Menunggu Gebrakan Menteri Jonan

Penulis

Senin, 17 Oktober 2016 01:03 WIB

Tugas Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, sungguh tidak mudah. Pos Menteri ESDM menyimpan banyak pekerjaan rumah yang pelik dan sarat konflik. Kemampuan manajerial Jonan dan wakilnya, Arcandra Tahar, akan diuji mengingat banyak target kementerian yang tenggatnya kian dekat.

Soal proyek pembangunan infrastruktur listrik 35 ribu MW (36.722 megawatt), misalnya. Presiden Jokowi telah menargetkan ketersediaan listrik melalui program tersebut pada 2019. Realisasinya, sampai September lalu, pembangkit yang beroperasi secara komersial baru berkapasitas 164 megawatt. Ini artinya kurang dari 1 persen target total kapasitas tahap pertama 2017 sebesar 18.685 megawatt. Jonan harus mencari akar penyebab tertatih-tatihnya program ini.

Saat menjabat Menteri Perhubungan, juga ketika sebelumnya menjadi bos PT Kereta Api Indonesia, Jonan dikenal tegas dan "keras kepala" dalam menjalankan program-programnya. Karakter itu sekarang tetap diperlukan untuk menegakkan larangan ekspor mineral mentah dan kewajiban perusahaan tambang menyediakan smelter. Pasal 103 ayat 1 Undang-Undang Mineral dan Batu Bara mewajibkan perusahaan tambang mengolah dan memurnikan hasil penambangan di dalam negeri. Dan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014, mineral tembaga, mangan, seng, timbel, timah, dan besi tidak dapat lagi diekspor terhitung mulai 12 Januari 2017.

Daftar pekerjaan rumah Jonan masih panjang. Ada soal nasib hampir 4.000 izin usaha tambang yang berstatus non-clean and clear, dari soal tumpang-tindih lahan hingga tunggakan royalti tambang. Juga rencana pemangkasan subsidi listrik yang memerlukan verifikasi data agar subsidi tepat sasaran.

Masalah harga gas dan tata kelola gas domestik juga harus ditangani. Belum lagi perkara revitalisasi kilang agar pemerintah tak selalu jadi korban permainan harga bahan bakar minyak.

Advertising
Advertising

Dengan beban begitu besar, tak mengherankan jika banyak yang ragu apakah kali ini Jonan mampu. Memimpin ESDM tak hanya memerlukan kemampuan manajerial yang mumpuni. Untuk soal ini, Jonan sudah teruji. Yang akan menjadi tantangan baru bagi alumnus International Relations and Affairs Fletcher School of Law and Diplomacy, Amerika Serikat, ini adalah keberanian menegakkan aturan.

Keberanian itu akan diuji dalam menghadapi gurita mafia migas. Sudirman Said, menteri pendahulunya di ESDM, sudah membuka jalan untuk memerangi jaringan mafia. Petral, unit bisnis anak usaha PT Pertamina yang dituding menjadi sarang mafia, telah dibubarkan. Skandal pemerasan saham PT Freeport juga terungkap ke publik.

Jonan harus meneruskan "jalan perang" itu dengan segala risikonya. Kita berharap Jonan cukup memiliki keberanian, juga kecerdikan, dalam menjalankan tugasnya.

Berita terkait

20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

4 menit lalu

20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

20 tahun sudah kematian Munir tidak kunjung menemukan titik terang mengungkap siapa dalang pembunuhan Munir sesungguhnya.

Baca Selengkapnya

5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

5 menit lalu

5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

Aktris berbakat Korea, Son Nae Eun beradu akting dengan Choi Minho dalam drama Korea terbaru bertajuk Romance in the House.

Baca Selengkapnya

Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

5 menit lalu

Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

Pendukung Gibran menuduh Rocky Gerung dalam sebuah acara di televisi telah menyebarkan berita bohong tentang Wali Kota Solo.

Baca Selengkapnya

Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

20 menit lalu

Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut Kaesang tidak perlu melaporkan gratifikasi. Dosen Hukum Pidana UGM bilang tidak boleh dibebaskan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

28 menit lalu

Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di John Guise Stadium dihadiri sekitar 35 ribu umat.

Baca Selengkapnya

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

31 menit lalu

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

40 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.

Baca Selengkapnya

Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

42 menit lalu

Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.

Baca Selengkapnya

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

46 menit lalu

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

56 menit lalu

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Mahfud Md pernah menunjuk Faisal Basri jadi Satgas TPPU. Ini hasil temuan bersama timnya, termasuk bongkar kasus impor emas senilai Rp 189 triliun.

Baca Selengkapnya