Pengungkap Keadilan KTP Elektronik

Penulis

Senin, 19 Desember 2016 22:34 WIB

Keinginan dua tersangka korupsi KTP elektronik menjadi pengungkap keadilan (justice collaborator) patut disambut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Bekas Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Irman, serta pejabat pembuat komitmen proyek e-KTP, Sugiharto,sudah mengajukan permohonan kepada KPK.

Irman dan Sugiharto, melalui kuasa hukum mereka, Soesilo Ariwibowo, mengatakan akan buka-bukaan mengenai aliran uang dari proyek senilai Rp 5,9 triliun itu.Jika betul mereka memiliki data tersebut, jelas hal itu akan sangat membantu pengusutan kasus dugaan korupsi yang telah berlangsung sejak 2013 ini.

Proyek e-KTP diduga merugikan negara hingga Rp 2,1 triliun. Kerugian muncul akibat ketidaksesuaian antara teknologi yang dijanjikan dan yang sesungguhnya dipakai oleh konsorsium--PT Percetakan Negara Republik Indonesia, PT Quadra Solution, PT Sucofindo, PT LEN Industri, dan PT Sandipala Arthaputra. Dalam tender, mereka berjanjiakan menyediakan juga pemindai mata. Nyatanya, yang ada hanya pemindai sidik jari.

Proses pengadaan dan distribusi alat pun kacau. Di banyak daerah, komputer dan pemindai datang terlambat. Ada juga yang rusak dan harus diganti. Keterlambatan tersebut membuat jadwal perekaman data penduduk dan pembagian e-KTP tertunda. Semula, pemerintah menargetkan proyek ini selesai sebelum pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir. Nyatanya, bahkan sampai sekarang masih ada warga yang belum memiliki e-KTP.

Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, mengatakan uang proyek e-KTP mengalir hingga ke anggota DPR. Pembagian jatah tersebut, menurut dia, diatur oleh Setya Novanto.

Advertising
Advertising

Masalahnya, KPK belum bisa membuktikan tudingan tersebut, meski telah memeriksa Setya dan para anggota Komisi Pemerintahan DPR kala itu. Legislator yang telah diperiksa KPK antara lain Chairuman Harahap, Agun Gunandjar, Arif Wibowo, Teguh Juwarno, Taufik Effendi, Khatibul Umam Wiranu, Markus Nari, Miryam Haryani, dan Ganjar Pranowo--kini Gubernur Jawa Tengah.

KPK juga telah memeriksa bekas Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Dia membantah menerima fee dari proyek e-KTP. Gamawan dicurigai memperoleh pembagian melalui adiknya, Azmin Aulia. Dalam Panama Papers--dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan asal Panama, Mossack Fonseca--yang dipublikasikan pada April lalu, disebutkan bahwa Azmin ternyata memiliki hubungan dengan Paulus Tanos, pemilik PT Sandipala Arthaputra.

Pada titik inilah tawaran Irman dan Sugiharto amat penting. KPK dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mesti mempertimbangkan permohonan keduanya dengan sungguh-sungguh. Tak ada salahnya memberikan fasilitas dan pengurangan hukuman bagi keduanya. Asalkan, KPK yakin data aliran dana dari mereka bisa membantu menyeret para pelakuutama dugaan korupsi ini ke pengadilan.

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

36 detik lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

4 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengendara HR-V yang Ringsek Mahasiswa Universitas indonesia

10 menit lalu

Pihak Kampus Akui Pengendara HR-V yang Ringsek Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Universitas Indonesia (UI) Amelita Lusia membenarkan pengendara Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

19 menit lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

23 menit lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

25 menit lalu

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

P2G menerima sejumlah laporan dari guru honorer yang dipecat sekolah setelah kedatangan guru PPPK.

Baca Selengkapnya

CASN Jalur Sekolah Kedinasan, Ada 3.445 Formasi di 8 Sekolah

31 menit lalu

CASN Jalur Sekolah Kedinasan, Ada 3.445 Formasi di 8 Sekolah

Pendaftaran CASN sekolah kedinasan dimulai pada Mei 2024. Sedangkan untuk formasi umum CASN dimulai Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

33 menit lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

54 menit lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

1 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya