Editorial

Penulis

Selasa, 1 November 2016 01:09 WIB

Kabar gembira datang dari Bank Dunia. Lembaga itu belum lama ini mengumumkan peringkat kemudahan berbisnis Indonesia pada 2017 melonjak ke posisi ke-91 dari peringkat ke-109 pada 2016. Tapi, di balik kabar ini, muncul pula hal yang merisaukan. Jumlah investasi asing belum juga mencapai target karena masih lemahnya pelayanan satu pintu di daerah.

Kenaikan peringkat itu terjadi karena ada perbaikan dalam sejumlah layanan, antara lain kemudahan memulai usaha, penyambungan listrik, dan akses perkreditan. Adapun hal yang belum direformasi adalah perizinan mendirikan bangunan, perlindungan investor minoritas, dan penyelesaian kepailitan.

Kendati naik, peringkat kemudahan berbisnis di negara kita masih tertinggal jauh dibanding negara-negara Asia Tenggara lain. Indonesia masih di bawah Singapura (urutan ke-2), Malaysia (ke-23), Thailand (ke-46), Brunei Darussalam (ke-72), dan Vietnam (ke-82).

Jangan heran bila upaya mendongkrak investasi asing pun belum optimal. Tahun lalu, jumlah investasi di Indonesia naik 17,8 persen dibanding pada tahun sebelumnya. Sayangnya, dari total investasi yang mencapai Rp 545,4 triliun itu, yang berupa modal asing hanya Rp 179,5 triliun atau 32,5 persen. Angka ini masih jauh dari target sebesar Rp 343,7 triliun.

Tahun ini, realisasi penanaman modal asing juga tak terlalu menggembirakan. Pada semester pertama, realisasinya hanya Rp 102 triliun. Dengan perolehan sementara ini, diperkirakan target Rp 386 triliun akan sulit tercapai pada akhir tahun.

Advertising
Advertising

Salah satu problem yang muncul adalah masih lambannya pelayanan perizinan di daerah. Ketika pemerintah pusat sudah menyatukan perizinan, sebagian daerah masih keteteran melayani investor. Di daerah, investor masih harus melalui banyak pintu sebelum mengantongi izin usaha. Bahkan, di Batam, yang sudah menjadi kawasan ekonomi khusus, proses perizinan masih saja tumpang-tindih karena ada duplikasi kewenangan antara Badan Pengusahaan Batam dan Pemerintah Kota Batam.

Bila di kawasan ekonomi khusus saja seperti itu, kondisi di daerah lain bisa jadi lebih parah lagi. Karena itu, mutu Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di setiap daerah mutlak harus ditingkatkan. Jangan sampai deregulasi dan kemudahan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat tersendat di daerah.

Data yang dimiliki BKPM sampai Mei lalu menyebutkan, sudah berdiri 526 PTSP dari total 561 provinsi, kabupaten, kota, Kawasan Ekonomi Khusus, dan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas. Ada 31 daerah dan 4 kawasan ekonomi yang belum membentuk PTSP.

Proses pembentukan PTSP harus dipercepat agar semua daerah memiliki layanan terpadu yang penting buat mendongkrak investasi. Duplikasi dan tumpang-tindih perizinan perlu segera dibenahi. Percuma ada PTSP bila investor yang ingin menanamkan duit masih dipingpong untuk berurusan dengan banyak pihak, menghabiskan banyak waktu, dan berbiaya mahal.

Berita terkait

Belum Kunjung Mulai CPNS 2024, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

1 menit lalu

Belum Kunjung Mulai CPNS 2024, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

Kemenpan RB menjelaskan ada perbedaan teknis pengumpulan rincian formasi yang menghambat pengumuman CPNS tahun ini.

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

15 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

22 menit lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

32 menit lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

32 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

47 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

51 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

56 menit lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

1 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya