BIN dan Kompromi Politik

Penulis

Minggu, 4 September 2016 22:18 WIB

Keputusan Presiden Joko Widodo mencalonkan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) layak dipertanyakan. Rekam jejak Budi saat bertugas di kepolisian semestinya menjadi pertimbangan utama Presiden untuk tidak mencalonkannya dalam jabatan penting itu.

Rekam jejak itu tecermin dalam beberapa masalah yang pernah menimpa Budi. Pertama, dia pernah diduga terkait dengan kasus "rekening gendut" karena tercatat melakukan tiga kali transaksi besar pada Agustus 2005 senilai Rp 25 miliar, Rp 14 miliar, dan Rp 15 miliar. Jumlah kekayaannya tiga tahun lalu juga fantastis: Rp 22 miliar.

Kedua, pada Januari tahun lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkannya sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi. Ia lolos dari kasus ini karena hakim praperadilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan gugatan yang diajukannya. Status tersangka pun gugur dari lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1983 ini.

Dengan catatan itu, semestinya politikus Senayan yang akan melakukan uji kelayakan calon Ketua BIN lebih berhati-hati. Suara mereka, yang pagi-pagi menyatakan pencalonan Budi bakal mulus, sungguh tidak pantas. Apalagi mereka menganggap masalah hukum yang pernah membelit Budi telah selesai. Mereka pura-pura tidak tahu bahwa putusan praperadilan tidak menghapus perbuatan pidana tersangka, melainkan hanya menyentuh masalah prosedural.

Dewan juga tidak boleh lupa bahwa soal Budi Gunawan ini telah memicu kembali ketegangan antara KPK dan kepolisian. Penetapan Budi sebagai tersangka oleh KPK dibalas polisi dengan kriminalisasi terhadap komisioner KPK. Bambang Widjojanto, salah satu komisioner, sempat ditahan polisi. Ketua KPK saat itu, Abraham Samad, juga menjadi tersangka. Keduanya menjadi tersangka dengan alasan yang dicari-cari.

Advertising
Advertising

Kasus-kasus itu semestinya menjadi pertanyaan anggota Dewan saat uji kepatutan nanti. Banyak hal yang bisa dipertanyakan. Dari soal asal-usul hartanya yang di luar kewajaran, konfliknya dengan KPK yang membuat kita ragu terhadap komitmennya memberantas korupsi, hingga kedekatannya dengan PDI Perjuangan.

Jabatan Kepala BIN merupakan jabatan strategis. Lembaga intelijen ini dibekali kewenangan melakukan deteksi dini, pengintaian, bahkan penyusupan, lalu melaporkan hasilnya ke presiden. Dengan kewenangan sestrategis itu, BIN harus menjadi lembaga yang netral, semata-mata menjalankan fungsinya sebagai aparat negara.

Akan sangat berbahaya bila fungsi itu disalahgunakan. Kelayakan Budi sebagai Kepala BIN makin meragukan karena pencalonannya diduga merupakan kompromi politik, yaitu sebagai kompensasi batalnya dia menjadi Kapolri. Jika anggapan ini benar, sungguh disayangkan, karena lembaga negara telah menjadi alat tawar-menawar kepentingan politik.

Berita terkait

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

37 menit lalu

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

Nama komedian Eko Patrio disebut oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Ahad, 5 Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

53 menit lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

53 menit lalu

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

Universitas Indonesia atau UI masih menjaga posisi bergengsi dalam pemeringkatan kampus versi Times Higher Education. Berikut hasilnya pada 2024.

Baca Selengkapnya

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

1 jam lalu

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

Berikut saran spesialis kulit untuk menjaga kesehatan kulit di tengah cuaca panas seperti belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

1 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Jadwal dan Tahapan Sidang Sengketa Pileg 2024 Hingga Juni Nanti

1 jam lalu

Jadwal dan Tahapan Sidang Sengketa Pileg 2024 Hingga Juni Nanti

MK akan memutus Perkara PHPU atau sengketa Pileg: anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam tenggang waktu paling lama 30 hari kerja sejak permohonan dicatat.

Baca Selengkapnya

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

1 jam lalu

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

Gelombang protes mahasiswa pro-Palestina sedang terjadi di seluruh bagian dunia, sebuah gerakan yang diharapkan dapat menghentikan genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

1 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

JPU KPK mendakwa Syahrul Yasin Limpo dan komplotannya menerima uang dari pungutan di Kementan mencapai Rp 44,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Ganjar Resmi Bubarkan TPN: Saya Bangga dengan Perjuangan untuk Demokrasi Ini

1 jam lalu

Ganjar Resmi Bubarkan TPN: Saya Bangga dengan Perjuangan untuk Demokrasi Ini

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md untuk Pilpres 2024 resmi bubar. Akhir dari tim kampanye mantan pasangan calon nomor urut tiga itu diumumkan oleh Ganjar dalam acara halalbihalal TPN di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Arti Warna Lidah dan Masalah Kesehatan di Baliknya

1 jam lalu

Arti Warna Lidah dan Masalah Kesehatan di Baliknya

Tak hanya karena sisa warna makanan yang baru disantap, perubahan warna lidah juga bisa terkait penyakit, jadi waspadalah.

Baca Selengkapnya