Toriq Hadad
Jangan main-main dengan daging. Lady Gaga pernah kena batunya. Penyanyi kontroversial Amerika itu sekali waktu memakai gaun berbahan daging mentah ketika menghadiri acara MTV Music Awards. Bahkan sepatu dan tas tangannya terbuat dari daging. Gaga mengatakan busana daging mentah itu tanda pembelaannya terhadap kaum gay dan lesbian.
Kontan saja protes berhamburan. Organisasi "People for the Ethical Treatment of Animals" menjuluki Gaga penyanyi kejam. Kelompok Vegetarian Society menyesalkan Gaga yang luput mempertimbangkan penderitaan "para" hewan.
Benarkah Gaga sekadar main-main?
Penyanyi New York itu menyatakan setiap orang punya hak membela keyakinan. Jika tidak, katanya, "Kita senasib dengan daging yang melekat pada tulang kita. Dan aku bukan seonggok daging."
Di Hyderabad, India, April tahun lalu, kelompok aktivis mahasiswa kasta Dalit juga "main-main" dengan daging. Kelompok ini menolak ajaran Hindu tentang larangan menyantap daging sapi. Mereka malah menggelar festival makan daging sapi. Reaksi keras segera datang, kelompok mahasiswa lain mengacak-acak festival itu. Bentrokan tak terhindarkan. Polisi menembakkan gas air mata, tapi dua kendaraan keburu hancur, lima luka-luka.
Benarkah mahasiswa kasta rendah Dalit hanya main-main?
"Mereka tak boleh memaksakan keyakinan mereka kepada orang lain," ujar B. Sudarshan, warga Dalit, ketua panitia festival. Mahasiswa Dalit yang miskin itu sedang berjuang memperbaiki menu makan di asrama mereka.
Di Jakarta, pekan ini, beberapa orang yang berafiliasi dengan Partai Keadilan Sejahtera juga bermain-main dengan daging. Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Ahmad Fathanah, seorang yang diduga menjaga lalu lintas hubungan--dan mungkin uang--pihak luar partai dengan Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden PKS. Di tangan Fathanah, ada uang semiliar dari importir daging. Itu kabarnya "uang muka" dari jumlah Rp 40 miliar. Uang yang disangka akan dipersembahkan kepada sang presiden partai itu dimaksudkan untuk memperlancar jatah kuota impor daging.
KPK langsung menetapkan Luthfi sebagai tersangka. Komisi antirasuah ini sedang mempelajari keterlibatan Menteri Pertanian Suswono, juga kader PKS, yang sempat terekam bicara dengan Luthfi soal "duit tanda terima kasih" dari importir daging.
Reaksi berdatangan. Kebanyakan berbau konspiratif, misalnya "ini rekayasa politik untuk menjatuhkan partai". Meskipun belum mengakui suap itu, PKS bereaksi lebih jelas: mengganti Luthfi dengan Anis Matta sebagai presiden.
Tapi sesungguhnya banyak yang belum jelas tentang motif main-main daging ini. Memperkaya diri? Menggalang dana partai? Lady Gaga membela gay dan lesbian. Mahasiswa Dalit memperjuangkan kesejahteraan. Lalu, siapa dan apa yang diperjuangkan dalam urusan impor daging ini?
Satu partai kesandung daging sapi, semestinya rakyat--terutama pemilih PKS--mendapatkan jawaban gamblang tentang apa yang terjadi. Jangan biarkan orang percaya ini sekadar tulah main-main daging.