Dua Tahun Jokowi

Penulis

Rabu, 19 Oktober 2016 23:09 WIB

Menjelang dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, klaim keberhasilan di sana-sini bermunculan. Tujuannya meyakinkan: dua tahun ini lebih baik dibanding sebelumnya. Sebagian benar, tapi tak sedikit yang hanya polesan semata. Beberapa bahkan cenderung menyesatkan.

Berbicara kepada media asing sambil berjalan di pinggir kali di kampungnya di Solo, Jokowi antara lain membanggakan dua pencapaian penting selama kepemimpinannya. Dua hal itu ialah hukuman mati untuk narapidana kasus narkoba dan hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual. Meski membuatnya populer, amat menyedihkan bahwa Jokowi bangga akan dua kebijakan yang bermasalah secara etik dan keblinger secara legal maupun empiris itu.

Selain dianggap melanggar prinsip hak asasi manusia dan politically incorrect, tak ada bukti nyata dua jenis hukuman kejam itu mengurangi kejahatan narkotik maupun seksual. Justru sebaliknya. Data pelanggaran dan penindakan oleh Badan Narkotika Nasional dari waktu ke waktu terus bertambah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Tak ada pula efek jera bagi para pelaku kejahatan seksual, terutama terhadap anak-anak.

Sejak masih menjadi Wali Kota Solo, Joko Widodo memang piawai mengemas apa yang ia kerjakan agar jadi berita yang renyah di media. Kemasan serupa membuatnya menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan popularitas tinggi, hingga kemudian mengantarnya menjadi presiden. Dan hari-hari ini, publik kembali disuguhi aneka drama serta angka-angka yang sekilas tampak menakjubkan.

Presiden menyempatkan datang dalam operasi tangkap tangan praktek pungutan liar di kantor Kementerian Perhubungan. Pencapaian tebusan amnesti pajak, yang diupayakan dengan berbagai cara dan menekan kanan-kiri, bisa tembus Rp 100 triliun. Presiden juga ikut berkeliling Papua guna memastikan Pertamina menjual harga bahan bakar minyak di wilayah itu dengan harga yang sama dengan di Jawa. Langkah luar biasa yang harus ditomboki perusahaan negara itu dengan biaya tak kecil dan subsidi ratusan miliar rupiah.

Advertising
Advertising

Banyak lagi contoh serupa. Setiap kali ada pertunjukan gegap-gempita, kita pun lupa akan soal-soal dan pekerjaan rumah lain yang terbengkalai, juga ekonomi yang masih lesu. Orang ramai tak lagi berbicara atau bertanya kabar proyek ambisius kereta cepat yang mangkrak. Kita tak ingat lagi ada proyek monorel Jakarta, yang acara peletakan batu pertamanya oleh Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI begitu meriah tapi kini seperti lenyap tanpa bekas.

Serunya operasi tangkap tangan, yang segera menjadi berita utama di media, juga membuat publik larut dalam bunga-bunga cerita kronologi dan kisah berseri dari pemeriksaan hingga peradilan. Problem mendasar birokrasi yang korup, sejak proses rekrutmen hingga jenjang kepangkatan yang hanya bisa jalan dengan pelicin dan sogokan, masih belum tersentuh. Dalam dua tahun pemerintahan ini, popularitas masih menjadi tujuan utama.

Berita terkait

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

29 menit lalu

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Liverpool Ditahan West Ham United 2-2, Kian Tertinggal dalam Persaingan Juara

30 menit lalu

Hasil Liga Inggris: Liverpool Ditahan West Ham United 2-2, Kian Tertinggal dalam Persaingan Juara

Liverpool ditahan imbang 2-2 oleh West Ham dalam pertandingan pekan ke-35 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

30 menit lalu

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

Pakar kesehatan kebersihan dan kekuatan imunitas tubuh dapat mencegah tertular flu Singapura. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Hadiri Wrap Party Queen of Tears, Kim Ji Won dan Kim Soo Hyun Kaget Banyak Penggemar

33 menit lalu

Hadiri Wrap Party Queen of Tears, Kim Ji Won dan Kim Soo Hyun Kaget Banyak Penggemar

Kim Ji Won, Kim Soo Hyun dan Park Sung Hoon menghadiri wrap party jelang penayangan episode akhir Queen of Tears

Baca Selengkapnya

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

35 menit lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

38 menit lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Bandung Bjb Kalahkan Jakarta BIN yang Sudah Diperkuat Megawati Hangestri

47 menit lalu

Hasil Proliga 2024: Bandung Bjb Kalahkan Jakarta BIN yang Sudah Diperkuat Megawati Hangestri

Bandung Bjb mengalahkan Jakarta BIN yang Sudah Diperkuat Megawati Hangestri pada hari ketiga Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Bernalar Berdaya Spesial di Bulan April Tentang CIta-Cita dan Masa Depan

58 menit lalu

Bernalar Berdaya Spesial di Bulan April Tentang CIta-Cita dan Masa Depan

Bernalar Berdaya Edisi Spesial ini berhasil melibatkan lebih dari 100 peserta.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Turun di Partai Terakhir, Alwi Farhan Sempurnakan Kemenangan Indonesia Atas Inggris 5-0

58 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Turun di Partai Terakhir, Alwi Farhan Sempurnakan Kemenangan Indonesia Atas Inggris 5-0

Alwi Farhan mengalahkan Cholan Kayan dengan 21-15, 21-12, sehingga Indonesia menang 5-0 atas Inggris di Grup C Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

1 jam lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya