Pesan Saudi di Balik Eksekusi Al-Nimr

Penulis

Senin, 11 Januari 2016 00:58 WIB

Smith Alhadar, Penasihat The Indonesian Society for Middle East Studies

Eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap ulama Syiah, Syekh Nimr Baqr al-Nimr, pada 2 Januari lalu, telah memicu protes kaum Syiah di Timur Tengah. Ia dieksekusi bersama 46 orang lainnya, yang mayoritas anggota Al-Qaidah.

Nimr adalah ulama panutan dan rujukan (marja taqlid) masyarakat Syiah di Saudi. Dia memang agitator politik ulung dan berada di balik demonstrasi besar anti-monarki Saudi pada 2011 dan 2012, seiring dengan meletusnya Musim Semi Arab, gelombang unjuk rasa di negara Arab yang dimulai pada Desember 2010. Tapi Nimr, yang ditangkap pada Juli 2012, sama sekali bukan teroris. Ia mengkritik perlakuan diskriminatif pemerintah Saudi terhadap kaum Syiah di bidang pendidikan dan lapangan pekerjaan, tapi selalu menganjurkan protes damai dan menentang kekerasan.

Di pengadilan militer, yang tidak akuntabel dan transparan, Nimr mengakui semua aspek politik yang dituduhkan kepadanya, tapi menolak tuduhan pengadilan bahwa ia membawa senjata, menganjurkan kekerasan, dan bertindak sebagai kaki tangan Iran. Agaknya Saudi sengaja mengeksekusinya bersama orang-orang Al-Qaidah untuk tidak terlihat sebagai tindakan sektarian. Nimr juga dipandang dapat mengancam keamanan kerajaan atau berpotensi dimanfaatkan Iran untuk mendestabilkan Saudi.

Eksekusi Nimr berlangsung beberapa hari setelah Saudi mengumumkan defisit APBN sebesar US$ 98 miliar dan kenaikan harga minyak sebesar 50 persen, yang akan disusul oleh kenaikan iuran listrik dan air. Hal ini jelas tidak menyenangkan rakyat. Apalagi rakyat Saudi sudah kecewa terhadap kebijakan pemerintahnya yang mendukung kudeta di Mesir, yang dilancarkan oleh Jenderal Abdul Fattah el-Sisi, terhadap pemerintahan Al-Ikhwan Al-Muslimin di bawah Presiden Muhammad Mursi pada 2013.

Maka, tujuan eksekusi terhadap Nimr dan 46 orang lainnya bisa dilihat sebagai peringatan keras terhadap pihak-pihak dalam negeri yang tidak puas oleh kebijakan internal ataupun eksternal Saudi dan kepada negara-negara kawasan bahwa pemerintah Saudi tidak akan segan-segan menghukum siapa pun yang mencoba mengganggu keamanan Saudi. Sebagai respons terhadap reaksi Iran yang dipandang berlebihan, Riyadh memutus hubungan diplomatik dengan Teheran. Akibatnya, ketegangan sektarian di kawasan meningkat tajam. Hal itu akan berdampak pada upaya-upaya perdamaian di Yaman dan Suriah. Tak mengherankan bila PBB segera mengirim utusannya, Saffan de Misrata, ke Riyadh dan Teheran untuk meredakan ketegangan.

Berita terkait

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

1 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

5 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

8 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

8 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

9 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

10 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

10 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya