menandakan bahwa ketika hidup yang lebih besarhidup dengan keadilantak selamanya bisa dijelaskan, selalu ada sejenak-sejenak di mana keadilan yang selalu mengelak itu terasa hadir dan makin berarti.

Dengan kata lain, walau keadilan tak pernah total dan lengkap, ia bisa, dari momen ke momen, bersama hidup yang memperjuangkannya.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

26 menit lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

1 jam lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

1 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

2 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

3 jam lalu

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

Akibat pengeroyokan itu, dua mahasiswa Universitas Pamulang mengalami luka, satu di antaranya adalah penghuni kos lain yang berusaha melerai.

Baca Selengkapnya

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

Nama komedian Eko Patrio disebut oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Ahad, 5 Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

4 jam lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

4 jam lalu

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

Universitas Indonesia atau UI masih menjaga posisi bergengsi dalam pemeringkatan kampus versi Times Higher Education. Berikut hasilnya pada 2024.

Baca Selengkapnya

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

4 jam lalu

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

Berikut saran spesialis kulit untuk menjaga kesehatan kulit di tengah cuaca panas seperti belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

4 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya