Monyet

Penulis

Minggu, 3 November 2013 01:01 WIB

  • Putu Setia

    Mari kita membicarakan monyet. Kalaupun salah menulis, tak akan membuat orang marah dan tak dituduh mengobok-obok partai. Siapa tahu isu soal monyet bisa membesar lalu mengalihkan isu Bunda Putri atau isu Perpu Mahkamah Konstitusi yang bakal tak mulus itu.

    Topeng monyet sedang di-sweeping di Jakarta, itu pangkal kasus. Gubernur Jakarta Joko Widodo sangat serius memikirkan monyet, lebih dari memikirkan para buruh (ini menurut tuduhan buruh). Calon presiden berstatus "wacana" ini melarang topeng monyet, kesenian tradisional yang juga bisa ditemukan di India, Pakistan, Vietnam, Cina, Jepang, dan Korea. (Ini menurut Wikipedia, tak semua negara itu pernah saya kunjungi). Rupanya, topeng monyet di Jakarta tak punya tempat pentas. Jalanan dijadikan panggung.Tentu menghina orang Jakarta, wong mal berdiri di mana-mana dan sebentar lagi ada kereta api bawah tanah, eh, ada topeng monyet ndeso di jalanan.

    Jokowi banyak didukung. (Berani mengkritik Jokowi saat ini, siap-siap tidak populer). Para penyayang binatang (belum disurvei apa mereka juga penyayang anak jalanan) kontan setuju. Alasannya, ada penyiksaan terhadap monyet selama latihan. Konon, latihan itu begitu kejam, banyak monyet yang sampai meninggal dunia (untuk monyet, baiknya ditulis: mampus). Hanya monyet hebat yang lolos jadi topeng monyet. Beda dengan manusia bertopeng yang pengecut.

    Apakah latihan bertinju, bagi manusia, tidak keras? Kenapa tidak dilarang? Ah, ini bukan hewan, fokus tulisan melenceng. Apakah sapi atau banteng (yang moncongnya tidak putih) tidak dilatih keras di Bali sebelum dipakai membajak sawah? Sapi-sapi remaja itu bisa dipukuli berkali-kali kalau salah menerima perintah. Pada karapan sapi di Madura dan adu kerbau di Negara (Bali Barat), sang sais memakai cambuk yang diisi paku, dan itu dipukulkan ke badan hewan agar lari lebih kencang. Ini penyiksaan. Kok boleh?

    Jika topeng monyet dituduh mengkomersialkan hewan, bagaimana dengan pertunjukan "aneka satwa" di taman-taman safari? Bagaimana dengan sirkus? Lalu, apakah kebun binatang akan digratiskan bagi pengunjung? Bagaimana dengan dokar di Bali dan cidomo di Lombok, apakah tak mengkomersialkan kuda? Kadang kuda itu seharian berjemur dengan terus berdiri kalau tak ada penumpang, sementara saisnya enak saja tidur. (Saya ingin mewawancarai kuda itu apakah mereka merasa disiksa, sayang bahasa saya tak dipelajari oleh kuda).

    Advertising
    Advertising

    Isu topeng monyet melebar ke kopi luak. Kopi luak dianggap produk yang "menyesatkan" karena mempekerjakan luak bak romusha (pekerja paksa yang diperas majikan). Betul, luak itu dikerangkeng, lalu dihidangkan kopi yang "terpaksa" harus ia makan. Saya paham soal dunia luak, rumah saya di area kebun kopi dan produksi kopi luak ada di depan rumah. Saya ikut kasihan melihat para luak di dalam sel, tapi kok lebih segar daripada luak liar di kebun. Saya pikir, luak liar kesulitan cari makan di luar musim kopi (Mei sampai Agustus). Andaikan luak bisa bicara....

    Kembali ke monyet. Saya setuju empat ribu persen (ulangi: 4.000 persen) topeng monyet diberangus dari Jakarta. Tapi, apakah harus sampai ke pelosok desa? Di Srono, Banyuwangi, ada pentas rutin ledhek munyuk (nama asli topeng monyet) dan jadi tontonan menarik anak-anak desa. Kalau saya ke Pura Blambangan, cucu-cucu saya minta ikut, bukan bersembahyang tapi menonton ledhek munyuk itu. Indonesia luas, janganlah kebijakan pusat harus diikuti daerah. Jakarta daerah khusus. Jokowi patut diacungi jempol, di saat orang serius memikirkan bagaimana menjadi capres, ia justru memikirkan monyet.

  • Berita terkait

    Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

    21 menit lalu

    Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

    Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

    Baca Selengkapnya

    3 Vaksin Wajib untuk Jemaah Haji 2024

    46 menit lalu

    3 Vaksin Wajib untuk Jemaah Haji 2024

    Dalam rangkaian ibadah haji, kesehatan para jemaah haji menjadi faktor utama yang harus dipersiapkan dengan matang.

    Baca Selengkapnya

    Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

    1 jam lalu

    Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

    Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

    Baca Selengkapnya

    Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

    2 jam lalu

    Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

    Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

    Baca Selengkapnya

    Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

    3 jam lalu

    Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

    Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

    Baca Selengkapnya

    Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

    4 jam lalu

    Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

    Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

    Baca Selengkapnya

    Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

    5 jam lalu

    Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

    Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

    Baca Selengkapnya

    Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

    5 jam lalu

    Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

    Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

    Baca Selengkapnya

    Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

    5 jam lalu

    Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

    Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

    Baca Selengkapnya

    Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

    5 jam lalu

    Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

    Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

    Baca Selengkapnya