RIZZOLI & ISLES
Kreator : Janet Tamaro dan Tess Gerritsen
Pemain : Angie Harmon, Sasha Alexander, Jordan Bridges, Lorain Bracco, Billy Burke
Sebuah luka besar di tengah telapak tangan Detektif Jane Rizolli mempunyai sejarah. Luka itu adalah bekas lubang yang diciptakan seorang pembunuh berantai bernama Charles Hoyt (Michael Massee). Hoyt adalah bekas mahasiswa Kedokteran yang diusir karena gemar bercinta dengan jenazah. Jane Rizolli adalah detektif yang menangkapnya. Tapi mahasiswa sinting itu terlepas lagi. Dan dari sinilah serial berjudul Rizolli & Isles dimulai. Rizolli berkawan dengan
Dr Maura Isles (Sasha Alexander, yang dikenal penonton Indonesia dari serial NCIS), seorang dokter forensik yang cantik, jenius, anti-sosial dan lebih cerdas berbincang dengan mayat-mayat yang di hadapannya. Charles Hoyt adalah pembunuh berantai yang, meski sudah dikurung di dalam empat tembok tak bernyawa, masih bisa melakukan pembunuhan melalui “murid-murid”nya di luar penjara yang mengagumi hasil kerja Hoyt. Maka kita akan melihat Charles Hoyt dan “tim” yang selalu muncul dan menjadi persoalan panjang sepanjang musim tayang, dan kita juga menemukan kisah-kisah drama kriminal “kecil” .
Ini memang bukan drama kriminal baru, karena sudah banyak serial TV drama televisi yang menusung polisi atau detektif perempuan sebagai peran utama, seperti The Closer, Cold Case,Saving Grace dan bahkan Women’s Murder Club dimana Angie Harmon juga berperan sebagai detektif.
Tetapi yang menarik dari serial ini—yang kemudian berhasil menarik 7,5 juta penonton Amerika pada pemutaran pertamanya—karena setiap pemain utama memiliki sejarahnya masing-masing yang menarik. Jane,seorang detektif tomboi yang datang dari keluarga Amerika-Italia sang ibu, Angela Rizolli diperankan aktris Lorraine Braco dan ayahnya Frank Rizolli diperankan oleh Chazz Palminteri. Jane datang dari keluarga sederhana dengan kakak adik lelaki yang mempunyai problem masing-masing, tapi ia seorang detektif yang mengabdi pada pekerjaannya dan sering melupakan ruang untuk kehidupan pribadi (tak kurang dari agen FBI dan atasannya jatuh hati padanya, dan semua ditepis oleh Jane).
Film ini, seperti juga serial drama kriminal lainnya tentu saja memperlihatkan “girl-power” di mana perempuan yang bekerja di dunia “lelaki” akan menemukan banyak tantangan; tetapi di dalam keseriusan mencari pembunuh keji pada setiap episode, kita juga mendapatkan humor dalam hidup. Baik Jane maupun Maura serta para detektif di dalam kelompoknya terbukti sangat tergantung satu sama lain, hingga saat bertemu dengan polisi korup yang satu atap dengan mereka, maka kita menemui ketegangan yang memuncak.
Ketegangan seperti inilah yang selalu membuat para penggemar drama kriminal tak bisa melepas diri dari serial semacam ini. Porsi yang pas, cerita yang wajar dan meyakinkan dan tetap memasukkan masalah keluarga sehari-hari yang memperlihatkan mereka tetap manusia biasa.
Leila S.Chudori