PPATK di Bawah Kiagus

Penulis

Kamis, 27 Oktober 2016 21:57 WIB

Pemimpin baru Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tak punya waktu untuk berleha-leha. Sejumlah pekerjaan sudah menanti untuk dibereskan Kiagus Ahmad Badaruddinkepala yang anyar.

Yang patut digegaskan Kiagus adalah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Komisi Pemilihan Umum untuk mencegah penggunaan dana gelap dalam pemilihan kepala daerah serentak di 107 wilayah pada awal tahun depan. Berdasarkan pengalaman pada pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah serentak sebelumnya, transaksi keuangan mencurigakan dan transaksi keuangan tunai meningkat menjelang pencoblosan. Disinyalir dana gelap tersebut digunakan untuk membiayai logistik pemilihan hingga politik uang.

Bawaslu dan KPU tak punya gigi untuk menyelisik rekening calon kepala daerah, anggota tim sukses, hingga orang-orang yang terafiliasi pada calon. Sebab itu, agar pilkada makin berkualitas, PPATK perlu turun tangan serta berkongsi dengan Bawaslu dan KPU. Dengan perangkat yang dimilikinya, PPATK bisa menelusuri transaksi keuangan orang-orang di sekitar calon kepala daerah hingga lapis kesekian.

Koordinasi dengan lembaga lain memang perlu diintensifkan. Selain menjalin kerja sama dalam penelusuran transaksi, PPATK mesti menyamakan pandangan lembaga lain, terutama penegak hukum, dalam penanganan tindak pidana pencucian uang. Polisi dan jaksa cenderung menunggu pidana asalnya terbukti sebelum menjeratkan pasal pencucian uang. Akibatnya, penanganan kasus tak efektif. Padahal, menurut Pasal 69 Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang, pengusutan kejahatan tersebut tak perlu menanti pidana asalnya terbukti lebih dulu. Hal itulah yang selama ini dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dengan pengalamannya sebagai birokrat senior di Kementerian Keuangan dan pernah mengepalai Biro Perencanaan KPK, Kiagus semestinya membuat PPATK lebih bermutu. Modus kejahatan makin canggih dan melintasi batas-batas negara. Kerja sama dengan lembaga-lembaga luar negeri perlu lebih banyak dijalin untuk memudahkan penelusuran transaksi keuangan. Bukan hanya mengejar aset koruptor atau pengemplang pajak, melainkan juga mencegah terorisme hingga peredaran narkotik.

Advertising
Advertising

Kiagus pun mesti mengupayakan laporan hasil analisis lembaganya menjadi bahan penyidikan dan penuntutan. Penegak hukum sering berkilah bahwa laporan transaksi mencurigakan dari PPATK masih mentah sehingga mereka enggan menindaklanjutinya. Tahun lalu, dari 280 laporan hasil analisis yang terindikasi pencucian, hanya 81 yang diproses hukum. Padahal, bukan berarti kualitas laporannya buruk. Contohnya, kasus dugaan pencucian uang Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam yang dilaporkan PPATK ke Kejaksaan Agung. Macet di Kejaksaan, kasus berlanjut lagi setelah ditangani KPK.

Berakhirnya laporan hasil analisis di laci penegak hukum tersebut sebetulnya bisa menjadi pintu masuk untuk mengusulkan penambahan kewenangan PPATK dalam menyidik sendiri kasus pencucian uang.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

15 menit lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

15 menit lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Kehidupan Warga Gaza Hancur Gara-gara Serangan Israel, Ini Detailnya

16 menit lalu

Kehidupan Warga Gaza Hancur Gara-gara Serangan Israel, Ini Detailnya

Jalur Gaza mengalami bencana kemanusiaan selama hampir tujuh bulan sejak serangan Israel sebagai balasan serangan Hamas 7 Oktober ke wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

22 menit lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

26 menit lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

28 menit lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

30 menit lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

35 menit lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Bryan Domani Perankan Sena di Film Temurun, Sebut Karakternya Jomplang dengan Kenyataan

39 menit lalu

Bryan Domani Perankan Sena di Film Temurun, Sebut Karakternya Jomplang dengan Kenyataan

Bryan Domani menyebut perannya sebagai kakak Yasamin Jasem di film Temurun berbeda jauh dengan kesehariannya dengan Megan Domani.

Baca Selengkapnya

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

41 menit lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya