Mithos

Penulis

Minggu, 6 Januari 2013 00:00 WIB

"Jackie Chan is a myth."
Jackie Chan

Tapi Jackie Chan bernapas. Ia makan, tidur, tersenyum, berak, lari, berakting, melakukan loncatan akrobatik, dan menikmati seks. Tapi seperti kebanyakan orang dengan kemasyhuran tertentu, ia punya bayang-bayang. Hampir tiap saat bayang-bayang ini, dalam bentuk Jackie Chan tapi dengan ukuran yang kadang lebih besar, berada rapat di belakangnya. Atau di depannya.

Yang membuat bayang-bayang itu hadir tentulah ulah dan kerja Jackie Chan sendiri; jangan dilupakan: itu bagian esensial dunia film. Namun lebih penting lagi si bayang-bayang ada di sana karena orang lain, baik pengagum maupun pencerca, telah memproduksinyasebagai ikhtiar "menangkap" Jackie Chan yang senantiasa luput dari definisi.

Yang istimewa dari diri tokoh ini (atau bayang-bayangnya, atau citranya) adalah geraknya yang cekatan, kelenturannya untuk lepas dari perangkap, sikapnya yang sedikit bego dan sedikit bermain-main, tapi tahan banting dan menunjukkan daya tahan yang luar biasa.

Tentu bukan karena itu ia mengatakan dirinya "sebuah mithos". Tapi bagaimanapun, satu sisi mithos adalah "gerak": sebuah mithos, seperti Jackie Chan dalam film, tak pernah terpacak mandek. Itu sebabnya, seperti saya katakan tadi, ia selalu luput untuk disimpulkan. Sebuah mithos tak pernah jadi sumber kebenaran yang sudah tak bisa diubah, terpaku di luar waktu. "Kebenaran" sebuah mithos bukanlah cocoknya secara penuh antara "dongeng" dan "fakta"; bobot naratifnya mengapung dari satu pengalaman ke pengalaman lain manusia.

Tapi justru dengan demikian mithos tak terpisah dari kehidupan sehari-hari. Ketika Marlene Dietrich, bertentangan dengan Jackie Chan, mengatakan bahwa ia bukan mithos, ia benar dan juga keliru. Seperti banyak orang, ia mengira lawan dari mithos adalah kehidupan nyata. Tapi ia lupa, yang "nyata" selamanya tampak dalam gerhana, dengan penumbraterang yang juga menunjukkan tak seluruhnya terungkap, seperti Marlene sendiri dalam Blue Angel.

Di waktu kecil, saya pernah melintasi Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Plateau yang merupakan lantai kaldera 2.000 meter di atas permukaan laut itu sejak tiga milenia yang lalu agaknya sudah memancarkan aura yang tak lazim. Nama "Dieng" berasal dari kata "di Hyang", tempat Dewa bersemayam. Siapa yang pernah mengunjungi tanah tinggi ini akan melihat delapan candi Hindu berukuran kecil berderet. Tapi waktu itu saya percayaseperti juga orang yang menemani saya percayabahwa jumlahnya hanya lima. Dikatakan bahwa kelima bangunan itu adalah ruang tempat lima kesatria Pandawa dari kisah Mahabharata datang bersemadi di malam-malam tertentu, merenungkan dosa mereka dalam perang dan kekuasaan.

Setelah dewasa, saya menertawai dongeng itu. Para arkeolog menegaskan candi-candi kecil yang dibangun sekitar tahun 750 itu adalah delapan konstruksi yang semula berjumlah 400, didirikan untuk memuja Shiva. Ada ukiran topeng muka jahat dan gergasi laut pada arsitektur itu, yang mungkin merintis keindahan Prambanan hampir 200 tahun kemudian. Tak ada tanda-tanda cerita Mahabharata.

Tapi Mahabharata, di daerah masa kecil itu, bukan sekadar sebuah epos. Meskipun penduduk umumnya muslim, nama para dewa Hindu, para kesatria yang baik dan berani dalam wiracarita itu, juga para sosok jahat, hidup dalam laku dan bahasa sehari-hari. Jarang sekali ada pertunjukan wayang kulit yang mementaskan adegan perang terakhir keluarga Bharata itu, di mana orang-orang besar dikisahkan gugur dalam kemuliaan ataupun kekejian. Bagi penduduk desa yang saya kenal, lakon pertempuran dahsyat itu harus disertai upacara yang khidmat. Orang takut akan sesuatu yang mungkin menghadang di hari esok, jangan-jangan imbas kekerasan, dukacita, dan kesia-siaan Bharatayudha.

Sekitar akhir tahun 1960-an ada sebuah pementasan wayang kulit sebulan penuh yang menampilkan riwayat para Pandawa dan Kurawa sejak mereka muda belia sampai dengan saat mereka tewas di dalam dan setelah pertempuran. Di ujung pementasan itu satu upacara menyusul: jasad Sengkuni (yang tak lain adalah bentuk yang diukir dari kulit kerbau) diangkut ke Lautan Hindia untuk dilarung. Sengkuni adalah tokoh paling keji dalam lakon. Ia sudah terbunuh. Ia harus dibuang dan tak boleh kembali ke kehidupan.

Tampak, mithos bukan cuma sebuah fantasi, melainkan bagian kehidupan yang menjawab hasrat manusia melampaui keterbatasan dan kegelapan. Mithos, kata Karen Armstrong, menatap ke dalam "jantung sebuah kebisuan agung", the heart of a great silence. Kebisuan tentang datang dan hilangnya rasa bahagia dan murung, kebisuan tentang sangkan paraning dumadi, asal dan arah dari semua yang terjadi dan menjadi.

Menatap ke dalam kebisuan itu, manusia merasa mendapatkan sesuatu: sebuah pengalaman yang tak terkatakan. Di gua-gua manusia Neanderthal ditemukan kubur dengan kerangka tubuh yang terletak seperti fetus dalam kandungan. Konon itu ungkapan pengalaman mereka tentang teka-teki kematian dan ketakjuban kelahiran. Apa pun arti gambar-gambar hewan di gua-gua Lascaux yang berumur 17.300 tahun itu, mereka tampak mencoba menangkap kembali apa yang mempesona dalam hidup dari musim ke musim. Manusia adalah makhluk yang terpesona dan mengutarakan keterpesonaannya. Dari situ juga lahir mithos.

Sekian puluh milenia kemudiandi masa Jackie Chanketerpesonaan itu ternyata tak berakhir. Juga rasa takjub dan gentar kepada kebisuan agung. Ada yang menyangka ilmu & teknologi telah menghapusnya sebagaimana mereka kelak akan mengalahkan agama. Tapi, seperti Jackie Chan dalam film, mithos bergerak terus, memberi arti kepada hidup yang tak seluruhnya jelas.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

29 menit lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

31 menit lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

46 menit lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

49 menit lalu

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

Anggota grup asuhan KQ Entertainmet itu lalu menyapa roady, sebutan penggemar xikers, dengan Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

57 menit lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

1 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

1 jam lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Awal Mei 2024, Dua Event Internasional Digelar di Nusa Dua Bali

1 jam lalu

Awal Mei 2024, Dua Event Internasional Digelar di Nusa Dua Bali

Nusa Dua Bali jadi lokasi Asia Pacific Media Forum (APMF) 2024 dan The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment In Tourism in Asia Pacific 2024.

Baca Selengkapnya