Analekta

Penulis

Senin, 3 Februari 2014 00:00 WIB

Konghucu adalah kearifan yang ditularkan dengan kata-kata. Persoalan yang sering muncul: bagaimana kata-kata, betapapun dinyatakan sakti dan suci, tak akan berubah makna ketika bersentuhan dengan dunia yang tak sakti dan tak suci?

Barangkali orang perlu mencoba mendengarkan diammenyimak yang tak dikatakan.

Sejarawan Annping Chin menulis dalam The Authentic Confucius: A Life of Thought and Politics (2007): "Konghucu tak ingin kata-katanya berakhir sebagai hukum." Sebab ia "mencintai seluruh perjalanan pribadinya buat menemukan apa yang benar dan mungkin dicapai di antara pelbagai variabel hidup".

Sepanjang usianya yang 72 tahun, orang arif dengan jidat seperti gunuk itu menyadari apa yang berlangsung dalam dunianya penuh cacat. Ia hidup di masa ketika Cina dalam keadaan rusuh. Perang antar-kerajaan berkecamuk, dunia seakan-akan berubah jadi ajang kekerasan dan kerakusan. "Yang benar" dan "yang mungkin dicapai" terkadang tak bertaut.

Apalagi ketika tatanan politik porak-poranda. Konghucu tak percaya hukum akan membuat kehidupan beres. Yang perlu dilakukan adalah menjalankan ritus. Saya tak yakin ia benar, tapi di abad lain, di dunia dan pengalaman yang lain, Montesquieu seakan-akan mengulanginya: "Bila satu kelompok manusia (un peuple) punya ideal moral bersama yang baik (bonnes mrs), hukum akan jadi bersahaja."

Advertising
Advertising

Tapi lebih penting dari itu adalah "perjalanan pribadi" untuk menemukan "yang benar" dan "yang mungkin dicapai".

Yang tragis, perjalanan itu sering dihentikan oleh kekuasaan (dan klaim Kebenaran) yang merenggutkan apa yang pribadi.

Maka dalam sejarah, Konghucu yang wafat 479 tahun sebelum tarikh Masehi itu datang, disingkirkan, didatangkan lagi, disingkirkan, didatangkan. Sampai abad ke-21.

Dalam hidupnya, Konghucu berjalan dari tempat ke tempat, yakin ia bertugas membereskan keadaan. Tapi tanpa formula, tanpa hukum. Dalam Analektakumpulan ucapan pendek, dialog, dan anekdot yang dihimpun para "murid"-nya selama kurang-lebih 75 tahun setelah Sang Guru wafatkita akan menemukan sebuah proses usaha, ya, usaha, mengubah dunia.

Ia melatih kader-kader yang berbakat, yang ulung, dan siap membereskan sebuah wilayah. Bila ia datang, ia biasanya diterima dengan hormattapi kemudian, setelah berhasil membereskan pemerintahan, intrik terjadi. Para pejabat istana merasa tersingkir. Mereka tak mau menerima. Suatu ketika di sebuah kerajaan sebuah siasat berhasil: para pejabat mengirim 80 perempuan cantik untuk Menteri yang bertugas melindungi Sang Guru. Ketika Pak Menteri tak muncul di kantor selama tiga hari, Konghucu dan murid-muridnya diusir.

Ada yang mengatakan, ia tak disukai karena ia dianggap radikal. Ia menghujat penguasa yang menindas, yang ia gambarkan lebih buas ketimbang macan. Orang arif ini juga agaknya terlalu banyak mencerca. Laozi pernah mengatakan kepadanya: "Jangan berisik, jangan seperti orang memukul genderang untuk menemukan anak yang hilang."

Tak mengherankan bila, dengan pelbagai alasan, ajarannya diharamkan. Sekitar 213 tahun sebelum Masehi, maharaja Cina pertama, untuk mengendalikan pengetahuan di bawah titahnya, membakar Analekta.

Tapi seperti saya katakan di atas, Konghucu yang pernah disingkirkan juga pernah didatangkan lagi. Di bawah Wangsa Han, ajarannya jadi ideologi negara sampai sekitar dua ribu tahun kemudian. Menjelang pertengahan abad ke-20, Mao Zedong memutuskan lain. Ajaran Sang Guru diganyang. Di Qufu, di Provinsi Shandong, tempat kelahiran Konghucu, di awal "Revolusi Kebudayaan" yang gemuruh, Pengawal Merah setempat menyerbu Situs Tiga Kong yang dikeramatkan. Mula-mula gagal. Tiga bulan kemudian, November 1966, mereka berhasil. Makam Sang Guru dihancurkan sampai rata dengan tanah. Januari 1967, para petani merampok makam itu untuk mendapatkan harta terpendam.

Namun Konghucu tak seterusnya absen. Mao mangkat, Republik Rakyat Cina-nya berubah total. Abad ke-21 datang bersama kapitalismetapi tanpa demokrasi. Para pemuda digebuk habis setelah demonstrasi di Lapangan Tiananmen, kekuasaan Partai dipulihkan. Tapi dengan perubahan.

Sementara gelora politik dari bawah diredam dengan semangat untuk jadi kaya, Partai Komunis tak lagi menyebut diri "partai revolusioner". Marxisme-Leninisme dibisukan, dan Konghucu didatangkan lagi.

Pada ulang tahun ke-2557 Sang Guru, yakni sewindu yang lalu, Negara membakukan gambar wajahnya: pak tua berparas lembut, dengan tangan tersilang di dada. Satu tradisi baru dimaklumkan: pasangan suami-istri memperbarui sumpah perkawinan di depan patung pak tua itu. "Harmoni itu hal yang mesti dimuliakan," Ketua Partai sudah mengutip kata-kata dalam Analekta.

Kata-kata. Pernah Konghucu menjawab, andai ia berkuasa, yang pertama sekali akan dilakukannya adalah "membenarkan nama-nama". Nama, atau kata, harus sesuai dengan apa yang disebutkan, demikian keyakinannya. Hanya dengan itu orang bisa bekerja.

Tapi ia tentu tahu, nama dan kata bisa meleset menandaidan meleset dimaknai. Setelah begitu banyak berpetuah dan mencerca, ia tentu tahu, ada hal-hal yang bisa terjadi dalam diam.

Menjelang akhir hidupnya, ia bertanya kepada para muridnya: "Berbicarakah Langit? Toh empat musim susul-menyusul sesuai arah dan ratusan makhluk dilahirkan. Berbicarakah Langit?"

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

1 menit lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

4 menit lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

5 menit lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

8 menit lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

8 menit lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Telkom dan F5 Perkuat Cybersecurity Indonesia

8 menit lalu

Telkom dan F5 Perkuat Cybersecurity Indonesia

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menjalin kerja sama strategis dengan F5, perusahaan penyedia produk dan layanan keamanan siber (cybersecurity) multicloud application security and delivery berskala global.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

9 menit lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

11 menit lalu

Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

Berulang, bentrok demo mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel. Terbaru di UCLA. Apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Ajukan Permohonan Intervensi Gugatan PDIP di PTUN

14 menit lalu

Prabowo-Gibran Ajukan Permohonan Intervensi Gugatan PDIP di PTUN

Tim Hukum PDIP diketahui menggugat KPU karena diduga melakukan perbuatan melawan hukum atas penerimaan pendaftaran Gibran sebagai cawapres.

Baca Selengkapnya

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

14 menit lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya