Gelanggang

Penulis

Minggu, 9 Juni 2013 00:00 WIB

Indonesia adalah sebuah sosok yang dimulai dengan kata kami. Dan itu terjadi pada 17 Agustus 1945. "Kami bangsa Indonesia"kalimat pembuka Bung Karno tatkala memaklumkan lahirnya sosok baru itu ke dunia.

Kata kami berbeda dengan kitakosakata yang tak ada padanannya dalam bahasa Eropa. Kami adalah penanda satu himpunan orang yang meletakkan diri di hadapan liyan yang diposisikan "di luar" himpunan itu.

Tapi ada paradoks. Di satu pihak, sebagai identitas, kami membuat batas untuk menjadikan diri beda. Kami mengeluarkan liyan dari dalam perbatasan itu. Tapi di lain pihak ia jadi beda justru karena ada liyan kepada siapa ia diperbandingkan. Indonesia adalah Indonesia karena ia bukan Cina, bukan Malaysia, dan seterusnya. Pada saat yang sama: Cina bukan Indonesia, dan seterusnya. Yang "luar", liyan, memberi bentuk kepada kami, tapi sebaliknya kami membentuk yang "luar".

Kita tahu, pembedaan tak akan pernah selesai; pelbagai hal dalam jumlah yang tak terhingga memberi bentuk sosok X. Derrida menyebut peran l'exterieur constitutif. X selamanya X yang belum definitif. Identitas ("X", "kami") adalah pengertian yang selalu tertunda.

Ini tecermin dalam sebuah dokumen yang bertanggal 18 Februari tapi terbit pada 22 Oktober 1950 di majalah Siasat di Jakartateks yang sampai kini masih dikenang, meskipun jarang ditelaah: Surat Kepercayaan Gelanggang.

Advertising
Advertising

Saya kutip sebagian besarnya:

Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. pengertian rakyat bagi kami adalah kumpulan campur-baur dari mana dunia baru yang sehat dapat dilahirkan.

Keindonesiaan kami tidak semata-mata karena kulit kami yang sawo matang, rambut kami yang hitam tetapi lebih banyak oleh apa yang diutarakan oleh wujud pernyataan hati dan pikiran kami.

Kami tidak akan memberi kata ikatan untuk kebudayaan Indonesia, kami tidak akan melap-lap hasil kebudayaan lama sampai berkilat dan untuk dibanggakan, tetapi kami memikirkan suatu penghidupan kebudayaan baru yang sehat. Kebudayaan Indonesia ditetapkan oleh kesatuan berbagai-bagai rangsang suara. Kami akan menentang segala usaha yang mempersempit dan menghalangi tidak betulnya pemeriksaan ukuran nilai.

Revolusi bagi kami ialah penempatan nilai-nilai baru atas nilai-nilai usang yang harus dihancurkan. Demikian kami berpendapat, bahwa revolusi di tanah air kami sendiri belum selesai.

Dalam cara kami mencari, membahas, dan menelaahlah kami membawa sifat sendiri.

Penghargaan kami terhadap masyarakat adalah penghargaan orang-orang yang mengetahui adanya saling pengaruh antara masyarakat dan seniman.

Seperti Proklamasi Kemerdekaan, subyek teks itu kami, bukan kita: penanda sebuah kelompok sedang berbicara kepada orang di luar kelompok itu. Ada kesan, pernyataan ini tengah berhadapan dengan pendirian lain.

Maka sering disebut, Surat Kepercayaan itu satu antithesis bagi Mukadimah Lekra, organisasi yang dibentuk pada 17 Agustus 1950 dengan inisiatif M.S. Ashar, A.S. Dharta, D.N. Aidit, dan Njoto (kedua yang terakhir ini pemimpin PKI). Tapi saya ragu. Yang saya lihat, kedua teks itu malah punya perspektif penting yang sejajar.

Sementara Mukadimah Lekra "membantah pendapat bahwa kesenian dan ilmu bisa terlepas dari masyarakat", Surat Kepercayaan juga mengatakan adanya "saling pengaruh antara masyarakat dan seniman". Sementara Surat Kepercayaan menolak "melap-lap hasil kebudayaan lama" dan bercita-cita ke arah "dunia baru yang sehat", Mukadimah juga "menerima dengan kritis peninggalan-peninggalan nenek moyang kita" dan berniat aktif "memenangkan sesuatu yang baru maju". Sementara Mukadimah menegaskan peran "rakyat" sebagai pencipta kebudayaan, Surat Kepercayaan menyebut, dari rakyatlah "dunia baru yang sehat dapat dilahirkan".

Jika terasa ada perbedaan, itu karena Surat Kepercayaan lebih sadar diri dalam menghadapi dunia luar. Kalimat "Revolusi di tanah air kami" dalam teksnya tampak ditujukan kepada pihak yang bukan bagian dari tanah air itu.

Mungkin di sana ada gema zamannya: Indonesia, yang baru lima tahun memaklumkan kelahirannya, merasa hadir setara dalam kancah internasional. Surat Kepercayaan terbit hanya 24 hari setelah republik baru ini jadi anggota PBB, 28 September 1950.

Dalam kancah itulah teks ini menegaskan "ke-Indonesia-an". Meskipun menyatakan diri "ahli waris kebudayaan dunia", teks itu menambahkan: kebudayaan dunia itu "kami teruskan dengan cara kami sendiri".

Tapi kami di sana tak diwakili oleh sesuatu yang tetap. Kami diwakili "pernyataan hati dan pikiran"sesuatu yang berlapis-lapis dan terus-menerus baru. Juga ketika beberapa tahun berikutnya, Indonesia makin aktif memperkenalkan diri ke luar negeri, sebagaimana dikisahkan dalam buku yang disusun Jennifer Lindsay & Maya H.T. Liem, Ahli Waris Budaya Dunia. Tak ada Indonesia yang tunggal dan final.

Yang tampak, "dunia", kian penting. Tapi di sini juga ada paradoks. Justru ketika apa yang diasumsikan sebagai "ke-Indonesia-an" dikemukakan sekuat tenaga ke dunia, identitas itu rapuh. Kekhasan ("beda") Indonesia yang ditegas-tegaskan mudah untuk jadi "beda" yang dirumuskan sebagai "unik"atau "eksotis". Penciptaan pun terjebak dalam nilai-nilai yang jadi penting demi ke-"unik"-an itu.

Untunglah, Surat Kepercayaan menolaknya. "Kami tidak akan memberi kata ikatan untuk kebudayaan Indonesia."

Artinya kami jadi percakapan yang kreatif dengan dunia dan zamannya. Kami jadi proses yang arahnya tak ditentukan lebih dahulu"identitas" yang tak hendak selesai, ditempa kemerdekaan, melanjutkan kemerdekaan.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

26 detik lalu

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Puji Fans Pakai Bahasa Indonesia di Konser NCT Dream, Mark: Kalian Gacor!

10 menit lalu

Puji Fans Pakai Bahasa Indonesia di Konser NCT Dream, Mark: Kalian Gacor!

Member NCT Dream berulang kali memuji semangat Dreamies menggunakan bahasa Indonesia di konser The Dream Show 3: DREAM( )SCAPE.

Baca Selengkapnya

Pencanangan HUT Jakarta, Pemprov DKI Turunkan Ratusan Satpol PP dan Armada Kebersihan

16 menit lalu

Pencanangan HUT Jakarta, Pemprov DKI Turunkan Ratusan Satpol PP dan Armada Kebersihan

Pemprov DKI Jakarta menggelar Pencanangan HUT Jakarta. Untuk kelancaran acara, ratusan personel Satpol PP dan petugas kebersihan dikerahkan.

Baca Selengkapnya

Dampak Negatif Parkir Liar, Menghambat Usaha Kecil hingga Sebabkan Kemacetan

19 menit lalu

Dampak Negatif Parkir Liar, Menghambat Usaha Kecil hingga Sebabkan Kemacetan

Pemprov DKI akan tertibkan parkir liar. Benarkah parkir liar menghambat usaha kecil?

Baca Selengkapnya

CFD Dimeriahkan Penampilan Grup Musik Kathina, Ribuan Warga Padati Bundaran HI

34 menit lalu

CFD Dimeriahkan Penampilan Grup Musik Kathina, Ribuan Warga Padati Bundaran HI

Pengunjung CFD hari ini mengalami lonjakan signifikan karena ada penampilan Kahitna di panggung Pencanangan HUT Jakarta ke-497.

Baca Selengkapnya

Deretan Album Greatest Hits yang Terlaris

38 menit lalu

Deretan Album Greatest Hits yang Terlaris

Album greatest hits merupakan cara label mengemas ulang hak cipta yang ada

Baca Selengkapnya

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

40 menit lalu

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

Teguh Prakosa mengakui mendapat dukungan penuh dari akar rumput PDIP untuk maju dalam Pilkada Solo 2024.

Baca Selengkapnya

5 Maskapai Penerbangan Ini Tawarkan Liburan Gratis saat Transit

42 menit lalu

5 Maskapai Penerbangan Ini Tawarkan Liburan Gratis saat Transit

Liburan ini bisa gratis karena maskapai penerbangan memberi fasilitas kamar hotel tanpa biaya saat transit di Abu Dhabi, Kairo, hingga Doha.

Baca Selengkapnya

500 Demonstran Unjuk Rasa Damai di Peru Mendesak Undang-undang yang Mengatur LGBT Dihapus

42 menit lalu

500 Demonstran Unjuk Rasa Damai di Peru Mendesak Undang-undang yang Mengatur LGBT Dihapus

Demonstran menuntut penghapusan undang-undang baru yang menggambarkan transgender dan jenis LGBT lainnya masuk kategori sebuah penyakit mental

Baca Selengkapnya

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

42 menit lalu

Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

Kemenko PMK menyebutkan, serapan kerja di industri elektronik Indonesia masih rendah, terutama di bidang riset.

Baca Selengkapnya