Koalisi Rakyat

Penulis

Sabtu, 11 Oktober 2014 23:41 WIB

Putu Setia

Tuhan Maha Adil. Beliau membuat semua orang senang. Tentu tingkat kesenangan berbeda dan tidak sama, tergantung penilaian masing-masing orang. Santai sajalah.

Ini komentar dari seorang petani kopi di lereng Gunung Batukaru, menanggapi apa yang oleh orang kota disebut "kegaduhan politik" di parlemen. Bagi petani itu, tak ada yang gaduh, kecuali memang diakuinya anggota Dewan Perwakilan Rakyat tidak biasa bersidang sebagaimana warga petani bersidang. "Mereka tak punya pengalaman sebagai warga desa yang ikut rapat-rapat di desa adat. Mereka produk sekolahan dan itu pun mungkin tak pernah aktif di organisasi intra sekolah. Lulus sarjana pun mungkin dengan membeli skripsi. Dan ketika ada lowongan pekerjaan sebagai anggota DPR, lewat partai politik mereka mendaftar dengan sejumlah uang. Jadilah mereka wakil rakyat yang tak punya etika dan sopan santun dalam bersidang," kata petani kopi yang sudah sepuh itu.

Tetapi itu hanya soal sidang. Produk persidangan tak ada yang salah. Politik itu menang-menangan. Untuk mencapai kemenangan, segala taktik dilakukan. Dimulai dengan merangkul teman supaya lebih banyak anggota kelompok. Jadi, kalau Koalisi Merah Putih (KMP) menang mutlak di parlemen, itu wajar saja. Semua jabatan di parlemen dia ambil habis, tak ada sisa, juga hal yang wajar. Wong mereka lebih banyak.

Lawannya, Koalisi Indonesia Hebat (KIH), tak boleh meradang. Tuhan sudah memberi kesenangan lebih awal dengan menempatkan jagonya sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Kemenangan ini mereka rayakan dengan sumringah sampai lupa mengajak kelompok lain bergabung. Hasilnya, jumlah anggota koalisi mereka kalah banyak dan semua jabatan di parlemen tak bisa mereka ambil. KIH harus legawa, seperti halnya saat meminta kelompok KMP legawa ketika kalah pada pemilu presiden. Jadi, Tuhan itu Maha Asyik. Beliau penggemar lagu Pramuka, "di sini senang, di sana senang ...."

Advertising
Advertising

Yang tak boleh dilakukan KMP adalah main jegal-jegalan memanfaatkan kelebihan suaranya di parlemen. Mereka tak bisa berbuat seenaknya dan kebablasan. Misalnya, mereka ubah undang-undang yang tak membolehkan rakyat untuk memilih pemimpinnya, lalu mengamendemen konstitusi agar presiden tidak dipilih rakyat, melainkan dipilih MPR yang mereka kuasai. Padahal ada pepatah: "Lupa kacang sama kulitnya." Anggota parlemen itu "turun pangkat" jadi wakil rakyat karena rakyat yang memilihnya. Rakyat yang jadi ketuanya, mereka cuma wakil. Masak ketuanya dilarang menggunakan hak pilihnya lagi? Ini kualat dan harus segera bertobat.

Yang mengherankan-kata lebih kasar tapi cocok: memalukan-KMP berniat mengubah konstitusi supaya presiden dipilih oleh mereka sendiri. Tak bisa bergerak mundur seperti itu. Hanya karena kalah dalam pertarungan presiden, kok konstitusi yang diubah? Ini namanya politik sesaat dan sesat. Kalau konstitusi dan undang-undang diubah hanya karena pernah kalah, di mana letak kepastian hukum? Nanti setiap ada orang kalah ramai-ramai bergabung untuk mengubah sistem supaya bisa menang. Ini bahaya, Tuhan pasti tak berkenan. Dan rakyat bisa menganulir wakilnya itu, entah lewat aksi atau menghukumnya pada saat pemilu.

KMP menang di parlemen, KIH menang di legislatif, kan baik? Kalau mereka saling jegal, artinya mereka hanya mementingkan kekuasaan, bukan berkoalisi dengan rakyat. Ingat, rakyat tidak lagi dungu. Mereka yang "mabuk" itu akan menerima ganjaran yang menyakitkan. Politik itu kan roda pedati, kadang di atas, kadang di bawah. "Paham?" kata petani itu.

Berita terkait

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

1 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

2 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

3 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

3 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

4 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

4 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

4 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

5 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

5 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya