Tertawa

Penulis

Minggu, 28 April 2013 00:00 WIB

Ada sebuah cerita yang saya temukan di Internet dan saya ubah di sana-sini untuk para pembaca:

Pada suatu hari di Slovenia, seorang atheis sedang joging di hutan. Ia menikmati hijau pohon-pohon seraya tubuhnya bergerak di udara pagi.

Tiba-tiba ia dengar suara mengaum. Ketika ia menengok, ia lihat seekor singa besar (dan tampak lapar) mengejarnya.

Ia lari, menerabas semak. Tapi malang tak dapat ditolak: ia tersungkur di sebuah sudut. Singa itu pun tegak di dekatnya bersiap menerkam.

Putus asa total, si atheis sadar: hanya Tuhan yang bisa menyelamatkannya. Ia insaf. Ia berdoa: "Ya, Tuhan, bebaskan aku dari hewan buas ini. Jadikanlah ia makhluk yang kristiani."

Advertising
Advertising

Tiba-tiba hutan bercahaya selama 30 detik. Mukjizat terjadi. Tokoh kita tahu, doanya dikabulkan.

Dan terdengarlah suara singa itu, takzim: "Bapa kami yang ada di Surga, terpujilah nama-Mu. Telah Kauberi aku santapan pagi yang lezat."

Andaikata peristiwa itu terjadi benar-benar, kita tak akan tertawa. Seseorang yang tersungkur di hadapan seekor singa yang lapar bukanlah adegan yang menggelikan. Keajaiban yang membuat seekor singa bisa berbicara juga bukan kejadian yang lucu. Cerita di atas kocak karena ia satu konstruksi imajinatif yang menabrakkan apa yang mula-mula tampak galib (seseorang ketakutan dan putus asa menghadapi maut) dengan apa yang mendadak tak masuk akal dan tak terduga (si singa jadi Kristen dan tetap tak melepaskan mangsanya).

Tapi tak hanya itu. Ada olok-olok dalam lelucon tadidan agaknya dalam tiap lelucon. Olok-olok, seperti yang kita kenal di dunia anak-anak, adalah unsur penting dalam permainan. Lelucon yang baik tak pernah serius, tak pernah ingin berpetuah. Cerita di atas tak bermaksud mengingatkan orang agar tak jadi atheis atau agar tak berputus asa di dalam krisis. Tak ada yang dicela. Tak ada pesan moral.

Tapi orang bisa melihat hal-hal yang nyata di dalam cerita itu, samar ataupun tidak. Seorang atheis dan seorang Kristen bukanlah sosok yang ganjil. Sebuah lelucon tak bisa seluruhnya terdiri atas alam fantasi. Ia menggelikan karena ia tak berada di satu dataran; ia meloncat-loncat. Di dalamnya selalu ada dunia sehari-hari yang kita alami yang hadir, meskipun umumnya tak pernah pas. Dalam batas tertentu, lelucon mengandung peniruan.

Sebab itu tiap lelucon bisa diartikan sebagai parodi. Parodi, peniruan yang dibengkokkan pada saat yang menentukan, kita temukan misalnya dalam cerita wayang yang terkenal, Petruk Jadi Raja. Di sini, sang badut yang datang dari kelas jelata bertakhta di Kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh.

Pada momen itu, yang lucu, yang komik, munculmeskipun itu semua berhenti ketika lakon ini jadi sebuah satire. "Satire is a lesson, parody is a game," kata novelis Vladimir Nabokov dalam sebuah wawancara. Satire bisa agresif dalam memperlihatkan kebodohan, keculasan, atau ketidakadilan, semacam ajaran dan advokasi agar semua itu tak dilakukan lagi. Sebab itu satire tak merasa perlu jadi lucu. Lakon Petruk Jadi Raja, ketika bermaksud mencemooh orang bawah ketika berkuasa, akan menusuk hati bagi yang terkena; ia tak membuatnya terbahak-bahak.

Parodi, sebaliknya, lebih cenderung nakal, jahil, tapi tanpa sikap militan yang menghantam sasaran. Di dalamnya ada sifat humor yang mendasar. Di dalamnya tertawa adalah untuk kami dan sekaligus untuk kita. "Tertawa tampaknya butuh sebuah gema," kata Henri Bergson dalam risalahnya tentang tertawa. Ketika kita tertawa sendirian di perpustakaan membaca sebuah lelucon, kita sebenarnya tertawa bersama dengan orang lain, entah di mana, baik dengan si pembuat lelucon itu maupun mereka yang membaca lelucon yang sama.

Tapi sifat sosial humor tak cuma di situ. Jika satire sering tak lucu tapi menusuk, itu karena ia disuarakan sebuah subyek yangseperti dalam perang propagandategas, tajam, galak, memandang sasaran sebagai sesuatu yang harus dijatuhkan. Satire bukan kelaziman para punakawan dalam wayang. Mereka lucu benar karena tak menampilkan diri perkasa.

Sejak awal, mereka subyek-dalam-keterbatasan: jelek, tak anggun, bahkan cacat. Mereka memandang dunia sebagai proyeksi diri mereka: sesuatu yang rumpang, tak beres, tapi tetap bisa ditanggungkan jika kita mengambil jarak dari kerumpangan itu.

Ada kearifan dalam sikap itu, seperti kearifan Semar yang berjalan jauh mengikuti pengembaraan Arjuna. Orang tua ini tertawa ketika jalan terjal mendaki dan menangis ketika jalan turun landai. Hidup kita sambut justru karena kesulitan akan digantikan kemudahan, dan sebaliknya. Dengan kata lain: fana. Tapi juga dalam kefanaan, yang tragis tak mungkin diingkari.

"Comedy is a tragedy plus time," kata Woody Allen. Dunia, seperti dipetuahkan para aulia, memimpikan surga karena ia bukan surga. Malapetaka selalu terjadi. Hanya dengan jarak waktu kita bisa melihatnya sambil tertawa. Dengan komedi, kita menaruh yang tragis di dalam kurungan, beberapa saat.

Seperti tokoh Cecilia dalam film Woody Allen The Purple Rose of Cairo. Ia, pekerja restoran yang dianiaya suami, hanya bisa menghibur diri di bioskop. Suatu hari, ia mendapatkan bahwa tokoh utama film yang ditontonnya tiba-tiba turun dari layar putih dan jatuh cinta kepadanya. Ia berbahagia sekali. "I just met a wonderful new man! He's fictional, but you can't have everything." Ia tahu laki-laki ganteng dan baik budi itu hanya fiktif. Tapi dalam hidupnya yang rudin, ia tak meminta banyak.

Melankoli itu membuat kita tersenyum. Cecilia yang konyol. Cecilia yang bersyukur di tengah kemuraman. Cecilia kita.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

3 menit lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

3 menit lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

4 menit lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

12 menit lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

14 menit lalu

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

16 menit lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

17 menit lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

22 menit lalu

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

Komisi II DPR juga akan mengonfirmasi isu yang menerpa Ketua KPU Hasyim Asy'ari.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

32 menit lalu

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

Sebelumnya viral sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip yang diduga melakukan penyalahgunaan bantuan.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

37 menit lalu

Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

Beroperasinya 48 perjalanan harian Whoosh didasarkan pada hasil evaluasi periode sebelumnya yang menunjukan kebutuhan penambahan perjalanan reguler.

Baca Selengkapnya