Bola Liar Pelatihan Bela Negara

Penulis

Selasa, 10 Januari 2017 22:46 WIB

Bela negara bukanlah lilin mainan yang bisa dibentuk sesuai dengan selera atau kepentingan sendiri. Dengan dasar itulah, tindakan Panglima Kodam Siliwangi Mayor Jenderal TNI Muhammad Herindra memberhentikan Komandan Kodim Kolonel Czi Ubaidillah, yang telah mengadakan pelatihan bela negara bagi sekelompok orang di Lebak, Banten, bisa dibenarkan.

Bagaimanapun, Komandan Kodim telah melanggar hierarki kepemimpinan dengan memberikan pelatihan tanpa izin atasannya: Danrem ataupun Pangdam. Tindakan Panglima Siliwangi itu telah menunjukkan kehati-hatian bersikap. Pelatihan bela negara tak boleh digelar sembarangan karena bisa disalahgunakan pihak tertentu.

Hingga saat ini, publik juga masih bertanya-tanya apa definisi pelatihan bela negara. Pelatihan ini semestinya menanamkan kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, pentingnya persatuan bangsa, serta pengakuan terhadap kemajemukan di negeri ini. Di Lebak, pelatihan yang seperti itu tak terlihat.

Walhasil, kegiatan itu pun memicu kontroversi. Pelatihan bela negara yang diikuti sebagian anggota Front Pembela Islam (FPI) itu memunculkan kekhawatiran telah terjadi aliansi antara TNI dan FPI. Juga muncul tuduhan: TNI telah disusupi FPI, organisasi yang disebut-sebut memiliki kecenderungan bertindak anarkistis.

Amat disayangkan, TNI tidak memberi penjelasan memadai ihwal pelatihan di Lebak. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa maksud pelatihan bela negara itu? Jika hal ini tak segera dijelaskan oleh TNI, tidak mustahil kelak TNI bisa kehilangan kepercayaan masyarakat.

Advertising
Advertising

TNI seharusnya segera menjelaskan dan merumuskan dengan tegas apa yang dimaksudkan sebagai pelatihan bela negara, agar masalah ini tidak menjadi "bola liar" dalam suasana negeri yang sedang panas karena pilkada dan pergantian kepemimpinan nasional pada 2019.

Sebenarnya setiap warga negara Indonesia, tanpa kecuali, berhak mengikuti program bela negara. Pada pengujung 2015, Kementerian Pertahanan pernah mengusung program bela negara yang diam-diam masih berlanjut hingga kini. Waktu itu Kementerian memasang target 100 juta kader bela negara sebagai produk program tersebut dalam kurun 10 tahun. Namun, belakangan, program itu seperti masuk angin.

Untuk menguatkan rasa persatuan dan kebangsaan, tak ada salahnya program itu digelar kembalitentu dengan perbaikan program. Tak perlu takut pelatihan itu bakal dicap cuma menularkan semangat militeristik, jika program itu dirancang dengan baik. Toh, negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Korea Selatan, juga mewajibkan warganya ikut pelatihan bela negara.

Jika dirancang dengan baik, program bela negara bisa menanamkan kesetiaan warga negara kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan persatuan bangsa. Program seperti itulah yang dibutuhkan bangsa ini, saat ancaman perpecahan bangsa tampak begitu nyata di depan mata. Pemerintah dan TNI seharusnya memikirkan hal itu dan menggelarnya di berbagai daerah.

Berita terkait

New Rush GR Sport Tampil Lebih Segar untuk Keluarga Indonesia

1 menit lalu

New Rush GR Sport Tampil Lebih Segar untuk Keluarga Indonesia

Kesan mobil premium terlihat jelas pada bagian interior dengan balutan hitam di sejumlah elemen

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

9 menit lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

9 menit lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Legih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

9 menit lalu

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Legih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

Untuk warga di timur Jakarta, seperti Bekasi dan Depok, naik kereta cepat ke Surabaya bisa jadi lebih menghemat waktu daripada naik pesawat dari Soeta

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Tolak PKS Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

10 menit lalu

Alasan Partai Gelora Tolak PKS Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak Partai Keadilan Sejahtera atau PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

14 menit lalu

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

18 menit lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

20 menit lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya

IU Bawakan 27 Lagu Selama 3 Jam Konser di Jakarta, Semangat Fanchant dan Banjir Konfeti

21 menit lalu

IU Bawakan 27 Lagu Selama 3 Jam Konser di Jakarta, Semangat Fanchant dan Banjir Konfeti

IU terpukai dengan UAENA Indonesia yang tidak berhenti bernyanyi bersama selama konser yang berlangsung selama 3 jam.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

24 menit lalu

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

Light Rail Transit atau LRT Jabodebek mencatat jumlah pengguna selama Triwulan pertama 2024 mencapai 3.841.554 orang.

Baca Selengkapnya