Editorial

Penulis

Rabu, 14 Desember 2016 23:21 WIB

Penangkapan Dian Yulia Novi bersama tiga terduga teroris di Bekasi pada Sabtu pekan lalu menunjukkan ancaman teror bom di negeri ini belum mereda. Langkah sigap kepolisian menangkap perempuan kelahiran Cirebon, Jawa Barat, tahun 1989 itu memunculkan wajah baru dalam panggung kejahatan teror kita: perempuan sebagai pelaku bom bunuh diri.

Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI menangkap Dian Yulia, perempuan yang diduga dipersiapkan sebagai calon "pengantin" atau pelaku bom bunuh diri ke pos penjagaan di Istana Merdeka. Dari kamar kontrakannya di kawasan Bintara Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, polisi menyita bom berdaya ledak tinggi seberat 3 kilogram. Kepala Kepolisian Tito Karnavian sudah menyimpulkan bahwa Bahrun Naim, pentolan Mujahidin Indonesia Timur yang berafiliasi dengan kelompok ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah), merupakan otak teror ini.

Munculnya perempuan sebagai calon pelaku bom bunuh diri menjadi pekerjaan rumah serius bagi polisi untuk mengantisipasinya. Polisi tak boleh lagi hanya berfokus mewaspadai ancaman teror bom dengan "pengantin" laki-laki. Apalagi, sebelum Dian, polisi juga sempat menangkap perempuan yang diduga dipersiapkan menjadi "pengantin" saat penggerebekan terduga teroris di Depok, beberapa waktu lalu. Karena bukti-bukti kurang kuat, perempuan itu kemudian dilepaskan.

Kini, kerja polisi harus ekstrakeras untuk mewaspadai serta mengantisipasi langkah "Dian-Dian" lainnya yang siap melakukan "amaliyah" istilah yang dipahami di kalangan mereka sebagai "melancarkan serangan". Seorang bekas kombatan Afganistan, Moro, dan Ambon menyebutkan masih banyak perempuan yang siap menjadi calon pelaku bom bunuh diri. Jumlahnya mencapai puluhan.

Kepolisian dan lembaga antiteror juga perlu mewaspadai dan mengantisipasi metode perekrutan calon pelaku bom. Mereka tak lagi merekrut calon "pengantin" lewat tatap muka atau berhubungan langsung secara fisik. Para teroris itu merekrut mereka melalui media sosial, yang terbukti cukup efektif mengubah seorang perempuan menjadi calon "pengantin", yang rela mati demi keyakinannya.

Advertising
Advertising

Langkah mencegah timbulnya model baru rekrutmen itu harus segera diambil. Penerapan undang-undang tentang kejahatan di dunia maya (cyber crime) harus lebih efektif lagi. Tindakan preventif ini sangat penting agar tidak lagi menambah panjang barisan perempuan yang siap menjadi calon pelaku bom bunuh diri.

Bukan hanya itu. Upaya mencegah suburnya terorisme tentu harus ditingkatkan lagi. Salah satunya, meningkatkan program deradikalisasi yang selama ini telah bergulir. Munculnya Dian Yulia Novi dan puluhan perempuan lain yang diduga siap menjadi calon pelaku bom bunuh diri mengindikasikan kurang optimalnya program deradikalisasi tersebut. Nyatanya, selain ancaman teror bom terus berlangsung, calon "pengantin" pun kini seorang perempuan.

Berita terkait

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

13 menit lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

15 menit lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

18 menit lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

22 menit lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

23 menit lalu

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

Saldi meminta kepada komisioner KPU, Mochammad Afifuddin, untuk menandai kantor masing-masing kuasa hukum karena seringnya mengajukan renvoi.

Baca Selengkapnya

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

40 menit lalu

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

Pasangan gemar mengontrol. Anda dibuat tak berdaya dan hanya bisa menuruti kemauannya karena takut berpisah, ditinggalkan atau diusir dari rumah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

42 menit lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

48 menit lalu

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

Katy Perry mengunggah beberapa foto sambil memberi tahu penggemarnya alasan tidak hadir di Met Gala

Baca Selengkapnya

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

54 menit lalu

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

"Tidak terjadi perubahan atau pergeseran suara Partai Hanura," kata kuasa hukum KPU Ali Nurdin di gedung MK.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

1 jam lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya