Puasa

Penulis

Minggu, 14 Juli 2013 01:29 WIB

Toriq Hadad
@thhadad

SAYA percaya banyak doa akan terkabul di bulan puasa ini. Termasuk doa saya: semoga kita puasa dan Lebaran bersama.

Ternyata benar. Doa saya terkabul, walau hanya separuh. Muhammadiyah mulai puasa Selasa, NU hari Rabu. Pemerintah juga Rabu. Tapi, kalau tak berubah, Lebaran tahun ini akan jatuh pada hari yang sama, karena Muhammadiyah berpuasa 30 hari dan NU 29 hari.

Membayangkan Lebaran pada hari yang sama Agustus mendatang itu saja sudah membuat saya gembira. Hilang sudah rasa iri pada umat Islam di Arab Saudi, Malaysia, dan banyak negara Semenanjung Arab serta Eropa, yang kompak mengawali puasa pada hari yang sama.

Rasa girang itu meredakan kegalauan saya membaca SMS seorang kawan. "Muhammadiyah puasa Selasa, NU hari Rabu, pemerintah juga ikut Rabu, lalu kita ikut Islam yang mana?" Saya jawab: perbedaan itu rahmat. Pilih sesuai pengetahuan, keyakinan, dan hati nurani.

Saya pikir itu jawaban tuntas. Ternyata teman ini mengirim SMS lanjutan. "Lalu malam Lailatul Qadar ditentukan berdasarkan hitungan siapa?" Ini persoalan pelik. Soalnya, Islam percaya beribadah pada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan itu jatuh pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir puasa. Berbeda awal puasa artinya berlainan pula hitungan hari ganjil atau genap. Meskipun rada bingung, saya jawab juga. "Jangan pilih-pilih malam, terus saja beribadah, jangan cuma sepuluh hari terakhir."

Advertising
Advertising

Setiap tahun para cerdik pandai di negeri ini berkutat pada metode penetapan awal puasa, namun belum ketemu juga solusi permanen. Memang perlu usaha keras dan niat ikhlas untuk sepakat, mengingat metode penetapan yang berbeda. Muhammadiyah memakai hitungan kalender. NU memakai metode hilal atawa anak bulan. Pemerintah Indonesia, juga kesepakatan menteri agama se-Asia Tenggara, memakai metode yang sama dengan NU dengan sedikit varian antarnegara.

Tapi adakah usaha untuk mencapai kesepakatan soal awal puasa? Setiap tahun pemerintah menyatakan akan terus mendorong dialog tentang penetapan awal puasa, tapi hampir setiap tahun pula dimulainya puasa berbeda-beda. Benar orang bilang bahwa berbeda itu rahmat, tapi kebersamaan itu indah dan bukan barang haram.

Puasa memang persoalan privat, antara manusia dan Tuhannya. Saya setuju dengan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, yang meminta pemerintah membebaskan organisasi Islam menetapkan sendiri awal puasanya. Tapi mesti ada usaha serius dari kalangan ormas Islam untuk saling berdialog dan berijtihad mencari persamaan, demi kebersamaan umat.

Perbedaan awal puasa dan Lebaran di negeri berpenduduk 250 juta jiwa dengan mayoritas pemeluk Islam ini bukan lagi masalah sepele. Ini bukan lagi urusan jadwal silaturahmi Lebaran saja. Ini juga bukan sekadar masalah beda waktu memasak opor ayam, ketupat, atau sayur lodeh belaka. Awal puasa dan Lebaran, bagi saya, merupakan indikator persatuan umat. Jika untuk dua hal itu tak bisa dicapai sepakat, artinya perlu disadari bahwa umat belum siap bersatu untuk soal-soal lain yang lebih pelik.

Jika umat Islam bersatu menetapkan awal puasa dan Lebaran, saya kira pemerintah akan mengikuti saja. Tapi bayangkan jika sekarang pemerintah tak ikut campur soal jadwal ini. Siapa yang menetapkan hari libur Idul Fitri di kalender? Lalu bagaimana libur kantor pemerintah, swasta, dan sekolah diatur? Tentu tak mungkin libur instansi dan dinas diatur mengikuti pilihan ormas Islam pimpinannya.

Tahun ini Insya Allah kita akan bersama-sama berlebaran, walau awal puasa berbeda. Tak perlu galau. Kita toh masih punya persamaan besar: bersama-sama puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

12 menit lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

17 menit lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

22 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

Atlet tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, mengalahkan wakil China Taipei, Chou Tien Chen, pada babak semifinal Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

45 menit lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

46 menit lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

48 menit lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

52 menit lalu

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

Indonesia lolos ke final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung optimistis dan bangga dengan pertumbuhan para pemain tunggal putri generasi baru.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

57 menit lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

58 menit lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Tentukan Langkah Indonesia ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Cahya Dewi Mengaku Sempat Tegang

1 jam lalu

Tentukan Langkah Indonesia ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Cahya Dewi Mengaku Sempat Tegang

Komang Ayu Cahya Dewi memastikan kemenangan regu putri Indonesia atas Korea Selatan di babak semifinal Piala Uber 2024 pada Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya