Belajar dari Banjir Garut

Penulis

Selasa, 27 September 2016 22:15 WIB

Kerusakan vegetasi di kawasan hulu daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tidak boleh dibiarkan. Pemerintah harus segera memulihkan tutupan tetumbuhan di kawasan tersebut jika tidak ingin banjir bandangyang telah menyebabkan paling tidak 33 penduduk tewas dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang serta ratusan bangunan rusakitu terulang.

Banjir bandang yang menerjang tiga kecamatan di Kabupaten Garut pada 20 September lalu itu sudah cukup menjadi peringatan bahwa kerusakan lingkungan di wilayah tersebut begitu parah. Bahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan kondisi daerah aliran Sungai Cimanuk sudahmemburuk sejak 1992.Penyebab utamanya adalah rusaknya vegetasi,yang pada akhirnya memicu terjadinya bencanabanjir dan tanah longsor.

Karena itu, rencana Presiden Joko Widodo membentuk tim khususpenanganan dan pemulihan masalah ekologi di hulu Sungai Cimanukpatut didukung. Tim yang beranggotakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,sertaKementerian Pertanianitu akan menyusun rencana aksi untuk memulihkan kawasan tersebut setelah masa tanggap darurat usai.

Tim khusus itu semestinya sudah bisa bekerja berdasarkan temuan awal yang mereka peroleh. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, misalnya,telah mempunyai data tentang betapa masifnya penggundulan hutan di kawasan hulu Sungai Cimanuk. Lahan dengan kontur miring hingga 45 persen, yang seharusnya menjadi area tampung air hujan, itu disulap menjadi lahan pertanian. Yang memprihatinkan, daerah aliran sungai itu harus menampung limpasan air dari enam gunung, yang kondisi lahannya juga memprihatinkan akibat pertambangan, perkebunan, pertanian, pembangunan wisata, dan pembalakan hutan.

Pemerintah daerah dan masyarakat juga selaiknya khawatir potensi banjir bandang dan tanah longsor mengancam bukan hanya Kabupaten Garut, melainkan hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Hal itu terjadi lantaran tingginya kerusakan daerah aliran sungai dan pembangunan yang tak sesuai dengan aturan.

Advertising
Advertising

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau mengamanatkan, untuk pelestarian lingkungan, dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 persen dari luas daerah aliran sungai. Setiap kota dan kabupaten pun harus memiliki ruang terbuka hijau mencapai 30 persendari luas wilayahnya. Berdasarkan temuan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, rata-rata ruang terbuka hijau di 27 kota dan kabupatendiJawa Barat hanya tersisa 6-7 persen.Bahkan Kabupaten Garut hanya memiliki 5 persenruang terbuka hijau.

Jika ruang terbuka hijau itu terus tergerus dan vegetasi kawasan hulu daerah aliran Sungai Cimanuk tak segera dibenahi, bencana banjir dan tanah longsor akan terus mengintai penduduk, terutama yang bermukim di sekitar daerah aliran sungai. Masyarakat dan pemerintah seharusnya belajar dari petaka Garut ini.

Berita terkait

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

1 menit lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

6 menit lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan

16 menit lalu

301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan

Kondisi Gunung Ruang, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Selatan masih dalam status awas atau level IV hingga Sabtu, 4 Mei 2024. Pemerintah mengatakan ada 301 keluarga yang akan direlokasi akibat semburan abu vulkanik itu.

Baca Selengkapnya

Kurang Teliti, Peserta UTBK SNBT 2024 di UPN Jakarta Datang Sehari Lebih Cepat

23 menit lalu

Kurang Teliti, Peserta UTBK SNBT 2024 di UPN Jakarta Datang Sehari Lebih Cepat

Begini cerita Muhammad Fajri Ilhamsyah, salah satu peserta UTBK SNBT 2024 di UPNVJ yang datang sehari lebih cepat dari jadwal ujiannya.

Baca Selengkapnya

Lelang Vespa Babe Cabita akan Ditutup Malam Ini, Penawaran Tertinggi Rp 170 Juta

23 menit lalu

Lelang Vespa Babe Cabita akan Ditutup Malam Ini, Penawaran Tertinggi Rp 170 Juta

Lelang motor Vespa kesayangan mendiang Babe Cabita akan ditutup pada 5 Mei 2024 pukul 20.00 WIB. Sampai saat ini harga tertinggi Rp 170 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

33 menit lalu

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

Cerita Heni Ardianto, lulusan prodi Magister Sains Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 3,72 asal Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

42 menit lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

58 menit lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

58 menit lalu

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

Operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali dibuka setelah sempat ditutup sementara karena terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Piala Uber 2024: Dikalahkan Chen / Jia, Fadia / Ribka Akui Kalah Pengalaman

1 jam lalu

Piala Uber 2024: Dikalahkan Chen / Jia, Fadia / Ribka Akui Kalah Pengalaman

Fadia / Ribka gagal menyumbangkan angka untuk Indonesia saat menghadapi Cina di final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya