Tak Jua Belajar dari Tragedi

Penulis

Kamis, 8 Desember 2016 22:24 WIB

Gempa besar yang mengguncang bumi Pidie Jaya, Aceh, Rabu lalu, lagi-lagi memberi pelajaran pahit kepada kita. Aceh adalah wilayah rawan gempa. Kita masih ingat gempa besar pada Desember 2004, disusul tsunami yang menewaskan lebih dari 165 ribu orang, hanya di Aceh. Namun ingatan traumatis akan bencana itu tak cukup membuat kita waspada. Gempa pada Rabu lalu kembali menelan banyak korban karena aspek pencegahan lagi-lagi terabaikan. Kita begitu mudah melupakan tragedi dan tak mau belajar darinya.

Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter itu telah menewaskan lebih dari seratus orang. Semestinya, pemerintah bisa mencegah hilangnya nyawa dan cedera sebanyak itu jika dari awal membuat aturan yang ketat soal persyaratan pendirian bangunan di daerah rawan gempa. Syarat inilah yang sering diabaikan.

Korban jatuh karena terperangkap bangunan yang tidak kokoh. Bangunan beton merupakan titik rawan penyebab jatuhnya banyak korban setiap kali terjadi gempa. Berbeda dengan bangunan tradisional berbahan kayu, yang lebih elastis dan tahan guncangan, gedung beton lebih rentan gempa jika tidak dibangun sesuai dengan standar. Terbukti, saat gempa Yogyakarta 2006, bangunan tua tradisional lebih mampu bertahan dibanding bangunan beton modern. Kejadian serupa berulang di Pidie Jaya. Puluhan orang terjebak dalam bangunan rumah toko bertingkat yang ambruk.

Bangunan yang memakan banyak korban ini dipastikan dibangun tidak sesuai dengan ketentuan untuk gedung daerah rawan gempa. Akibatnya, begitu terjadi guncangan, bangunan justru menjadi pembunuh, bukan sebagai tempat berlindung. Ini terjadi karena lemahnya pengawasan pemerintah daerah terhadap pembangunan gedung.

Di sejumlah wilayah, terbitnya surat izin mendirikan bangunan (IMB) tidak menjadi syarat pembangunan gedung. Kalaupun ada keharusan mengurus IMB, acap kali dinas pengawas bangunan mendiamkan saja gedung yang tidak berizin. Sering pula izin terbit karena aparat disogok, sehingga pengawasan terhadap kelayakan dan keamanan bangunan diabaikan.

Advertising
Advertising

Seharusnya bencana besar tsunami di Aceh pada 2004, yang merenggut ratusan ribu jiwa, menjadi momentum bagi pemerintah untuk membenahi perizinan bangunan ini. Pendirian gedung anti-gempa jangan hanya saat ada proyek restorasi pasca-bencana. Aparat juga harus tegas dalam mengatur dan mengawasi pendirian gedung untuk mencegah jatuhnya lagi korban jiwa saat bencana datang.

Pengeluaran IMB perlu ekstraketat karena, selain potensi gempa berasal dari sesar Indo-Australia di selatan Pulau Sumatera, Aceh terancam patahan Samalanga-Sipopok, yang tak kalah berbahaya meski tak menimbulkan tsunami. Patahan yang berpusat di darat ini pernah mengguncang kawasan Pidie Jaya pada 1967.

Kita memang tidak bisa memprediksi, apalagi mencegah, terjadinya gempa. Namun aturan pendirian bangunan dan pengawasan yang ketat setidaknya akan meminimalkan jatuhnya lebih banyak korban.

Berita terkait

Mantan Komisaris Pertamina Edy Hermantoro Diperiksa KPK

3 menit lalu

Mantan Komisaris Pertamina Edy Hermantoro Diperiksa KPK

Komisaris PT Pertamina (Persero) periode 2013-2014, A. Edy Hermantoro, diperiksa KPK terkait dengan dugaan korupsi pengadaan LNG

Baca Selengkapnya

10 Objek Wisata di Kuala Lumpur, Tak Hanya Menara Kembar dan Batu Caves

4 menit lalu

10 Objek Wisata di Kuala Lumpur, Tak Hanya Menara Kembar dan Batu Caves

Kuala Lumpur terkenal dengan sejumlah tempat ikonik, termasuk Menara Kembar Petronas dan Batu Caves. Jangan lupa kunjungi tempat-tempat bersejarah.

Baca Selengkapnya

Diduga Terima Fee Proyek Rp10 Miliar, 3 Pejabat Kementan Dicopot

5 menit lalu

Diduga Terima Fee Proyek Rp10 Miliar, 3 Pejabat Kementan Dicopot

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mencopot tiga orang pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

5 Alasan Mayoritas Pembelot Korea Utara adalah Perempuan, dari Perdagangan Seks hingga Kebebasan Berekspresi

8 menit lalu

5 Alasan Mayoritas Pembelot Korea Utara adalah Perempuan, dari Perdagangan Seks hingga Kebebasan Berekspresi

Salah satu faktor banyaknya pembelot perempuan Korea Utara adalah adanya perdagangan seks saat mereka melintasi beberapa negara

Baca Selengkapnya

Sangat Hancur Kehilangan Liam Payne, Zayn Malik Ungkap Penyesalan

9 menit lalu

Sangat Hancur Kehilangan Liam Payne, Zayn Malik Ungkap Penyesalan

Zayn Malik mengatakan Liam Payne telah mendukungnya untuk melewati masa tersulit dan membuatnya merasa dicintai.

Baca Selengkapnya

KPK Digugat Kakak Rafael Alun, Jubir Pastikan Penyitaan Harta Kekayaan Sesuai Prosedur

13 menit lalu

KPK Digugat Kakak Rafael Alun, Jubir Pastikan Penyitaan Harta Kekayaan Sesuai Prosedur

Kakak dan adik Rafael Alun merasa aset-aset yang disita KPK adalah milik keluarga

Baca Selengkapnya

Cara Menghindari Belanja Berlebihan sebagai Pelampiasan

17 menit lalu

Cara Menghindari Belanja Berlebihan sebagai Pelampiasan

Doom spending atau kebiasaan belanja berlebihan sebagai respons terhadap stres.

Baca Selengkapnya

7 Makanan Tinggi Serat yang Bagus untuk Kesehatan Tubuh

18 menit lalu

7 Makanan Tinggi Serat yang Bagus untuk Kesehatan Tubuh

Mengonsumsi makanan tinggi serat yang cukup, sistem pencernaan akan bekerja dengan optimal. Berikut 7 jenis makanan tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stella Christie, Profesor Tsinghua University yang Ikut Dipanggil Prabowo ke Kertanegara

22 menit lalu

Mengenal Stella Christie, Profesor Tsinghua University yang Ikut Dipanggil Prabowo ke Kertanegara

Usai menemui Prabowo. Stella Christie mengenalkan dirinya sebagai seorang akademisi dan profesor di Tsinghua University, Cina.

Baca Selengkapnya

Warga Antusias Hadiri Konser Banten Maju Bersama Soni-Dimyati

22 menit lalu

Warga Antusias Hadiri Konser Banten Maju Bersama Soni-Dimyati

Konser Banten Maju Bersama Andra Soni-Dimyati menyedot perhatian ribuan warga, menghadirkan Dewa 19 dan artis populer lainnya.

Baca Selengkapnya