Jalan Sukarno

Penulis

Sabtu, 7 September 2013 23:04 WIB

Putu Setia

Ketika saya remaja, tinggal di kampung pinggiran timur Denpasar, saya ikut menari kecak dengan lakon favorit Ramayana. Saya dan penari lain tertarik pada Wibisana, tokoh yang bijaksana padahal dia bersaudara dengan Rahwana, sang durjana. Akhirnya, jalan di depan tempat pementasan kecak itu kami beri nama Jalan Wibisana.

Bertahun-tahun jalan itu populer. Ketika dijadikan jalan kabupaten dan beraspal licin, nama jalan diganti menjadi Jalan Kecubung. Lo, kok nama bunga yang tak terkenal? "Di kawasan ini jalan-jalan memakai nama bunga. Nama tokoh wayang ada di kawasan lain," begitu alasan pemerintah. Ternyata, pemberian nama jalan ada aturannya. Jalan yang jadi pusat kota lama diberi nama tokoh atau pahlawan masa lalu. Misalnya, Gajah Mada, Hayam Wuruk, Untung Surapati. Jalan utama perluasan kota nama tokoh masa kini: Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, dan seterusnya. Di luar jalan utama memakai himpunan, ada nama burung, bunga, wayang, pulau, gunung, danau, dan banyak lagi.

Apakah itu peraturan nasional atau provinsi, tak jelas. Tapi begitulah pemberian jalan di kota-kota di Bali. Orang jadi gampang mencari alamat. Adapun jalan utama baru diberi nama "tokoh masa kini", seperti Jalan Ngurah Rai dan Jalan Profesor Mantra. Jalan tol di atas laut yang baru saja selesai sampai kini belum punya nama, konon sulit mencarikan nama yang sesuai dengan keindahan panorama jalan itu.

Saya tak paham bagaimana di Jakarta. Sepertinya mengikuti nama wilayah atau nama tempat bersejarah yang ada di kawasan itu. Nama jalan pun bisa berubah kalau ada "sejarah baru" di sana. Misalnya, dulu Jalan Pegangsaan Timur, karena dibangun patung proklamator di sana, diganti nama menjadi Jalan Proklamasi.

Advertising
Advertising

Lantas, untuk apa mengganti nama Jalan Medan Merdeka, baik yang di utara, selatan, barat, maupun timur? Bukankah kawasan yang kini bernama Monumen Nasional dulunya adalah medan untuk memperjuangkan kemerdekaan dan oleh Bung Karno disebut Lapangan Merdeka? Karena jadi medan perjuangan menegakkan kemerdekaan, Bung Karno, selain mendirikan Monumen Nasional di sana, memberi nama Medan Merdeka untuk jalan yang mengitarinya. Jika sejarah dihormati, semestinya nama jalan itu dipertahankan.

Mengganti Medan Merdeka Utara dengan nama Bung Karno (atau Sukarno, belum jelas) dengan alasan mengenang jasa beliau, rasanya tak pas. Bandara terbesar di republik ini sudah bernama Soekarno-Hatta. Gelora Senayan juga sudah bernama Gelora Bung Karno. Jalan Bung Hatta (atau Mohamad Hatta) pengganti Medan Merdeka Selatan, hanya karena di sana ada Istana Wakil Presiden, justru "mengecilkan" Bung Hatta. Apa tak ada gedung atau kawasan lain yang layak diberi nama Bung Hatta?

Saya tak ingin melanjutkan dengan kontroversi mengganti Medan Merdeka Barat menjadi Jalan Soeharto dan Medan Merdeka Timur menjadi Jalan Ali Sadikin. Perdebatan bisa panjang. Saya lebih tertarik pada masalah prioritas yang dihadapi bangsa ini. Pada saat rupiah terus melemah dan sebagian besar hasil pertanian diimpor, kenapa mengganti nama jalan harus prioritas? Ada biaya yang timbul. Mengganti papan nama, ganti kop surat, kartu nama, dan urusan jelimet lainnya.

Menghormati Bung Karno justru harus mempertahankan nama jalan yang diwariskan Bung Karno di sekeliling Lapangan Merdeka yang kini berdiri Monas itu. Lagi pula, kalau memang serius niatnya menempatkan Bung Karno sebagai pahlawan yang berjasa kepada Negara ini, saya setuju dengan Ibu Megawati, berilah predikat Bapak Bangsa untuk Sukarno. Bukan dengan menaruh nama Bung Karno di jalanan.

Berita terkait

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

15 menit lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

17 menit lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

17 menit lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

22 menit lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Menjajal Atraksi Melangkah di Atas Atap Optus Stadium Perth yang Mendebarkan

30 menit lalu

Menjajal Atraksi Melangkah di Atas Atap Optus Stadium Perth yang Mendebarkan

Optus Stadium Perth, Australia menawarkan atraksi yang cukup ekstrem, melangkah di atas atap stadium dengan ketinggian 42 meter di atas permukaan tanah.

Baca Selengkapnya

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

31 menit lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Kamis 2 Mei: Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN Berduel, Berebut Puncak Klasemen

36 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Kamis 2 Mei: Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN Berduel, Berebut Puncak Klasemen

Tim bola voli putra Jakarta LavAni Allo Bank dan Jakarta STIN BIN bertemu di pertandingan pekan kedua Proliga 2024 di GOR Jatidiri, Semarang, Kamis.

Baca Selengkapnya

6 Tips Alami Memutihkan Gigi

39 menit lalu

6 Tips Alami Memutihkan Gigi

Berikut enam tips alami memutihkan gigi menggunakan bahan-bahan yang mudah dijangkau.

Baca Selengkapnya

Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Isi Tuntutan yang Membuatnya Divonis 4,5 Tahun Penjara

41 menit lalu

Gaga Muhammad Bebas Bersyarat, Ini Isi Tuntutan yang Membuatnya Divonis 4,5 Tahun Penjara

Setelah dua tahun mendekam di bui, kini Gaga Muhammad bebas bersyarat. Vonisnya 4,5 tahun penjara. Apa isi tuntutan saat itu?

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

45 menit lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya