Eyang Presiden

Penulis

Sabtu, 11 Mei 2013 23:41 WIB

Putu Setia

Saya pernah berjanji untuk tidak membaca dan menonton apa pun mengenai Eyang Subur, guru spiritual para selebritas yang kini dicaci oleh para selebritas itu sendiri. Alasan saya sederhana: perselisihan di antara para selebritas itu hanya untuk mendongkrak kembali popularitas mereka yang sudah mulai redup. Apa yang saya dapatkan?

Tapi, dalam situasi di mana televisi memuja peringkat (rating) dan berita politik membosankan, lingkungan saya tak mendukung. Melangkah sedikit saja, Eyang Subur selalu hadir. Orang membela dan orang mencaci, semakin membuat Eyang populer. Astaga, kepopuleran itu membuat Eyang Subur ingin nyapres--tidak sekadar nyaleg. "Ya, benar sekali, Bro, dia ingin nyapres buat 2014," ujar Ramdhan Alamsyah, juru bicara merangkap pengacara Eyang.

Apakah saya harus bilang "wow" gitu? Nanti terkesan melecehkan. Dulu, ketika Rhoma Irama berkeinginan nyapres, saya bilang: "terlaluuu..." Ungkapan "terlalu" itu dari lagu Bang Haji, memang sedikit sinis. Ternyata saya salah, ada partai yang menampung keinginan Bang Haji itu. Saya jadi malu.

Jika dirunut ke belakang, saya kurang sreg mendengar Megawati mau "maju" di Pemilu 2014. Begitu pula Wiranto dan Prabowo, bahkan Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie sekalipun. Lagi-lagi alasan saya sederhana, beliau "tokoh masa lalu", gerak langkahnya sudah diketahui. Saya ingin wajah baru, saya bisa menyebut banyak orang. Tapi adakah partai yang mengusung mereka, karena mereka bukan kader partai dan bukan selebritas?

Partai politik lebih senang mengusung orang yang sudah populer karena mereka lebih disenangi rakyat desa dibanding orang pintar yang tak dikenal. Calon legislator contohnya. Kaum populer itu bahkan bisa mencalonkan diri di beberapa partai--mereka lupa bahwa komisioner KPU mau kerja teliti. Dan nanti, ketika orang-orang populer itu masuk Senayan, mereka bisa memberi inspirasi untuk masuknya orang populer lain sebagai calon presiden. Ya, semacam Eyang Subur atau boleh jadi ditambah Arya Wiguna--itu gdiduga musuhh Si Eyang.

Advertising
Advertising

Jika dalam pemilu presiden nanti pilihan yang tersedia Megawati, Prabowo, Wiranto, Aburizal, Eyang Subur, Arya Wiguna, plus tokoh baru yang melejit luar biasa belakangan ini--Vitalia Sesha--siapa yang saya pilih? Kalau ada fatwa yang menyebut golput itu haram, saya pasti memilih nama-nama di urutan depan. Namun keponakan-keponakan saya di desa bisa jadi memilih Vitalia. Mereka terbiasa--karena sudah pengalaman dalam pilkada bupati dan gubernur--memilih dengan cara nyeleneh dan "tidak perlu bertanggung jawab". Mereka putus asa dengan keadaan, dan pemilihan pemimpin pun dianggap main-main, karena memang diberi contoh dari atas, dan media massa juga mengumbar "permainan" itu. Orang pintar sudah masuk angin, orang populer bablas angine.

Semakin tertutup angan-angan saya untuk mendapatkan presiden dengan wajah baru yang punya kemampuan serta wawasan. Jagoan saya tidak berpartai, dan partai enggan mengambilnya karena ongkos mempopulerkannya ke desa-desa perlu biaya tinggi. Mereka juga tak punya dana. Saya kira ada yang perlu dibenahi, sistem memilih pemimpin yang bisa membuat negeri ini lebih baik. Entah itu undang-undang atau aturan lain. Masalahnya--kok melingkar di sini terus, ya--bagaimana membuat undang-undang yang baik kalau parlemen isinya wajah lama yang sudah tak becus membuat undang-undang, ditambah para selebritas yang tak paham hukum. Kalau begini terus, hanya mukjizat yang bisa menyegarkan negeri ini. Saya harus pasrah menanti mukjizat itu, tetapi bukan tsunami.

Berita terkait

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

1 menit lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

12 Nama Daftar Pilkada Solo Lewat PDIP, dari Kader Partai hingga Pedagang Baut

3 menit lalu

12 Nama Daftar Pilkada Solo Lewat PDIP, dari Kader Partai hingga Pedagang Baut

PDIP telah membuka pendaftaran dan penyaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo. Sebanyak 12 orang telah mendaftar.

Baca Selengkapnya

Presiden Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

6 menit lalu

Presiden Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

7 menit lalu

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan kewarganegaraan ganda bagi para diaspora Indonesia. Apa itu diaspora Indonesia?

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

12 menit lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

14 menit lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

16 menit lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya

12 Nama Mendaftar Pilkada Solo lewat PDIP, Dari Kader Partai Hingga Pedagang Mur Baut

19 menit lalu

12 Nama Mendaftar Pilkada Solo lewat PDIP, Dari Kader Partai Hingga Pedagang Mur Baut

Para pendaftar baka calon wali kota dan wakil wali kota Solo dari PDIP memiliki latar belakang beragam.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

20 menit lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

25 menit lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya