Editorial

Penulis

Rabu, 23 November 2016 22:47 WIB

Penangkapan Handang Soekarno oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada Senin lalu harus menjadi momentum bagi Direktorat Jenderal Pajak untuk bersih-bersih diri. Kepala Sub-Direktorat Bukti Permulaan Penegakan Hukum Direktorat Jenderal Pajak ini diduga menerima suap dari Direktur PT Eka Prima, Rajesh Rajamohan Nair, untuk pengurusan masalah perpajakan. Dari tangan Handang, disita uang US$ 148.500 atau Rp 1,9 miliar.

Kasus Handang menggaungkan omongan Gayus Tambunan, pegawai pajak yang terlibat kasus mafia pajak dan hukum pada 2011, bahwa korupsi di Direktorat Pajak sudah biasa. Bahkan Gayus menyebutkan ada banyak pegawai pajak, termasuk pejabat di atasnya, yang juga melakukan korupsi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani buru-buru membentuk tim reformasi pajak untuk membenahi kinerja direktorat tersebut. Namun pembentukan tim ini tak boleh hanya gebrakan sesaat. Pemerintah tak perlu ragu mengambil langkah besar dalam mereformasi lembaga perpajakan itu sehingga benar-benar bersih dari tikus-tikus pengemplang pendapatan negara.

Pemerintah dapat belajar dari negara lain, seperti Uganda dan Tanzania, dalam membenahi lembaga perpajakannya. Kedua negara itu merombak struktur lembaga perpajakan dengan mengeluarkannya dari kementerian keuangan dan menjadikannya lembaga semiotonom. Selama dua dekade ini lebih dari 20 negara berkembang, khususnya di Amerika Latin dan Afrika, telah mengambil langkah tersebut.

Pada 1991 pemerintah Uganda memisahkan direktorat pajaknya dari kementerian keuangan dan membentuk Otoritas Pendapatan Uganda (URA), lembaga perpajakan semiotonom yang diawasi dewan direksi independen. Pegawai pajak lama kemudian dipindahkan ke URA melalui seleksi ketat. Dari 1.700-an pegawai itu, sekitar 200 petugas pajak dan 40 pejabat dipecat karena tak lolos uji.

Advertising
Advertising

Pemerintah juga mewajibkan semua pegawai melaporkan harta dan kekayaan diri serta keluarganya. Tujuh tahun kemudian, angka korupsi turun dan pendapatan negara naik. Meskipun URA menghadapi sejumlah masalah karena intervensi politik dan lainnya, lembaga ini telah menjadi model reformasi lembaga perpajakan di Afrika.

Indonesia tak perlu meniru mentah-mentah, tapi dapat mengadopsi sejumlah langkah positif dalam membenahi Direktorat Pajak. Berbagai studi, termasuk yang dipaparkan Susan Rose-Ackerman dalam International Handbook on the Economics of Corruption (2006), menunjukkan bahwa korupsi di lembaga perpajakan dilakukan oleh jaringan atau mafia. Mereka mempelajari sistem dan memanfaatkan celah-celah untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Gaji besar dan bonus ternyata tak menahan niat mereka untuk tetap korup. Tapi pengawasan ketat dan penghargaan bagi pegawai yang jujur diperlukan untuk menekan orang-orang tamak ini.

Sekaranglah saatnya pemerintah membersihkan Direktorat Pajak. Tak ada obat cespleng bagi korupsi, tapi perbaikan terus-menerus harus dilakukan.

Berita terkait

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN

9 menit lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

9 menit lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Profil Majed Mohammed Al Shamrani, Wasit untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 2024

16 menit lalu

Profil Majed Mohammed Al Shamrani, Wasit untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak akan menjadi pertandingan kedua Skuad Garuda yang dipimpin wasit Majed Mohammed Al Shamrani.

Baca Selengkapnya

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

26 menit lalu

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

Try out alias seleksi pemain asing Asia di Liga Bola Voli Korea Selatan (V-League) sudah selesai. Megawati Hangestri masuk, Yolla dan Aulia tidak.

Baca Selengkapnya

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

27 menit lalu

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

Sutradara film Train to Busan itu juga mengatakan, besutan Joko Anwar itu memiliki format yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

27 menit lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

27 menit lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

30 menit lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

34 menit lalu

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

34 menit lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya