Sutradara : Michael Sucsy
Skenario : Michael. Sucsy and Patricia Rozema,
Berdasarkan cerita Michael Sucsy, Lucy Barzun Donnelly, Rachael
Produksi HBO Films
Pemain : Drew Barrymore (Little Edie Beale), (Big Edie Beale), Malcolm
Gets (George Strong), Daniel Baldwin (Julius Krug), Ken Howard (Phelan
Beale) , Jeanne Tripplehorn (Jacqueline Kennedy Onassis), Arye Gross
(Albert Maysles) and Justin Louis (David Maysles).
Tahun 1975, dunia geger karena dua perempuan ini. Edie dan Edie. Edie
Tua, sang ibu dan Edie muda. Ibu anak ini mengejutkan dunia, karena rumah mereka di kawasan Hampton Timur New York sudah mirip sebuah rumah besar yang kumuh, bocor di sana-sini, tanaman liar, jamur dan lumut memenuhi tembok; binatang-binatang liar ikut berteduh di rumah besar rongsok yang di awal tahun 1930-an adalah sebuah rumah mewah milik keluarga Beale itu.
Dari sebuah film dokumenter karya Albert and David Maysles, kisah dua Edie ini kemudian memperkenalkan anak dan ibu eksentrik ini, yang ternyata masih keluarga dekat Jackie Kennedy, yang siang malam berdiam di rumah mereka , makan dari makanan kaleng dan ogah membereskan rumah hingga petugas kebersihan datang berkali-kali untuk memberi peringatan.
Adalah sutradara Michael Sucsy yang kemudian mengangkat kisah nyata ini menjadi film televise (di Indonesia, istilahnya FTV) produksi HBO. Dengan menampilkan Jessica Lange sebagai Eddie senior dan Drew Barrymore sebagai Eddie Junior, kita tak hanya seperti mengintip kehidupan pasangan ibu-anak yang hidup seperti orang yang hilang ingatan. Sucsy memberi konteks dan sejarah. Dengan adegan-adegan kilas balik, kita lalu memahami bahwa tingkah laku ibu anak ini tentu saja memiliki latar belakang. Eddie
Senior hidup sebagai seorang sosialita yang gemar menyanyi dan berdansa, dan mengisi rumah mewah mereka dengan pesta dan nyanyian. Sang suami adalah Phelan Bealew (Ken Hiward) yang memiliki seorang simpanan dan tak bisa mengikuti gelora isteri dan anaknya. Dia adalah bagian dari masyarakat yang lebih suka mengikuti peta yang sudah dibentangkan masyarakat: mengirim anak gadisnya ke acara debutante, sebuah pesta acara “insiasi”, di mana para gadis dipunggahkan ke masyarakat dan siap dikawini oleh kumbang yang ingin mengisap sarimadunya. Sang gadis, Edie Junior ogah. Dia ingin menjadi penyanyi, meski bakatnya sangat terbatas. Dia malah terjebak dalam sebuah hubungan gelap dengan seorang lelaki bersuami.
Dengan latar belakang yang berkelebatan dalam film ini, kita mulai berempati pada ibu dan anak yang ngotot untuk bertahan di rumah itu. Sang suami meninggalkannya. Eddie senior dan Junior akhirnya bersatu lagi. Ibu sangat mengontrol, anak mudah dikuasai. Maka terjadilah hubungan tarik-menarik wewenang yang tak sehat, menyedihkan,sekaligus mengharukan.Hidup mereka yang jorok, banyak hutang, sembarangan dan terus menerus mengenang dan meromantisir masa lalu yang mewah dan menyenangkan itu terkadang menjengkelkan, sekaligus menerbitkan rasa iba dan kasih sayang. Film yang kemudian diakhiri dengan kehidupan Eddie Junior yang lebih bebas—meski dia menyanyi dengan suara pas-pasan—memberi sebuah harapan: kehidupan gelap dan getir itu pasti berakhir.
Leila S.Chudori