Sopir

Penulis

Senin, 9 September 2013 00:00 WIB

Sopir adalah bagian yang dilupakan dari modernitas di tengah kita. Andai kita di Yogyakarta di awal tahun 1930-an, kita akan sadar bahwa dunia modern telah didatangkansecara fisik, tapi sekaligus juga sebagai sebuah alegoridalam bentuk jalan aspal yang lurus. Para sopir adalah pelaku di dataran baru itu.

Di awal tahun 1930-an itu, para sopir Yogyakarta menerbitkan majalah: Sopir. Saya tahu tentang ini berkat Rudolf Mrazek. Dalam Engineers of Happy Landsejarah masuknya teknologi ke kehidupan Indonesiasejarawan Cek itu menyusun sebuah montase dengan pernik-pernik hasil penelitian yang menarik, dan menjadikan bukunya serangkai corat-coret tentang hal penting dan tak penting yang terkait secara tak disangka-sangka: para sopir, jalan aspal, pembuatan peta, perekaman sidik jari, jalan kereta api, gaya arsitekturdan lain-lain jejak kekuasaan kolonial dan modernisasi.

Ada sebuah kata yang jadi penting: "gerakan". Atau "pergerakan", kata yang dikenal sejak 1914, sejak Mas Marco Kartodikromo menerbitkan surat kabar Doenia Bergerak. Di awal 1930-an itu, "gerakan" atau "pergerakan" tampaknya bisa punya arti kiasan tapi juga harfiah.

Jalan-jalan modern dan rel kereta api, tulis Mrazek, adalah pembuluh darah dan urat nadi "gerakan". Di sanalah terpusat "pedih dan pengharapan" dari "gerakan" itu.

Para sopir Yogya itu misalnya. Mereka mendirikan Persatoean Chauffeur Mataram (PCM). Seperti organisasi lain sebelumnyaBoeroeh Bergerak (1920) dan Ra'jat Bergerak (1923)para sopir hendak menyatakan diri. Dalam majalah Sopir, menurut catatan Mrazek, ada dua kata yang sering muncul: "kesopiran" dan "kebangsaan".

Advertising
Advertising

Di masa itu, mayoritas sopir adalah "bangsa Indonesia" (waktu itu artinya praktis sama dengan "orang bumiputra"). Dulu orang Belanda dan "orang Cina" mau jadi pengemudi, ketika gaji masih tinggi. Tapi menurut artikel yang berjudul "Nasib kaoem Sopir", martabat pekerjaan ini merosot. Tak banyak lagi orang Belanda dan "orang Cina" yang melakukannya. "Bangsa Indonesia" pun akhirnya pegang "monopoli".

Dalam keadaan itu, mereka menjual kerja mereka, di sebuah dunia di mana teknologi dan kekayaan berkuasa. Kaum Marxis akan menjadikannya bukti bahwa para sopir itubagian dari proletariatberbeda dengan petani di udik; mereka membentuk organisasi modern. Tapi ada yang tampaknya tak mengikuti teori itu: proletariat ini (setidaknya para sopir Mataraman) tak akan jadi pelopor revolusi.

Ada yang tak disebutkan Mrazek secara eksplisit: PCM (dan mungkin juga HCM, Himpoenan Chauffeur Minangkabau) adalah organisasi konservatif. Mereka membuat "gerakan", tapi makna politik kata itu bertentangan dengan "gerakan" dalam arti mekanik.

Majalah Sopir menguraikan bahwa salah satu ciri "kesopiran" adalah kesadaran "menjaga keselamatan" kendaraan. Tak kurang penting: mengikuti aturan hukum. Tak ada perlawanan. Simbol PCM bukan tangan buruh yang kukuh, melainkan gambar mobil.

Seperti diterangkan dalam Sopir, radiatornyayang berfungsi mendinginkan airmelambangkan tenaga untuk mengontrol dan menyejukkan. Lampunya: pembawa terang yang melenyapkan gelap. Dengan kata lain, bagi PCM, yang modern adalah yang tak berapi-api, tak bergejolak, dan jelas. Yang modern adalah yang terkendali, terang, dan persis.

Para redaktur Sopir misalnya menegaskan bahwa "kesopiran" tak sama dengan sikap para sais gerobak atau sado. Mereka yang kuno ini sering dianggap sebagai ancaman bagi keselamatan di jalan. Sebuah majalah lain masa itu, Motorblad, bahkan menyerukan agar para kusir diharuskan punya rijbewijs.

Dengan kata lain, gubernemen dipersilakan jadi sumber disiplin dan kontrol. Modernitas menghendakinya. Seakan-akan tak ada sisi lain dari zaman baru yang gemuruh itu: hilangnya rambu-rambu lama, runtuhnya aura kekuasaan tradisi, keresahan sosial dalam menampik dan mencari sebuah kehidupan yang lebih bebas. Seakan-akan di masa itu telah lenyap sebuah zaman yang cuma beberapa tahun sebelumnya digambarkan Haji Misbach, tokoh komunis yang bergelora itu, sebagai djaman balik boeonozaman ketika dunia terbalik.

Tapi bagi mereka yang tak mengakui guncangan itu hidup baru adalah jalan lurus, beraspal, tanpa lumpur, tanpa genangan air, apalagi banjir dan arus yang tak terduga mencampur-aduk semua. "Memerintah negeri jajahan, menjadi modern berarti mengurung arus," tulis Mrazek.

Arus dan khaos membuat sang pemerintah waswas. Maka segalanya dibuat rata, terang, dapat dihitung pasti, bersih dari najisdan najis sering berarti "inlander", alias yang-lain. Bumi pun disalin dalam topografi yang terukur, penduduk dipisahkan ke dalam identitas-identitas yang seakan-akan kekal, dan hampir semua dituliskan hitam di atas putih dan diarsipkan dalam lajur-lajur yang tegar.

Tapi kita tahu, kekuasaan kolonial yang waswas ituya, tiap kekuasaan yang melihat diri sebagai "orde"akhirnya gagal. Sejak mula. Ann Laura Stoler menulis Along the Archival Grain: Epistemic Anxieties and Colonial Common Sense (2009) dengan pembukaan yang menunjukkan betapa sia-sianya kecemasan kolonial itu: lajur-lajur yang dibentuk untuk membuat semua hal bisa dimengerti, grids of intelligibility, sebenarnya disusun dari pengetahuan yang guyah. Ketakpastian epistemik berulang kali mengguncang keangkuhan imperial yang mengasumsikan bahwa semua tertata.

Semua? Mana mungkin? Di bawah tiap hukum dan kekuasaan selalu ada yang tak tertata, yang membuat kemutlakan hanya ilusi.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Pembukaan World Water Forum Ke-10 Digelar di KEK Kura-kura Bali

1 menit lalu

Pembukaan World Water Forum Ke-10 Digelar di KEK Kura-kura Bali

Pemerintah Bali bersama Panitia World Water Forum ke-10 dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjalankan upacara Segara Kerthi.

Baca Selengkapnya

7 Tradisi Umat Buddha Rayakan Waisak, Mengenakan Pakaian Putih Hingga Mandi Sang Buddha

2 menit lalu

7 Tradisi Umat Buddha Rayakan Waisak, Mengenakan Pakaian Putih Hingga Mandi Sang Buddha

Pada Hari Raya Waisak, umat Buddha akan mengunjungi kuil-kuil lokal maupun kuil besar untuk melakukan doa. Umat Buddha juga umumnya melakukan perenungan akan diri dan kehidupan secara tenang.

Baca Selengkapnya

Kalahkan Tyson Fury, Oleksandr Usyk Menjadi Juara Sejati Tinju Dunia Kelas Berat

7 menit lalu

Kalahkan Tyson Fury, Oleksandr Usyk Menjadi Juara Sejati Tinju Dunia Kelas Berat

Petinju Ukraina Oleksandr Usyk menjadi juara sejati tinju dunia di kelas berat setelah mengalahkan Tyson Fury.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

7 menit lalu

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

Satgas Damai Cartenz menyimpulkan KKB membunuh Boki Ugipa setelah melihat ancaman ke keluarganya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

9 menit lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

31 menit lalu

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

Sebelumnya ledakan serupa terjadi sekitar 18.40 waktu Indonesia tengah, Kamis, 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gibran Tak Setuju Larangan Study Tour Sekolah Pasca Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana

36 menit lalu

Gibran Tak Setuju Larangan Study Tour Sekolah Pasca Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana

Menurut Gibran, yang diperlukan adalah uji kelayakan kendaraan yang digunakan, bukan melarang adanya study tour.

Baca Selengkapnya

BNPB: Data Terbaru Korban Meninggal Banjir Lahar Sumbar 61 Orang, Modifikasi Cuaca Diperpanjang

38 menit lalu

BNPB: Data Terbaru Korban Meninggal Banjir Lahar Sumbar 61 Orang, Modifikasi Cuaca Diperpanjang

Pembaharuan data BNPB untuk orang yang dilaporkan hilang dalam kejadian galodo atau banjir lahar ini total sebanyak 14 orang.

Baca Selengkapnya

Klasemen Akhir Liga Jerman 2023/2024: Bayer Leverkusen Lengkapi Gelar Juara dengan Status Tak Terkalahkan

42 menit lalu

Klasemen Akhir Liga Jerman 2023/2024: Bayer Leverkusen Lengkapi Gelar Juara dengan Status Tak Terkalahkan

Bayer Leverkusen menutup Liga Jerman musim 2023/2024 sebagai juara yang tak terkalahkan.

Baca Selengkapnya

PPP Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak untuk Pilkada Jawa TImur

49 menit lalu

PPP Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak untuk Pilkada Jawa TImur

Duet Khofifah-Emil mendapat tiga rekomendasi dari partai untuk maju di Pilkada Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya