Wisata Banjir

Penulis

Sabtu, 19 Januari 2013 23:48 WIB

Putu Setia

Ada banjir di Jakarta. Ada orang yang berpeluh di tengah gerimis menyelamatkan orang yang terjebak. Ada Kopassus, Marinir, Brimob menggotong orang-orang tua menuju tempat pengungsian. Ada gubernur di atas gerobak yang mengajak warga untuk segera melakukan action ketika musim kering tiba-hal yang sering dilupakan karena banjir sudah berlalu. Ada komunitas seni yang mengumpulkan pakaian layak pakai untuk disumbangkan kepada korban. Ada presiden yang menggulung celana dan memberi pengarahan. Ini musibah.

Tapi ada orang-orang "narsis", yang bergaya dengan latar genangan, difoto karibnya dengan tingkah yang tak kurang narsisnya. Sejumlah orang menonton banjir, dengan takjub dan ketawa-ketawa, ketika nenek yang kesakitan menggeliat digotong tim SAR. Puluhan orang lagi datang ke Bundaran Hotel Indonesia, ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, berdiri di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin sambil mengunyah roti. Bukan membantu orang yang terjebak, apalagi mencoba mengalirkan air yang tergenang. Mereka berwisata. Pemandangan yang indah, katanya. Huss!

Lalu ini tingkah sejumlah pengamat, pakar komunikasi, dan entah apa lagi julukan yang mereka senangi. Di televisi--juga di social media Twitter--mereka mengulas kenapa Jokowi berpakaian hitam, kenapa Jokowi naik gerobak padahal ada mobil tinggi. Apakah ini tanda ketidakberdayaannya? Kenapa SBY mendatangi pengungsi sambil menuntun Ibu Anie, apakah ini pertanda di tahun 2014 SBY mencalonkan Ibu Anie? Dan kesimpulan mereka jelas: ini pencitraan. Otak mereka penuh dengan prasangka. Kebiasaan nyinyir mereka tak mengenal ada musibah atau tidak. Padahal mereka sendiri yang sejatinya melakukan pencitraan. Huss!

Jakarta lumpuh. Namun yang lumpuh hanyalah gerak kota, bukan "gerak hati". Masih banyak orang yang tergerak hatinya untuk menolong, mengirimi korban selimut, mi instan, nasi bungkus. Dan dokter rumah sakit itu masih setia memeriksa pasiennya padahal ruangannya terendam air. Hentikan kenyinyiran sejenak, hentikan tuduh-menuduh pencitraan, bahkan hentikan bicara soal-soal politik yang sudah basi, yang hanya menunjukkan isi otak dipenuhi ambisi kekuasaan.

Penderitaan dalam musibah jangan dijadikan bahan bercanda dan komoditas politik. Juga tak harus dicurigai. Dari mana pun datangnya mi instan dan nasi bungkus itu, mari kita bagikan kepada yang berhak, sepanjang itu masih sehat disantap. Jangan curiga dan jangan pula mengusut apakah si penyumbang punya niat tertentu. Urusan niat itu biarlah urusan Tuhan. Kita tak perlu menghakimi niat seseorang.

Jokowi melarang posko berlabel partai. Saya setuju karena pengalaman di masa lalu--dan sangat boleh jadi tetap terjadi sekarang ini--mereka akan memasang atribut yang berlebihan untuk suatu sumbangan yang juga tak terlalu luar biasa. Spanduk partai yang dipasang di posko bantuan itu--kalau dibolehkan seperti masa lalu--nilainya setara dengan lebih dari 10 kardus mi instan. Kenapa tidak digunakan untuk menambah kardus mi saja?

Saya yakin Jokowi tak melarang kalau, misalnya, Puan Maharani atau Ramadhan Pohan, bahkan juga Ruhut Sitompul, membagikan selimut, pakaian, susu, di tempat-tempat pengungsian. Apalagi jika mereka tak merasa perlu mengundang media massa untuk meliput pemberian sumbangan itu--kalau kebetulan media tahu, itu soal lain.

Mari kita memaknai setiap musibah dengan ketulusan menolong korban dan bukan saling menyalahkan. Lebih-lebih jika menyalahkan alam, menyalahkan semesta, dan Tuhan dibawa-bawa. Ini kesalahan manusia yang lalai menjaga alam.

Berita terkait

Tips Perawatan Lensa Kontak

4 menit lalu

Tips Perawatan Lensa Kontak

Lensa kontak menjadi salah satu pilihan alat bantu penglihatan yang kian populer di kalangan masyarakat. Ini tips perawatan lensa kontak.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

5 menit lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Batal Tampil Sederhana, Rihanna Absen di Met Gala 2024 karena Sakit

8 menit lalu

Batal Tampil Sederhana, Rihanna Absen di Met Gala 2024 karena Sakit

Rihanna mendadak absen di Met Gala 2024 karena flu. Sebelumnya dia berencana untuk tampil sangat sederhana tahun ini.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

12 menit lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

14 menit lalu

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

Kehadiran BNPT merupakan tindak lanjut dari asesmen yang pernah dilakukan di Bandara Ngurah Rai

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

15 menit lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

16 menit lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik sebesar Rp 8 ribu ke level Rp 1.318.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

16 menit lalu

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

Setahun ini, pengembangan Bandara Suvarnabhumi fokus peningkatan layanan penumpang dan mengurangi waktu tunggu di pos imigrasi dan pemeriksaan bagasi.

Baca Selengkapnya

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

17 menit lalu

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Wamenkes menegaskan pembatasan lemak trans akan menekan risiko penyakit jantung sekaligus membuat Indonesia berhemat triliunan rupiah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

19 menit lalu

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya