Warna

Penulis

Senin, 9 Desember 2013 00:00 WIB

Mandela meninggalkan sebaris kalimat yang terngiang-ngiang meskipun tak selalu tertangkap artinya: "to be free is not merely to cast off one's chains, but to live in a way that respects and enhances the freedom of others."

"Kemerdekaan orang lain," katanya; kemerdekaan liyan yang membawa juga kemerdekaanku.

Ketika Mandela melangkah keluar dari kurungan, ketika orang-orang hitam Afrika Selatan dibebaskan dari penindasan rezim apartheid, ia lepaskan dua hal dari dalam dirinya: sakit hati dan kebencian. Ia akan masih tetap terpenjara, tulisnya, seandainya tak menanggalkan dua hal itu.

Dengan kata lain, di luar penjara itu ia memilih sikap yang melawan semua itu. Ia mencintaijuga mencintai mereka yang pernah membelenggunya.

Saya tak tahu adakah Mandela seorang Kristen. Yang saya tahu agama itudan agama apa puncuma melintas sebentar dalam hidupnya. Tapi ia seakan-akan mengumandangkan apa yang dikatakan Isa Almasih, agar kita mencintai musuh kita, mencintai tetangga kita, mencintai. Tak berbatas.

Advertising
Advertising

Mungkin itulah saat ketika ada sesuatu yang universal mengubah Mandela, dan kita mendapatkan inspirasinyadan perjuangan kemerdekaan akan palsu jika hanya perjuangan untuk kaum sendiri.

Terbitnya kesadaran tentang yang universal itu mungkin sebuah nostalgia: kita ingin kembali ke sebuah masa ketika permusuhan belum terjadi, bendera belum dipasang, dan identitas "kami" dan "mereka" belum ditegaskan.

Tapi kesadaran itu juga bisa berupa sebuah agenda buat masa depan.

Tak ada transformasi yang lebih radikal dalam dua abad terakhir ini ketimbang yang tampak dalam perjuangan pembebasan Afrika. Kolonialisme bukan saja eksploitasi ekonomi dan penindasan politik, tapi juga pengukuhan rasialisme yang paling brutal: di benua itu, sejumlah manusia tak cuma ditaklukkan; mereka juga dipisahkan sebagai himpunan makhluk yang ditakdirkan Tuhan lebih rendah, sebagai subhuman, karena warna ras mereka lain, tak "putih". Berabad-abad lamanya mereka juga dibuat percaya bahwa posisi mereka adalah hakikat diri mereka.

Maka menakjubkanbetapa radikal!ketika Mandela justru membuktikan bahwa manusia yang tak "putih" itu tidak saja sanggup membebaskan diri, tapi juga membangun sesuatu yang gagal dicapai Pencerahan Eropa: kemanusiaan yang universal.

Di Kamboja, di bawah komunisme Pol Pot, revolusi dan kemenangan "kaum yang lapar" diikuti dengan pembersihan dan pembunuhan musuh secara besar-besaran. Dalam perjuangan itu Marxisme-Leninismeanak kandung Pencerahan Eropa yang ingin membebaskan manusiamuncul dengan agenda pembantaian. Dengan kata lain, tak berbeda jauh dari militerisme yang mau membawa "modernisasi" di Indonesia. Liyan yang hadir di ruang kita adalah musuh kita. Humanisme universal harus ditampik.

Betapa beda dengan apa yang terjadi di Afrika Selatan. Meskipun Mandela bukanlah mukjizat.

Ia tak datang tiba-tiba. Sebelum dia, tapi tak seberhasil dia, adalah Frantz Fanon, pemikir dan aktivis antikolonialisme, antirasisme, seorang kelahiran Martinique yang merasa diri jadi bagian dari Aljazair yang berjuang melawan penjajahan Prancis.

Ia menulis Peau Noire, Masques Blancs ("Kulit Hitam, Topeng Putih"), sebuah risalah yang tajam, bergelora, cemerlang. Di salah satu babnya kita temui Mayotte Capecia. Perempuan ini menulis sebuah otobiografi, Je suis Martiniquaisesatu contoh bagaimana seorang wanita kulit "berwarna" memposisikan dirinya di masyarakat kolonial yang terbelah.

Mayotte mengikuti pembelahan itu dengan sepenuh hati. Ia memilih suaminya bukan karena lelaki itu ganteng, melainkan karena matanya biru, rambutnya pirang, kulitnya putih. Baginya dunia adalah bangunan yang terdiri atas dua kubu, hitam dan putihsebuah pandangan yang 100% bersifat Manikhean, veritable conception manicheiste du monde, kata Fanon. Bagi Mayotte,

Aku putih: artinya aku memiliki kecantikan dan kebajikan, yang tak pernah berwarna hitam. Aku warna cahaya siang.

Aku hitam: aku wujud perpaduan dengan dunia, saling suka dan saling mengerti dengan bumi, ego yang dilepaskan dalam jantung kosmos. Aku benar-benar sinar matahari di bawah tanah.

Apa yang kemudian jadi agenda Fanon adalah membuat bangunan Manikhean di kepala Mayotte Capecia itu jadi basis teori perlawanan. Si Hitam harus menegaskan bedanya. Ia harus menarik garis menghadapi si Putih. Perjuangan sengit perlu jelas bedakan "kawan" dari "lawan". Bahkan kekerasan adalah cara yang sahsatu hal yang ditegaskan Jean-Paul Sartre dalam pengantarnya yang berapi-api untuk buku Fanon yang lain, Les Damnes de la Terre. Sebab kekerasan, kata Sartre, seperti lembing Achilles: dapat menyembuhkan luka yang ditorehnya.

Saya tak yakin Sartre benar di sini. Hidup enak di Paris ia tak pernah menyaksikan bom meledak dan korban jatuh dari dekat, kekerasan yang tak jarang memicu pertumpahan darah baru. Ia juga tak menyebut adakah kekerasan yang dilakukan sebuah rezim terhadap mereka yang lemah juga seperti lembing Achilles.

Tapi dalam hal lain Sartre benar: perjuangan antikolonial yang diserukan Fanon membuat orang-orang Eropa mengalami "dekolonisasi" dalam diri mereka. Mereka digertak dan terbangun.

Tak boleh dilupakan, Fanon sendiri menghendaki dekolonisasi seperti itu, hingga datang manusia baru yang tak lagi terpisahkan dinding dua atau lebih dari dua warna.

Mandela menunjukkan, dekolonisasi itu juga terjadi dalam dirinya. Tentu dunia baru belum sepenuhnya terhampar. Ia memang telah menaklukkan sebuah bukit besar. Tapi di hadapan itu masih banyak bukit lain.

Juga setelah ia, Mandela, beristirahat.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

39 detik lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

2 menit lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

2 menit lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

5 menit lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Kemenag Gelar Penyuluh Agama Islam Award 2024, Bisa Dapat Tunjangan Rp 25 Juta

7 menit lalu

Kemenag Gelar Penyuluh Agama Islam Award 2024, Bisa Dapat Tunjangan Rp 25 Juta

Kemenag akan menggelar penyuluh agama Islam Award 2024.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

8 menit lalu

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

9 menit lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Poster Resmi Vivo X100 dan X100 Ultra Dirilis, Ini Detailnya

10 menit lalu

Poster Resmi Vivo X100 dan X100 Ultra Dirilis, Ini Detailnya

Kabarnya Vivo X100s akan memiliki kamera yang sama dengan Vivo X100 yang debut pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

12 menit lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

FIF Dapatkan Pembiayaan Hijau, untuk Leasing Motor Listrik hingga Panel Surya

12 menit lalu

FIF Dapatkan Pembiayaan Hijau, untuk Leasing Motor Listrik hingga Panel Surya

FIF mendapatkan pembiayaan hijau senilai USD 60 juta dari tiga bank asal Jepang. Modal itu buat leasing motor listrik hingga panel surya.

Baca Selengkapnya