Riak Hubungan RI-Australia

Penulis

Kamis, 5 Januari 2017 23:16 WIB

Pemutusan sementara kerja sama militer Tentara Nasional Indonesia dengan Australian Defence Force hanyalah riak kecil dalam hubungan militer kedua negara. Keputusan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo cukup tegas tapi tak perlu dibesar-besarkan.

Seperti disampaikan juru bicara TNI, Mayor Jenderal Wuryanto, pemutusan hanya bersifat sementara menyangkut pelatihan. TNI menilai pemahaman tentara Australia atas sejarah kemerdekaan Timor Leste dan Papua tak sejalan dengan pemahaman bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Australia sudah meminta maaf atas pelesetan Pancasila menjadi "Pancagila" dan berjanji menginvestigasi ketidaksopanan itu.

Pelesetan tersebut masalah serius, tapi bisa diselesaikan tanpa merusak hubungan kedua negara. Pemahaman sejarah memang perlu diluruskan agar tentara Australia tak keliru memahami konteks sejarah TNI dan kedua provinsi itu. Papua dan Timor Leste selalu jadi duri dalam daging hubungan Indonesia. Karena itulah, pelatihan ini penting untuk memperjelas duduk soal sejarahnya.

Urusan kedua provinsi itu selalu jadi isu utama ketegangan kedua negara. Saat perang Timor Timur, kedua intelijen saling intip pembicaraan pimpinan kedua negara hingga tersiar insiden pengejaran tiga agen intelijen Australia yang sedang menerima dokumen intelijen situasi Timor dari seorang petinggi TNI di Jakarta. Hubungan kedua negara pun tegang dan penuh amarah.

Rupanya, saling sadap itu berlanjut. Pada 2013, Sydney Morning Herald memberitakan laporan intelijen yang mengungkap penyadapan telepon Ibu Negara Kristiani Herawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. SBY kemudian memutus hubungan diplomatik dengan menarik Duta Besar Indonesia di Canberra.

Advertising
Advertising

Rezim berganti di kedua negara dan hubungan hangat kembali. Artinya, pemutusan hubungan kerja sama militer di antara kedua negara merupakan hal lumrah. Sikap Jenderal Gatot merupakan sinyal kuat dan tegas bahwa Indonesia selalu bisa keras terhadap Australia. Permintaan maaf Menteri Pertahanan Australia adalah cara elegan tak memperpanjang masalah.

Alangkah bijak, memang, jika kedua institusi membicarakannya lebih dulu tanpa pengumuman kepada pers. Karena berita ini mula-mula muncul di media Australia, seharusnya pejabat ADF lebih menahan diri menimbang dampaknya jika hal yang masih samar-samar dibuka ke media sehingga menimbulkan spekulasi.

Hubungan diplomatik sangat rentan pergolakan dan salah paham. Pernyataan pemutusan kerja sama membuat pejabat kedua negara jadi rusuh sendiri mengklarifikasinya. Untuk memulihkannya, TNI dan ADF perlu duduk bersama dan mengumumkan hasil investigasi pelesetan Pancasila itu, lalu menyatakan bahwa masalah selesai.

Bagaimanapun, sebagai dua negara bertetangga, Indonesia memerlukan Australia terutama dalam hal investasi dan hubungan dagang. Australia memerlukan Indonesia karena pasar terbesar komoditasnya ada di sini. Tak elok hubungan jadi tegang gara-gara masalah yang seharusnya bisa diselesaikan di meja musyawarah.

Berita terkait

Catatan Dosen Unair untuk Relokasi ASN ke IKN: Kebijakan Terburu-buru

22 menit lalu

Catatan Dosen Unair untuk Relokasi ASN ke IKN: Kebijakan Terburu-buru

Sejak Oktober 2023 lalu, Pemerintah telah mengumumkan keputusan untuk memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara atau IKN

Baca Selengkapnya

Somasi Minta Robert Bonosusatya Jadi Tersangka Korupsi PT Timah Tak Direspons, MAKI Akan Gugat Praperadilan Kejaksaan Agung

1 jam lalu

Somasi Minta Robert Bonosusatya Jadi Tersangka Korupsi PT Timah Tak Direspons, MAKI Akan Gugat Praperadilan Kejaksaan Agung

Boyamin mengklaim punya data sendiri tentang Robert Bonosusatya dalam pusaran korupsi timah yang telah diserahkan kepada penyidik Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

1 jam lalu

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

KPK berharap ke depannya, paraCPNS baru ini dapat menjaga nama baik lembaga dalam menjalankan tugasnya.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

3 jam lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

3 jam lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

Brigadir RA disebut bunuh diri dengan menembakkan senjata api HS Kaliber 9mm ke aras kepalanya saat berada di dalam mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

3 jam lalu

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

Polisi telah menutup kasus tewasnya Brigadir RA dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang. Disebut bunuh diri.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

3 jam lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

3 jam lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

3 jam lalu

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

Majelis hakim memberikan izin kepada bekas Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono untuk mengikuti sidang Dewas KPK tentang kasus Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

3 jam lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

Baca Selengkapnya