Seni untuk

Penulis

Senin, 14 Oktober 2013 00:00 WIB

Kaulah raja: hiduplah dalam sunyi.
Sepanjang jalan kemerdekaan, tetapkan langkahmu

Alexander Pushkin, "Kepada Seorang Penyair"

Bahwa Pushkin tewas pada umur 38 tahun setelah ia berduel di sebuah sudut Kota St Petersburghari itu 8 Februari 1837dan bahwa ia bukan pertama kali itu menerima tantangan beradu tembak dengan pistol, menunjukkan dengan langsung betapa dramatis kisah hidupnya. Meskipun itu tak dengan sendirinya bisa dipakai untuk menilai puisinya.

Yang bisa dilihat: dalam diri penyair besar Rusia ini, puisi liris yang intens sering bersentuhan dengan hidup yang intens. Persentuhan itu membuat sajaknya mempesona dan hidupnya tak gampang: perasaannya mudah tersentuh dan hatinya cepat tersinggung, dan duel sampai mati baginya adalah ekspresi perasaan yang penuh. Pushkin bukan orang yang bersedia meredam apa yang disebutnya sebagai "kegundahan liris", yang "gemetar, melenguh, dan mengorak", sesuatu yang akhirnya akan "menghambur ke luar, dalam pernyataan yang bebas".

Ia menulis puisinya yang pertama pada usia 15 tahun dan diusir dari Moskow karena ikut gerakan sastra radikal pada usia 21 tahun. Itulah pengalaman pertamanya terkena tangan besi kekuasaan: di masa Tsar Alexander I (1801-1825).

Pengalaman berikutnya segera menyusul. Pada 1823, ketika pindah ke Odessa, ia kembali bentrok dengan penguasa. Ia pun dibuang ke Mikhailovskoe selama dua tahun. Tapi justru di sana ia menemukan waktu dan ruang untuk melimpahruahkan "kegundahan lirisnya". Di tempat jauh itu, selain melahirkan sebuah sajak cinta yang nostalgis dan memukau, ia meneruskan menulis karya besarnya, sebuah novel berbentuk puisi, Eugene Onegin.

Ketika Tsar baru, Nikholas I, naik takhta, dengan otokrasi yang lebih keras dan serba curiga, Pushkin berada dalam ketakutan yang mendekati takluk. Tapi belum sepenuhnya takluk. Tak bisa. Yang ingin "menghambur ke luar" dari dalam dirinya, "pernyataan yang bebas" itu, tak bisa dilunakkan.

Advertising
Advertising

Meskipun suasana mencekam. Pemberontakan Desember 1825, yang mencoba mencegah Nikholas naik takhta, gagaldan Tsar baru itu pun menyapu bersih siapa saja yang tak mengenakkannya. Alexander Herzen, yang pada 1835 dibuang ke sebuah kota di timur laut Rusia (hanya karena menghadiri sebuah pembacaan puisi yang mengejek Tsar), mengenang keadaan waktu itu dengan deskripsi yang suram. "Kematian dan kebisuan di mana-mana," tulisnya. "Semua merunduk, tak manusiawi, dan tanpa harapan."

Saya tak tahu sejauh mana Herzen tahu apa yang dirasakan Pushkin di masa yang represif itu. Ada cerita bahwa justru waktu itu Tsar Nikholas ingin memberi pengampunan kepada Pushkin atas kelakuannya di masa lalu. Tapi kemudian ditemukan laporan Kepala Polisi Benkendorf tentang penyair itu, sekitar tahun 1827: Pushkin, katanya, "orang yang tak pernah beres kerjanya." "Jika kita dapat mengarahkan pena dan lidahnya," tulis sang Kepala Polisi, "hasilnya akan baik."

Bagi orang-orang di sekitar Tsar, Pushkin yang termasyhur itu memang harus diubah fiilnya sesuai dengan norma yang mereka anggap benar. Seorang penyair bernama V.A. Zhukovsky menulis surat kepada Pushkin: "Pikiranmu yang liar, yang berbaju puisi, telah jadi panutan anak-anak muda." Pushkin, kata Zhukovsky pula, telah "menimbulkan kerusakan yang sangat, kerusakan yang tak bisa diobati". Maka ia berpetuah: "Bakat itu bukan apa-apa. Yang paling utama adalah keagungan akhlak."

Tsar Nikholas setuju dengan semua itu. Dalam risalah G.V. Plekhanov tentang seni dan masyarakat disebutkan bahwa kepada Pushkin Nikholas ingin memberi tugas menulis "sajak-sajak patriotik".

Tapi Pushkin menampiksetidaknya dengan sajak. Seperti kata-katanya dalam sajak yang dikutip di atas: seorang penyair adalah raja, yang harus berani sendirian untuk menempuh "jalan kemerdekaan".

Dengan itulah, menurut Plekhanov, Pushkin merumuskan sikapnya yang menegaskan "seni [adalah] untuk seni". Seni bukan untuk tujuan apa pun selain sebagai nyanyi.

Bukan, bukan buat gairah dunia,
Bukan untuk kerakusan ataupun perjuangan,
Tapi untuk inspirasi, untuk doa
dan merdunya nyanyi, penyair datang

Yang menarik, Plekhanov, yang lazim disebut sebagai "Bapak Marxisme Rusia", melihat semboyan l'art pour l'art datang bersama sejarah keterasingan dan pembebasan. "Keyakinan akan semboyan seni-untuk-seni timbul bilamana sang seniman tak akur hubungannya dengan lingkungan sosialnya."

Plekhanov bukan orang yang menganjurkan semboyan itu, tapi berbeda dengan kritikus Marxis maupun non-Marxis sesudahnya, ia menganalisisnya. Ia tak meletakkan pendirian itu sebagai sesuatu yang serta-merta harus dibabat. Historisitas penting, karena tak ada pendirian yang datang dari langit di atas ubun-ubun.

Pushkin, dengan perilaku dan puisinya yang intens, juga terlibat dalam laku sejarahdan ia bukan penyair yang dituntun langit mana pun.

Tanganku minta seraut pena; dan datanglah pena
dan secarik kertasdan sajakku akan mengalir bebas

Mengalir ke mana? Ia tak menjawab. Ia membuat kita mencari arah sendiri. Puisi Pushkin, seperti umumnya puisi liris, memberi kita peluang untuk tak tunduk kepada titah yang menentukan tafsir. Juga di sini puisi tak ingin punya Tsar.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

52 menit lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

2 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

2 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

2 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

3 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

3 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

3 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

3 jam lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

3 jam lalu

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

Saldi meminta kepada komisioner KPU, Mochammad Afifuddin, untuk menandai kantor masing-masing kuasa hukum karena seringnya mengajukan renvoi.

Baca Selengkapnya