Pelajaran dari Kasus Basuki??

Penulis

Rabu, 16 November 2016 21:34 WIB

Polisi terkesan sekadar mencari "jalan aman" saat menetapkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, sebagai tersangka. Proses hukum atas dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki seharusnya berlangsung secara independen dan obyektif, tanpa intervensi ataupun tekanan kelompok mana pun.

Apa yang disimpulkan Markas Besar Polri ihwal kasus Basuki menunjukkan kemenangan pragmatisme atas prinsip-prinsip hukum yang obyektif. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian boleh saja mengatakan penetapan tersebut murni obyektif. Sebelum keputusan diambil juga disebutkan terjadi perdebatan sengit di kalangan penyidik. Namun "aroma" bahwa polisi tertekan oleh aksi para demonstran pada 4 November lalu tak terhindarkan.

Semua berpangkal pada ucapan Basuki tentang pemilihan gubernur dan kaidah pemimpin menurut isi Surat Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu pada 27 September lalu. Penyelidikan polisi sudah membuktikan bahwa ucapan Ahok itu sebenarnya berbeda redaksi dengan yang banyak tersebar di media sosial-yang kemudian dijadikan alat bukti untuk mengadukan Ahok atas dasar pasal penistaan agama ke kepolisian. ??

Dalam gelar perkara terbuka terbatas Selasa lalu pun, seorang saksi ahli yang dihadirkan kepolisian telah mengungkapkan bahwa Ahok berpeluang lolos. Menurut dia, kebanyakan keterangan saksi cenderung menilai tak ada penistaan agama, pun pidana. Satu orang lainnya, ahli hukum, mengaku berada di antara yang meyakini pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu tak memenuhi unsur pidana yang diatur dalam Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana soal penistaan agama.

Sebagian massa telanjur marah dan menggelar unjuk rasa pada 4 November lalu. Mereka bahkan berencana kembali menggelar demo yang lebih besar pada 25 November bila polisi dianggap tak serius mengusut kasus Basuki atau Ahok. Sulit menyangkal bahwa bayang-bayang ancaman demonstrasi ikut melahirkan status tersangka atas Ahok.

Advertising
Advertising

Gonjang-ganjing aksi 4 November menyadarkan bahwa kita belum berhasil mengkonsolidasikan demokrasi. Polisi masih takut bertindak profesional lantaran ada tekanan sekelompok massa. Walaupun jelas-jelas merupakan sebuah blunder yang melampaui batas, pernyataan Basuki itu belum bisa disebut penistaan agama.

Hal yang lebih mencemaskan, kejadian ini juga bisa menjadi preseden. Seseorang bisa ditetapkan sebagai tersangka seperti Ahok lantaran ada tekanan kelompok massa, siapa pun mereka. Itulah yang tak boleh terjadi.

Aparat penegak hukum semestinya tetap obyektif. Meski Kapolri menjanjikan adanya peradilan terbuka seperti pada kasus pembunuhan dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, mereka harus memberikan garansi bahwa proses itu bebas dari intervensi. Saat peradilan dilakukan secara terbuka, bisakah majelis hakim berani tidak mengambil keputusan secara pragmatis?

Proses pengusutan kasus Ahok ini akan menjadi ujian kedewasaan kita dalam berdemokrasi dan kerelaan menghormati hukum. Penegak hukum semestinya tak takut menjalankan profesionalismenya. Kelompok yang menuntut Ahok pun seharusnya legawa bila kelak hukum memutuskan hal yang berbeda dengan yang mereka inginkan. (*)

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

8 menit lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

12 menit lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

15 menit lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Akses Game Sekuel Helldivers Diputus di 177 Negara, Ini Alasan Sony

20 menit lalu

Akses Game Sekuel Helldivers Diputus di 177 Negara, Ini Alasan Sony

Gamer dibuat terkejut akibat keputusan Sony yang mengharuskan para pemain game Helldivers 2 untuk terhubung ke jaringan PlayStation Network (PSN).

Baca Selengkapnya

Duo Persija Jakarta Bertekad Tingkatkan Kemampuan Usai Tampil Bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

28 menit lalu

Duo Persija Jakarta Bertekad Tingkatkan Kemampuan Usai Tampil Bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Pemain Persija Jakarta Rayhan Hannan dan Dony Tri Pamungkas etik pelajaran berharga usai tampil bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

33 menit lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

34 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

37 menit lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

42 menit lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

PSIS Semarang Resmi Lepas Alfeandra Dewangga ke Timnas U-23 Indonesia untuk Laga Lawan Guinea

43 menit lalu

PSIS Semarang Resmi Lepas Alfeandra Dewangga ke Timnas U-23 Indonesia untuk Laga Lawan Guinea

CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi berharap Alfeandra Dewangga bisa menambah kekuatan Timnas U-23 Indonesia di playoff Olimipadei Paris 2024.

Baca Selengkapnya