Pelajaran dari Mobocracy

Penulis

Minggu, 4 Desember 2016 21:39 WIB

Pemerintah perlu bertindak tegas, tapi tetap terukur, menghadapi situasi politik yang memanas. Kasus calon inkumben Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menerbitkan kecenderungan pengerahan massa buat menekan proses hukum. Cara ini amat berbahaya karena bisa meruntuhkan pilar negara demokrasi dan prinsip keberagaman.

Aksi massa 212merujuk pada tanggal aksi, 2 Desember lalusebetulnya sudah tak relevan lagi karena penegak hukum telah bekerja. Ahok, yang dituduh menistakan Al-Quran karena pernyataannya di Kepulauan Seribu, telah dijadikan tersangka. Kepolisian pun relatif cepat menangani kasus ini. Berkasnya bahkan telah dilimpahkan kejaksaan dan dinyatakan lengkap.

Sebagian pendemo masih mempersoalkan kenapa Ahok tidak ditahan. Masalahnya, sesuai dengan aturan hukum, memang tidak semua tersangka kasus pidana perlu ditahan. Syarat penahanan, seperti kekhawatiran tersangka kabur atau menghilangkan barang bukti, tidak terpenuhi dalam kasus Ahok. Bahkan, penetapan Ahok sebagai tersangka terkesan pula demi melayani tekanan yang luar biasa dari kalangan umat Islam.

Jika dibiarkan, pengaruh tekanan massa itu bisa membawa Indonesia menjadi negeri mobocracymeminjam istilah filsuf Aristoteles pada awal kelahiran demokrasi. Ia menunjuk keadaan ketika hukum ditentukan oleh kerumunan orang, satu kondisi buruk yang rentan anarkisme. Tidak seorang pun yang berpikiran sehat boleh membiarkan keadaan buruk seperti itu terjadi di negeri ini.

Situasi yang tidak sehat tersebut semakin terlihat dengan munculnya parade "Kita Indonesia", kemarin. Apa pun judul kegiatan aksi pada 4 Desember itu, susah untuk tidak mengaitkannya dengan aksi bela Islam dua hari sebelumnya, sebagai unjuk kekuatan tandingan. Seharusnya semua pihak berusaha menahan diri agar tidak memanaskan suasana.

Advertising
Advertising

Di tengah kekacauan itu diperlukan sikap pemerintah yang tegas serta mampu menjaga konstitusi dan supremasi hukum. Kepolisian sedikit-banyak telah menunjukkan hal itu dengan menjerat beberapa tokoh, seperti Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, Rachmawati Soekarnoputri, dan Ahmad Dhani. Ada yang dituduh melakukan kegiatan makar. Ada pula yang dituding menyebarkan kebencian berkaitan dengan sentimen suku, agama, ras, dan antar-golongan.

Hanya, kepolisian harus tetap proporsional dalam menangani kasus itu. Polisi mesti membuktikan bahwa para tokoh tersebut melakukan tindak pidana seperti yang dituduhkan. Jangan sampai muncul kesan tindakan itu merupakan "pengimbang" dari proses hukum Ahok yang didorong oleh tekanan massa.

Tak mudah menegakkan supremasi hukum di negara yang berpenduduk majemuk seperti negara kita. Sentimen agama dan ras mudah sekali memicu aksi massa dan menyulitkan proses demokrasi serta penegakan hukum yang wajar. Itu sebabnya, pemerintah perlu lebih sigap mengantisipasinya agar negeri ini tidak benar-benar jatuh ke situasi mobocracy.

Berita terkait

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

4 menit lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

Mahalini Dapat Kejutan Bridal Shower 2 Bulan Lalu, Kakak Ipar: Akhirnya Bisa Diposting

12 menit lalu

Mahalini Dapat Kejutan Bridal Shower 2 Bulan Lalu, Kakak Ipar: Akhirnya Bisa Diposting

Setelah disimpan selama hampir 2 bulan, foto-foto bridal shower Mahalini akhirnya dibagikan ke publik menjelang pernikahannya dengan Rizky Febian.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

16 menit lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu bila dibandingkan dengan harga dalam perdagangan Senin pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

18 menit lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

19 menit lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

20 menit lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

23 menit lalu

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

30 menit lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

33 menit lalu

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Mengatasi tekanan adalah kunci.

Baca Selengkapnya

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

35 menit lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya