Teliti Memotong Anggaran

Penulis

Rabu, 7 September 2016 22:05 WIB

APA boleh buat, pemangkasan anggaran negara jilid ketiga tak bisa dihindari. Perolehan dari program pengampunan pajak jauh di bawah target. Ditambah lagi, proyeksi penerimaan tak sesuai dengan harapan. Sinyal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sidang KTT G-20 di Cina, Senin lalu. Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan Indonesia terancam mesti mengurangi lagi pengeluaran, gara-gara target pemasukan dari program pengampunan pajak minim.

Awalnya, pengurangan belanja diputuskan pada akhir Mei, melalui Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Langkah-langkah Pengendalian dan Pengamanan APBN 2016. Anggaran di 87 kementerian dan lembaga dipangkas Rp 50 triliun. Dua bulan kemudian, pemotongan bujet babak kedua dilakukan saat membahas APBN Perubahan 2016, yakni sebesar Rp 137,6 triliun. Salah satunya, penghematan di kementerian dan lembaga senilai Rp 64,7 triliun.

Pada penghematan babak pertama, pemerintah bisa berapologi bahwa pemangkasan dilakukan terhadap pos-pos kegiatan yang kurang penting. Misalnya perjalanan dinas, seminar, belanja iklan, atau pembangunan gedung baru. Dan pada program efisiensi selanjutnya, sebagian dana transfer ke daerah ditunda. Lalu, pada penghematan tahap ketiga, apa lagi?

Pemerintah harus mensosialisasi langkah ini. Sebab, penghematan tahap ketiga pasti akan berdampak langsung terhadap masyarakat. Saat pelaksanaan program efisiensi yang kedua saja, muncul keresahan di daerah. Bahkan proyek infrastruktur, yang menjadi janji Presiden Jokowi, pun tertunda. Salah satunya adalah kereta Trans Papua, yang semula ditargetkan memulai konstruksi tahun ini.

Kebijakan pemotongan anggaran ini merupakan buah dari perencanaan bujet yang tidak akurat dan tak realistis. Target pendapatan yang digenjot secara ambisius, misalnya, lebih tampak sebagai upaya "menebus dosa" tahun lalu lantaran gagal mencapai target. Saat itu, perolehan pajak hanya sekitar 80 persen dari target Rp 1.489 triliun (APBN-P 2015). Tahun ini, pemerintah menargetkan penerimaan pajak Rp 1.546 triliun (APBN 2016), lantas direvisi menjadi Rp 1.539 triliun (APBN-P 2016).

Advertising
Advertising

Target pajak tahun lalu saja tidak tercapai. Apalagi meningkatkan target, ketika perekonomian sedang melambat, sungguh tidak realistis. Tapi, ibarat nasi sudah menjadi bubur, angka-angka itu telah sah menjadi undang-undang yang harus dilaksanakan. Karena itu, dalam program pemotongan anggaran yang ketiga nanti, pemerintah harus lebih hati-hati. Pos-pos yang akan dikurangi, atau bahkan dihilangkan, harus diseleksi benar. Yang paling sensitif tentu adalah program subsidibahan bakar dan listriksehingga harus dipikirkan masak-masak. Demikian pula yang bersentuhan langsung dengan publik, serta proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, waduk, dan saluran irigasi. Masyarakat harus diyakinkan bahwa kebijakan tersebut tidak sepenuhnya merugikan rakyat, melainkan untuk menyelamatkan anggaran negara, demi publik yang lebih luas.

Berita terkait

New Rush GR Sport Tampil Lebih Segar untuk Keluarga Indonesia

3 menit lalu

New Rush GR Sport Tampil Lebih Segar untuk Keluarga Indonesia

Kesan mobil premium terlihat jelas pada bagian interior dengan balutan hitam di sejumlah elemen

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

11 menit lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

11 menit lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Legih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

11 menit lalu

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Legih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

Untuk warga di timur Jakarta, seperti Bekasi dan Depok, naik kereta cepat ke Surabaya bisa jadi lebih menghemat waktu daripada naik pesawat dari Soeta

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Tolak PKS Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

12 menit lalu

Alasan Partai Gelora Tolak PKS Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak Partai Keadilan Sejahtera atau PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

16 menit lalu

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

20 menit lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

21 menit lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya

IU Bawakan 27 Lagu Selama 3 Jam Konser di Jakarta, Semangat Fanchant dan Banjir Konfeti

22 menit lalu

IU Bawakan 27 Lagu Selama 3 Jam Konser di Jakarta, Semangat Fanchant dan Banjir Konfeti

IU terpukai dengan UAENA Indonesia yang tidak berhenti bernyanyi bersama selama konser yang berlangsung selama 3 jam.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

25 menit lalu

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

Light Rail Transit atau LRT Jabodebek mencatat jumlah pengguna selama Triwulan pertama 2024 mencapai 3.841.554 orang.

Baca Selengkapnya