Tinggalkan Saja OPEC

Penulis

Kamis, 1 Desember 2016 22:54 WIB

DITILIK dari sudut mana pun, keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan membekukan sementara keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tepat adanya. Dengan pembekuan itu, Indonesia tidak harus mengikuti keputusan sidang OPEC di Wina, Austria, pada Rabu lalu, yang meminta pemerintah memotong produksi minyak nasional sebanyak 37 ribu barel per hari.

Pemotongan ini merupakan bagian dari program OPEC memangkas produksi minyak dunia sebesar 1,2 juta barel per hari, mulai Januari mendatang. Sebagai negara yang menggantungkan penerimaannya pada produksi minyak dan gas, pengurangan produksi tentu akan berdampak negatif bagi kesehatan anggaran. Apalagi anggaran negara saat ini sedang cekak akibat lesunya penerimaan perpajakan. Diperkirakan, dari pemangkasan produksi itu, negara kehilangan penerimaan US$ 2 juta (Rp 18,9 miliar) per hari.

Penolakan pemerintah terhadap permintaan OPEC juga merupakan keputusan cerdik. Pengurangan produksi minyak bakal membuat harga minyak dunia menguat. Kemarin saja, begitu kesepakatan diketok, harga minyak dunia sudah melonjak 10 persen menjadi US$ 50 per barel. Dengan menyerahkan pemangkasan produksi kepada negara-negara utama OPEC, Indonesia bisa mencuri keuntungan dari kenaikan harga si emas hitam.

Dari sisi politik, sikap Indonesia kemungkinan besar bisa dimaklumi oleh anggota OPEC lainnya, mengingat volume produksi minyak Indonesia yang sangat kecil dibanding negara lain. Tahun ini pemerintah menetapkan target produksi minyak 820 ribu barel per hari. Jumlah itu hanya 2,4 persen dari produksi OPEC, yang sebesar 33,6 juta barel per hari.

Sikap Jonan membekukan keanggotaan Indonesia di OPEC sesungguhnya masih kurang tegas. Menteri semestinya langsung menarik Indonesia dari keanggotaan OPEC. Sebagai net importer minyak, Indonesia tidak menerima banyak faedah dengan menjadi anggota OPEC. Bahkan tiap tahun pemerintah harus membayar puluhan miliar rupiah sebagai iuran anggota OPEC. Pada 2009, ketika Indonesia hengkang dari OPEC, iuran yang dibebankan mencapai US$ 3,1 juta (Rp 42 miliar) per tahun. Belum lagi biaya-biaya transportasi serta akomodasi yang harus dikeluarkan bagi pejabat negara setiap kali menghadiri pertemuan OPEC.

Advertising
Advertising

Kalau pemerintah masih khawatir akan keamanan pasokan minyak, Indonesia bisa menjadi observer OPEC, seperti halnya Rusia dan beberapa negara lain. Jadi, tanpa harus terikat dengan organisasi tersebut, Indonesia dapat menjaga komunikasi dengan produsen minyak dunia.

Alasan yang menyebutkan Indonesia perlu bertahan di OPEC demi mendapatkan pasokan minyak dengan harga miring juga tak bisa diterima. Faktanya, harga minyak yang diterima Indonesia dari tahun ke tahun selalu tinggi. Pemerintah tak perlu pula malu dicap plin-plan lantaran baru saja bergabung kembali dengan OPEC pada awal 2016. Sebagai penentu kebijakan publik, Jonan mesti mengutamakan kepentingan nasional di atas pertimbangan lain.

Berita terkait

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

9 menit lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

20 menit lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

1 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

3 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

3 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

3 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

4 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

4 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

4 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya